Bom Bunuh Diri Meledak Dekat Truk Polisi Pakistan, Taliban Klaim Pembalasan Tewasnya Jubir

Taliban meledakkan bom bunuh diri dan menyerang mobil polisi yang akan mengamankan kampanye polio di Pakistan, Rabu (30/11/2022).

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Nov 2022, 15:01 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2022, 14:27 WIB
ilustrasi ledakan bom.
ilustrasi ledakan bom. (iStockphoto)

Liputan6.com, Lahore - Sebuah bom bunuh diri meledak di dekat truk yang membawa polisi dalam perjalanan mereka untuk melindungi pekerja polio di luar Quetta pada hari Rabu.

Serangan ini menewaskan dua orang dan melukai lebih dari 20 lainnya, mayoritas korban adalah polisi, kata para pejabat, dikutip dari AP News, Rabu (30/11/2022).

Seorang perwira polisi senior Pakistan, Ghulam Azfer Mehser mengatakan serangan itu terjadi ketika polisi sedang menuju ke pekerja polio, bagian dari program vaksinasi nasional yang diluncurkan sejak Senin.

Dia mengatakan pengeboman itu juga merusak sebuah mobil di dekatnya yang berisi satu keluarga.

Taliban Pakistan dalam sebuah pernyataan mengaku bertanggung jawab atas ledakan tersebut.

Dalam sebuah pernyataan, kelompok Tehrik-e-Taliban Pakistan (TTP) mengatakan serangan di Baluchistan menargetkan polisi untuk membalas pembunuhan mantan juru bicara mereka, Abdul Wali.

Abdul Wali dikenal luas sebagai Omar Khalid Khurasani. Dia tewas dalam serangan bom di provinsi Paktika, Afghanistan pada Agustus lalu. Kematiannya merupakan pukulan berat bagi kelompok tersebut.

Sementara itu, serangan Rabu ini terhadap polisi terjadi di tengah lonjakan kasus polio baru di kalangan anak-anak. Kampanye vaksinasi terbaru adalah yang keenam tahun ini dan akan berlangsung selama lima hari, bertujuan untuk menyuntik anak di bawah usia 5 tahun di daerah berisiko tinggi.

Gerakan itu ditujukan ke Islamabad dan di distrik-distrik berisiko tinggi di Punjab timur dan Provinsi Baluchistan barat daya, tempat serangan hari Rabu terjadi. Serangan itu menewaskan sedikitnya dua orang, termasuk seorang petugas polisi dan seorang anak.

Militan Pakistan Tolak Kampanye

Bom Bunuh Diri di Pakistan
Garis polisi dipasang di lokasi serangan bom bunuh diri di Peshawar, Pakistan, Senin (17/7). Kejadian bom bunuh diri ini diklaim dilakukan oleh Taliban. (AFP Photo/Abdul Majeed)

Kampanye serupa akan diluncurkan di barat laut pada minggu pertama bulan Desember. Pihak berwenang Pakistan memang meluncurkan kampanye itu secara teratur meskipun ada serangan terhadap pekerja dan polisi yang ditugaskan untuk melakukan vaksinasi.

Militan Pakistan menolak kampanye dan mengklaim bahwa vaksinasi adalah konspirasi Barat. Padahal, sejak April, Pakistan telah mendaftarkan 20 kasus polio baru, yang dapat menyebabkan kelumpuhan parah pada anak-anak.

Pakistan nyaris memberantas polio tahun lalu, dengan hanya satu kasus yang dilaporkan.

Saat ini, Pakistan dan Afghanistan adalah dua negara terakhir di mana polio belum diberantas.

Sementara itu, pengeboman hari Rabu terjadi dua hari setelah Taliban Pakistan mengakhiri gencatan senjata selama berbulan-bulan dengan pemerintah di Islamabad dan memerintahkan para pejuangnya untuk melanjutkan serangan di seluruh negeri, di mana sejumlah serangan mematikan dituding dilakukan oleh kelompok pemberontak.

Dalam pernyataan Senin (28/11), kelompok terlarang TTP mengatakan akan mengakhiri gencatan senjata lima bulan setelah tentara meningkatkan operasi melawan TTP.

 

Taliban Akhiri Gencatan Senjata

Setelah 13 Tahun, NATO 'Angkat Tangan' Lawan Taliban Afghanistan
NATO menutup pusat komando tempurnya di Kabul, Afghanistan mengakhiri operasi melawan Taliban dan Al-Qaida selama 13 tahun.

Pakistan dan TTP telah menyetujui gencatan senjata tak terbatas pada Mei lalu setelah pembicaraan di ibu kota Afghanistan. Taliban Pakistan adalah kelompok terpisah, tetapi merupakan sekutu Taliban Afghanistan yang merebut kekuasaan di Afghanistan lebih dari setahun lalu ketika pasukan AS dan NATO berada pada tahap akhir penarikan mereka.

Pengambilalihan Taliban di Afghanistan memberanikan TTP, yang para pemimpin dan pejuang utamanya bersembunyi di Afghanistan.

Kekerasan terbaru terjadi sehari setelah panglima militer baru Pakistan, Jenderal Asim Munir, mengambil alih komando.

Munir, mantan kepala intel, menggantikan Jenderal Qamar Javed Bajwa setelah dia pensiun dari jabatan tersebut setelah enam tahun menjabat. Selama menjabat, Bajwa telah menyetujui serangkaian operasi melawan militan di Baluchistan, barat laut, dan tempat lain di negara itu.

Serangan terbaru itu juga terjadi sehari setelah militer mengklaim telah membunuh 10 "teroris" dalam serangan di distrik Hoshab di provinsi Baluchistan.

Selama hampir dua dekade Baluchistan telah menjadi ajang pemberontakan tingkat rendah oleh separatis yang menuntut kemerdekaan dari pemerintah pusat di Islamabad. Pemerintah mengatakan telah memadamkan pemberontakan, tetapi kekerasan di provinsi itu terus berlanjut.

Polisi Pakistan Tangkap 9 Teroris di Wilayah Punjab

Ilustrasi bendera Pakistan
Ilustrasi (iStock)

Sementara itu, beberapa hari lalu, sembilan teroris ditangkap dalam operasi berbasis intelijen di provinsi Punjab timur Pakistan, kata Departemen Penanggulangan Terorisme (CTD) pada Sabtu (26/11).

Menurut CTD di Punjab, personel CTD melakukan operasi dengan bertindak berdasarkan informasi tentang keberadaan teroris di berbagai distrik di provinsi tersebut, dikutip dari Xinhua, Minggu (27/11/2022).

Para teroris yang ditangkap ingin menargetkan orang-orang penting, gedung-gedung pemerintah, dan instalasi sensitif di Punjab, kata CTD.

Mereka juga menambahkan bahwa para teroris itu adalah anggota organisasi terlarang.

CTD juga menyita alat peledak improvisasi, bahan peledak, detonator, dan bahan sensitif lainnya selama operasi.

Militan yang ditangkap dipindahkan ke lokasi yang tidak diketahui untuk interogasi lebih lanjut, kata polisi.

 

Penulis: Safinatun Nikmah.

Infografis Kejatuhan dan Kebangkitan Taliban di Afghanistan. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Kejatuhan dan Kebangkitan Taliban di Afghanistan. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya