Liputan6.com, Jakarta - 14 Februari tentu identik dengan perayaan Hari Kasih Sayang. Pemberian kado seperti cokelat, bunga hingga kartu ucapan menjadi simbol dan ciri khas dari perayaan tersebut.
Kebanyakan orang biasanya merayakan cinta dengan pasangan atau orang terkasih mereka.
Namun rupanya, sejumlah peristiwa mengerikan dalam sejarah juga terjadi pada tanggal yang sama, yakni 14 Februari.
Advertisement
Dilansir laman Mental Floss, Selasa (31/1/2023), berikut adalah sejumlah peristiwa mengerikan dalam sejarah yang terjadi pada 14 Februari atau Hari Kasih Sayang:
1. Kematian Santo Valentine
Menurut salah satu versi sejarah Saint Valentine, ia adalah seorang pendeta biasa yang hidup pada abad ketiga Masehi. Dia menjalankan tugas imamatnya yang biasa pada saat Roma diperintah oleh Kaisar Claudius II, alias Claudius the Cruel.
Claudius mendapat kesan bahwa banyak pria yang enggan masuk ke dalam pasukan Romawinya adalah karena keterikatan yang kuat dengan istri dan kekasih mereka.
Baginya, solusinya sederhana yakni melarang semua pernikahan dan pertunangan untuk memastikan lebih banyak pria bergabung dengan barisan militer Romawi.
Valentine pun menyadari ketidakadilan dan kekejaman dari keputusan tersebut dan terus melakukan upacara pernikahan secara rahasia. Ketika Kaisar Claudius menemukan apa yang dilakukan pendeta itu, dia menghukumnya dengan dipukuli sampai mati dan kemudian, seolah-olah itu tidak cukup, kepalanya dipenggal. Valentine meninggal pada tanggal 14 Februari, sekitar tahun 270 Masehi.
Atas jasanya yang luar biasa atas nama cinta, Valentine pun dinobatkan sebagai santo. Bahkan saat ini, tengkoraknya dipajang di Basilika Santa Maria di Cosmedin, Roma.
2. Kematian Istri dan Ibu Theodore Roosevelt
Bagi mantan Presiden AS Theodore Roosevelt, Hari Valentine pada tahun 1884 adalah momen yang mengerikan. Itu adalah hari dimana dua wanita yang paling dicintai dalam hidupnya, meninggal hanya dalam selang beberapa jam.
Roosevelt memulai hari itu seperti biasa, mengerjakan pekerjaannya di Badan Legislatif Negara Bagian New York sampai akhirnya dia tiba-tiba dipanggil pulang. Dia tiba dan mengetahui bahwa ibunya, Mittie, telah meninggal mendadak karena demam tifoid.
Belakangan di hari yang sama, istri Roosevelt selama empat tahun, Alice Lee, meninggal karena penyakit radang ginjal. Dia melahirkan putri mereka bernama Alice, hanya dua hari sebelumnya.
Buku harian Roosevelt untuk hari itu pun ditandai dengan X dan tulisan yang berbunyi, "Cahaya telah hilang dari hidupku."
Peristiwa tragis hari itu kemudian menghancurkan Roosevelt.
Setelah menyelesaikan masa jabatannya di Badan Legislatif Negara Bagian New York, dia meninggalkan New York menuju wilayah Dakota. Di sana, ia menjalani kehidupan peternakan dan berperan sebagai sheriff lokal selama dua tahun.
Roosevelt kemudian kembali ke Pantai Timur, menjadi gubernur New York, dan pada tahun 1900, menjadi pasangan calon wakil presiden William McKinley. Ketika McKinley dibunuh pada tahun 1901, Roosevelt memulai tugas delapan tahun di Gedung Putih sebagai presiden ke-26 Amerika Serikat.
Roosevelt akhirnya menemukan cinta dengan Edith Kermit Carow, yang dinikahinya pada Desember 1886.
Advertisement
3. Pembunuhan Saingan Al Capone
Di Chicago tahun 1920-an, beberapa geng menguasai jalanan.
Ketika itu, Era Larangan berlaku penuh, menjadikan usaha ilegal seperti penjualan alkohol sangat menguntungkan. Ini bersamaan dengan bisnis lainnya seperti perjudian dan prostitusi.
Dalam hal ini, setiap gangster menginginkan bagian mereka. Capone, sebagai gembong mafia geng, meraup lebih dari $60 juta dalam usaha bisnisnya.
Saingan utamanya tidak lain adalah George "Bugs" Moran, salah satu gembong Chicago saat itu.
Pada tanggal 14 Februari 1929, pria bersenjata berpakaian polisi memasuki garasi salah satu operasi bajakan Bugs Moran dan berpura-pura menangkap ketujuh pria di sana.
Petugas polisi bohongan tersebut kemudian membariskan mereka dan menembak mereka saat mereka berdiri menghadap tembok di tempat itu. Capone tidak pernah didakwa atas kejahatan tersebut.
Namun, semua dakwaan mengarah kepada Capone, karena ketujuh pria yang terbunuh itu terkait dengan Bugs Moran.
4. Insiden Bom di Praha
Tanggal 14 Februari 1945, merupakan hari yang menyedihkan bagi warga Praha.
Pasukan sekutu membom Praha lantaran mengira itu adalah kota Jerman Dresden —target sebenarnya dari serangan itu. Serangan udara yang tidak disengaja itu mengakibatkan 701 kematian dan 1184 luka-luka, dan semuanya warga sipil.
Selain itu, ratusan rumah dan situs sejarah hancur dan 11.000 orang kehilangan tempat tinggal.
Kesalahan navigasi dikatakan sebagai penyebab salah perhitungan yang mematikan. Radar pesawat tidak berfungsi dengan baik, memaksa skuadron Angkatan Udara Angkatan Darat Kedelapan untuk secara manual menghitung jarak ke target mereka di Dresden, yang terletak 75 mil barat laut Praha.
Tapi perhitungan mereka meleset. Karena kesalahan besar itu, satu skuadron 40 Benteng Terbang B-17 secara keliru menjatuhkan 152 ton bom ke orang-orang Praha yang tidak bersalah.
Advertisement
5. Kebakaran di Sebuah Klub Malam
Bagi orang-orang yang berkumpul di Klub Malam Stardust di Dublin untuk pesta disko Hari Valentine, 14 Februari 1981 menjadi hari yang tragis. Dari 841 pengunjung yang menghadiri pesta tersebut, 48 orang tewas dan 200 luka-luka.
Tepat setelah tengah malam tanggal 14 Februari, kebakaran mulai terjadi di ruang atap di atas klub.
Dengan musik yang menggelegar di antara kemeriahan pesta, tidak ada yang memperhatikan api sampai akhirnya melelehkan bahan atap dan zat panas mulai berjatuhan ke kepala para pengunjung pesta.
Kepanikan pun terjadi.
Orang-orang bergegas ke pintu keluar namun kesulitan untuk menyelamatkan diri.
Pintu keluar darurat digembok, jendela disegel, dan meja dan kursi yang berlebihan membuat pengunjung kesulitan keluar.
Petugas tanggap darurat pun dikirim ke lokasi kebakaran, tetapi tragisnya, banyak orang di dalamnya sudah tidak bisa menyelamatkan diri. Akibatnya, rumah sakit Dublin dibanjiri orang yang terluka dan sekarat.
Pasca kejadian, kebakaran itu disebut terjadi karena pembakaran pada saat itu. Namun pada tahun 2022, lebih dari 40 tahun setelah tragedi tragis tersebut, keluarga korban memperbarui permintaan mereka untuk pemeriksaan baru karena kurangnya bukti yang menunjukkan pembakaran sebagai penyebab kebakaran.