AS Bantu 1 Miliar Dolar ke Ukraina dalam Bentuk Uang dan Alat Perang

Perdana Menteri Denys Shmyhal mengatakan bahwa Ukraina akan mendapatkan 1 miliar dolar AS dari mitranya untuk menghadapi musim dingin.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 14 Des 2022, 17:06 WIB
Diterbitkan 14 Des 2022, 16:03 WIB
Perang Ukraina Rusia
Petugas pemadam kebakaran bekerja setelah sebuah serangan pesawat tak berawak di gedung-gedung di Kyiv, Ukraina, Senin (17/10/2022). Pesawat tak berawak menghantam sejumlah gedung ibu kota Ukraina pada Senin pagi ledakan tesebut menggema di seluruh Kyiv dan menimbulkan kepanikan sehingga orang-orang berlarian ke lokasi yang aman. (AP Photo/Roman Hrytsyna)

Liputan6.com, Jakarta - Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal mengatakan bahwa akan mendapatkan 1 miliar dolar AS dari mitranya untuk menghadapi musim dingin.

Hal ini dikonfirmasi oleh layanan pers pemerintah Ukraina, dikutip dari Xinhua, Rabu (14/12/2022).

Shmyhal membuat pernyataan tersebut saat konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna di konferensi internasional "Standing With the Ukrainian People" yang diadakan di Paris, Prancis.

Dari bantuan itu, 500 juta dolar akan dialokasikan ke Ukraina sebagai hibah.

Sedangkan sisanya akan dikirimkan dalam bentuk barang, jasa dan pinjaman, kata Shmyhal.

Menurut dia, Ukraina akan menerima sebagian besar bantuan pada akhir tahun ini.

Awal pekan ini, Shmyhal mengatakan bahwa negaranya membutuhkan setidaknya 1 miliar dolar untuk dukungan darurat infrastruktur energi yang rusak akibat serangan Rusia.

Tiga Ledakan Terdengar di Ibu Kota Ukraina, Layanan Darurat Dikerahkan

Ilustrasi perang Rusia Ukraina. (Unsplash/Ahmed Zalabany @zalab8)
Ilustrasi perang Rusia Ukraina. (Unsplash/Ahmed Zalabany @zalab8)

Sementara itu, tiga ledakan terdengar di pusat ibu kota Ukraina, Kyiv.

Dilansir Al Jazeera, Rabu (14/12/2022), Wali Kota Vitali Klitschko mengatakan layanan darurat telah dikirim ke distrik Shevchenkivskyi.

"Rinciannya nanti," tambahnya di saluran Telegramnya.

Oleksiy Goncharenko, seorang politikus Ukraina, mengatakan di Twitter bahwa dia telah mendengar tiga ledakan pada pukul 06.30 waktu setempat (04:30 GMT).

Alarm serangan udara berbunyi pada pukul 05.55 pagi (03:55 GMT) dengan penduduk didesak untuk tetap tinggal di tempat penampungan sampai semuanya aman.

"Warga Ukraina bangun bukan dari jam alarm, tetapi dari ledakan," tulis Goncharenko. 

“Terima kasih kepada tetangga Rusia! Selamat pagi!"

Sistem pertahanan udara diaktifkan dan “mencapai sasaran” kata gubernur Oblast Kyiv Oleksiy Kuleba.

Ledakan itu terjadi ketika Ukraina meminta sekutunya untuk menyediakan sistem pertahanan udara yang lebih canggih untuk membantunya menembak jatuh rudal dan pesawat tak berawak Rusia. Pesawat itu diketahui telah menghancurkan infrastruktur energi negara itu, dan meninggalkan jutaan orang tanpa pemanasan di musim dingin yang pahit.

Zelenskyy mengatakan daerah lain yang mengalami kondisi "sangat sulit" dengan pasokan listrik termasuk ibu kota Kyiv dan wilayah Kyiv, serta empat wilayah di Ukraina barat dan wilayah Dnipropetrovsk di tengah negara.

Laporan pada hari Selasa mengatakan Amerika Serikat sedang menyelesaikan rencana untuk mengirim sistem pertahanan udara Patriot yang canggih ke Ukraina.

Sistem Pertahanan Ukraina

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengunjungi garis depan negaranya di tengah invasi Rusia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengunjungi garis depan negaranya di tengah invasi Rusia. Dok: Situs resmi Presiden Ukraina.

Menurut pejabat, rencana AS adalah mengirim satu baterai Patriot. Baterai Patriot yang dipasang di truk mencakup hingga delapan peluncur, yang masing-masing dapat menampung empat rudal.

Seluruh sistem, yang mencakup radar array bertahap, stasiun kontrol, komputer, dan generator, biasanya membutuhkan sekitar 90 tentara untuk mengoperasikan dan memelihara.

Namun, hanya tiga tentara yang dibutuhkan untuk benar-benar menembakkannya, menurut Angkatan Darat AS.

Infrastruktur Ukraina Jadi Sasaran

Pelatihan Militer Rekrutan Rusia untuk Perang Lawan Ukraina
Seorang rekrutan menembakkan senapan mesin saat pelatihan militer di lapangan tembak di wilayah Krasnodar, Rusia, 21 Oktober 2022. Presiden Rusia Vladimir Putin beberapa waktu lalu mengumumkan mobilisasi militer parsial. Akan ada 300.000 tentara cadangan dikirim berperang ke Ukraina. (AP Photo)

Moskow telah menghantam infrastruktur energi Ukraina kira-kira setiap minggu sejak awal Oktober, karena terpaksa mundur di beberapa medan pertempuran dalam perang yang hampir berlangsung 10 bulan.

Rentetan rudal minggu lalu menewaskan sedikitnya empat orang dan mematikan listrik tepat saat pemadaman darurat setelah serangan sebelumnya akan segera berakhir.

Pada bulan Oktober, beberapa orang tewas di Kyiv menyusul serangkaian serangan termasuk yang disebut drone kamikaze.

Infografis Ragam Tanggapan Kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Ragam Tanggapan Kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya