Inggris Akan Kirim Tank Tempur Canggih ke Ukraina Lawan Rusia

Perdana Menteri Rishi Sunak mengindikasikan bahwa Inggris akan mengirim beberapa tank tempur utamanya ke Ukraina.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 15 Jan 2023, 13:04 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2023, 13:04 WIB
Tank AMX-10 RC
Prancis mengumumkan akan mengirimkan AMX-10 ke Ukraina untuk melawan pasukan Rusia (Dok. AFP)

Liputan6.com, London - Perdana Menteri Rishi Sunak mengindikasikan bahwa Inggris akan mengirim beberapa tank tempur utamanya ke Ukraina.

Tak hanya itu, Inggris juga akan memberi dukungan artileri tambahan usai melakukan sambungan telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Dari laporan media Inggris, negara tersebut akan mengirim tank Challenger 2 untuk membantu Ukraina melawan pasukan Rusia setiap hari melakukan penyerangan.

Dikutip dari laman NST.com.my, Minggu (15/1/2023), Downing Street No 10 mengatakan bahwa Inggris akan mengoordinasikan dukungannya bersama sekutu, setelah Jerman, Prancis, dan Amerika Serikat mengindikasikan pekan lalu bahwa akan menyediakan kendaraan lapis baja ke Ukraina.

"Perdana Menteri menyampaikan ambisi Inggris untuk mengintensifkan dukungan kami ke Ukraina, termasuk melalui penyediaan tank Challenger 2 dan sistem artileri tambahan," kata juru bicara Sunak.

"Mereka sepakat tentang perlunya memanfaatkan momen ini dengan percepatan militer global dan dukungan diplomatik ke Ukraina."

Challenger 2 adalah tank tempur yang dirancang untuk menyerang tank lain, dan telah beroperasi dengan Angkatan Darat Inggris sejak tahun 1994.

Tank ini pernah dikerahkan di Bosnia dan Herzegovina, Kosovo dan Irak.

"Perdana Menteri Sunak dan Presiden Zelensky menyambut baik komitmen internasional lainnya dalam hal ini, termasuk tawaran Polandia untuk menyediakan kompi tank Leopard," kata juru bicara Sunak.

Andriy Yermak, kepala staf presiden Ukraina, berterima kasih kepada Inggris atas paket pertahanan barunya.

"Ini merupakan kontribusi penting untuk mempertahankan kebebasan dan demokrasi di Eropa. Kami berterima kasih kepada Rishi Sunak dan rakyat (Inggris) atas bantuannya," tulisnya di Twitter.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Rusia Klaim Rebut Kota Soledar, Ukraina Membantahnya

FOTO: Tanda Perdamaian Raksasa dari Belgia untuk Perang di Ukraina
Bendera Ukraina berkibar ditiup angin saat tanda perdamaian raksasa dipasang para demonstran jelang KTT Uni Eropa dan NATO di Brussels, Belgia, 22 Maret 2022. Pengunjuk rasa meminta para pemimpin Uni Eropa memberlakukan larangan penuh terhadap bahan bakar Rusia. (AP Photo/Geert Vanden Wijngaert)

Rusia mengaku pasukannya berhasil menguasai Kota Soledar di Ukraina, yang menjadi rumah bagi tambang garam terbesar di Eropa, setelah pertempuran sengit selama berminggu-minggu. Klaim tersebut dibantah Ukraina yang mengatakan bahwa pasukannya masih berjuang di kota itu.

Klaim kemenangan atas Kota Soledar disampaikan Kementerian Pertahanan Rusia pada Jumat (14/1/2023). Mereka mengatakan, Rusia menguasai Soledar pada Kamis malam.

Kemhan Rusia menilai bahwa perebutan Soledar penting bagi kelanjutan kesuksesan operasi ofensif di wilayah Donetsk.

"Menetapkan kendali atas Soledar memungkinkan untuk memutus rute pasokan pasukan Ukraina di Bakhmut," ungkap juru bicara Kemhan Rusia Igor Konashenkov seperti dikutip dari CNN, Sabtu (14/1).

Lebih lanjut, Kemhan Rusia menerangkan bahwa perebutan Soledar dimungkinkan karena serangan terhadap musuh yang terus-menerus, termasuk dengan artileri sekelompok pasukan Rusia. Dalam pernyataannya, Kemhan Rusia tidak menyertakan Wagner, kelompok pasukan bayaran yang belum ini telah lebih dulu mengklaim perebutan Soledar.

"Selama tiga hari, lebih dari 700 prajurit Ukraina dan lebih dari 300 unit Angkatan Bersenjata Ukraina dihancurkan di dekat Kota Soledar," ujar Kemhan Rusia.


Ukraina Bantah Perebutan Soledar

Jelang Natal, Perang Rusia - Ukraina Jalan Terus
Tentara Ukraina menembakkan mortir ke arah posisi Rusia di dekat Bakhmut, wilayah Donetsk, Ukraina, 22 Desember 2022. Menurut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Rusia seharusnya mulai melakukan penarikan pasukan karena sudah menjelang Natal, yang bisa juga menjadi langkah untuk mengakhiri konflik. (AP Photo/Libkos)

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pidatonya pada Jumat malam menegaskan bahwa pihaknya terus memerangi pasukan Rusia di Kota Soledar.

Sebelumnya, juru bicara militer Sergiy Cherevaty mengatakan pasukan Ukraina telah mengendalikan situasi dalam kondisi sulit.

Pada Jumat pagi, Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Maliar mengakui bahwa pertempuan pada Kamis malam "panas". Lebih lanjut dia mengatakan, "Pasukan Ukraina dengan berani mencoba mempertahankan garis, meskipun Rusia mengklaim telah menguasai wilayah itu."

Bagaimanapun, Maliar tidak menampik bahwa Kota Soledar telah menjadi salah satu medan perang paling berdarah.

"Ini adalah fase perang yang sulit, tetapi kami akan menang. Tidak ada keraguan," ungkap Maliar.

Di lain sisi, kepada Al Jazeera, tentara Ukraina mengungkapkan perkiraan bahwa Soledar akan "segera jatuh".

"Mereka mengatakan hanya ada sedikit tentara Ukraina yang tersisa di Soledar dan ada rencana untuk mengeluarkan sisanya," kata Charles Stratford dari Al Jazeera, yang melaporkan dari pinggiran Bakhmut.


Perebutan Soledar Membuka Jalan ke Bakhmut

FOTO: Tentara Ukraina Gempur Posisi Rusia Pakai Senjata AS
Tentara Ukraina memindahkan howitzer M777 yang dipasok Amerika Serikat (AS) ke posisi untuk menembaki posisi Rusia di wilayah Donbas, Ukraina, 18 Juni 2022. (AP Photo/Efrem Lukatsky)

Ratusan tentara Rusia dan Ukraina dilaporkan tewas dalam pertempuran di Soledar, kota yang berada di Donetsk, satu dari empat wilayah yang dianeksasi secara sepihak oleh Moskow pada September 2022.

Dan perebutan Soledar dari Ukraina dipastikan akan memberikan "tekanan besar" pada Bakhmut, kota selanjutnya yang disebut menjadi target Rusia.

"Pemandangan di dalam kota (Bakhmut) benar-benar luar biasa, hampir tidak ada satu bangunan pun, terutama di tengah, yang tidak hancur sebagian atau seluruhnya," ungkap Stratford. "Jalanan hampir sepi, hanya ada sangat sedikit warga sipil dan yang menarik, sangat sedikit militer. Ada banyak senjata berat."

"Setelah sekitar dua jam (di dalam kota), kami diberi peringatan untuk bergerak oleh pasukan khusus Ukraina karena menurut intelijen mereka, sekitar 600 tentara Rusia terlihat memasuki timur laut Bakhmut dan mengambil posisi baru."

Jatuhnya Soledar, akan menandai keberhasilan militer yang langka bagi Kremlin setelah serangkaian kemunduran di medan perang.

Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya