Golden Jubilee: ASEAN-Jepang Makin Mesra di 50 Tahun Hubungan

ASEAN-Jepang terus mesra dalam 50 tahun hubungannya.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 13 Feb 2023, 19:08 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2023, 18:30 WIB
Simposium 50 Tahun Hubungan ASEAN-Jepang.
Simposium 50 Tahun Hubungan ASEAN-Jepang. Hadir sejumlah tokoh yang berpose gandeng tangan ala ASEAN: Dubes Jepang untuk RI Kanasugi Kenji, Mantan Menlu RI Marty Natalegawa, Founder FPCI Dino Patti Djalal, Dubes Jepang untuk ASEAN Kiya Masahiko, dan Dirjen Kerja Sama ASEAN Kemlu RI Sidharto Suryodipuro. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah ASEAN dan Jepang menyambut awal 2023 dengan sebuah simposium komemoratif bertajuk "Golden Friendship with the Epicentrum of Growth". Acara digelar di Jakarta pada Senin (13/2/2023), melibatkan para diplomat, pakar hubungan internasional, dan pelajar dari ASEAN dan Jepang. 

Tajuk "Golden Friendship" ini menandakan hubungan selama 50 tahun yang menandakan perayaan emas (golden jubilee), sementara "Epicentrum of Growth" merupakan bagian dari tema ASEAN 2023 yang dipimpin Indonesia.

Mantan Wakil Menteri Luar Negeri RI dan founder Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal dalam pidato pembukanya memuji kemampuan diplomatik Jepang karena berhasil meraih kepercayaan yang tinggi di ASEAN.

"Jepang tidak hanya bagus dalam meraih kepercayaan strategis, tetapi juga menjaganya," ujar Dino Patti Djalal.

Lebih lanjut, ia menyorot bahwa zaman dulu hubungan Jepang-ASEAN memang berat, tetapi kini relasi telah berkembang dengan baik.

"Jika kamu lihat sekarang, bagaimana saya melihat hubungan Jepang hari ini, yang luar biasa adalah kamu tidak melihat adanya beban sejarah. Ada sikap yang kuat untuk melihat ke masa depan," ucap Dino.

Menteri Luar Negeri Jepang Hayashi Yoshimasa turut menyampaikan harapannya pada ASEAN di hubungan 50 tahun ini. 

"Jepang adalah negara pertama di dunia yang menjadi mitra ASEAN. Pada setengah abad setelahnya, Jepang dan ASEAN telah bekerja bersama tak hanya sebagai mitra dekat bisnis, tetapi juga sebagai sahabat sejati pada hubungan hati ke hati," ujar Menlu Hayashi.

Pada hubungan 50 tahun ini, Jepang mendukung konsep ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP). Menlu Hayashi berkata prinsip AOIC dapat bersanding dengan konsep Free and Open Indo-Pacific (FOIP) yang diluncurkan oleh Jepang. 

Empat area kerja sama antara AOIC dan FOIP yang disorot Menlu Hayashi adalah isu kerja sama maritim, konektivitas, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), dan ekonomi. 

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi juga menyampaikan pesannya melalui video. Ia berharap ASEAN dan Jepang bisa bekerja sama untuk menjaga perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan di kawasan Indo-Pasifik. 

"Saya harap ASEAN dan Jepang bisa memperkuat kemitraan berdasarkan rasa saling hormat dan saling menguntungkan," ujar Menlu Retno Marsudi.

 

 

ASEAN Siap Sambut Timor Leste

Menlu RI Retno Marsudi dan Sekjen ASEAN Kao Kim Hourn.
Menlu RI Retno Marsudi dan Sekjen ASEAN Kao Kim Hourn. Dok: Kemlu RI

Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan, Indonesia tengah mempersiapkan keanggotaan penuh bagi Timor Leste sebagai bagian dari Association of Southeast Asian Nations (ASEAN). Menurut Jokowi, hal itu dilakukan sebab Indonesia adalah pemegang tongkat keketuaan ASEAN.

"Sesuai hasil Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN di Phnom Penh, Timor Leste secara prinsip telah diterima sebagai anggota ASEAN. Roadmap untuk keanggotaan penuh sedang dipersiapkan dan dipimpin oleh Indonesia," ujar Jokowi usai pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Taur Matan Ruak dari Timor Leste di Istana Kepresidenan Bogor, Senin (13/2). 

Jokowi menyampaikan, sebagai ketua ASEAN saat ini, Indonesia melihat Timor Leste telah mengikuti sejumlah pertemuan yang dihelat oleh ASEAN dengan status sebagai observer. Termasuk pertemuan para menteri luar negeri ASEAN awal Februari lalu.

"Saya senang Timor Leste secara prinsip sudah diterima sebagai anggota ASEAN," bangga Jokowi.

Timor Leste diakui sebagai anggota ke-11 dari ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) usai KTT ASEAN ke-40 dan ke-41 Phnom Penh, Kamboja.

Menurut pernyataan ASEAN Leaders' Statement on the Application of Timor-Leste for ASEAN Membership disepakati bahwa Timor Leste akan diberikan status observer atau pengamat dalam organisasi ini.

"Para Pemimpin Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, berkumpul di Phnom Penh, Kerajaan Kamboja untuk KTT ASEAN ke-40 dan ke-41 dan KTT Terkait, dengan mempertimbangkan hasil Misi Pencari Fakta ke Timor-Leste yang dilakukan oleh Badan Politik ASEAN - Komunitas Keamanan, Komunitas Ekonomi ASEAN dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN, dan menyepakati prinsip mengakui Timor-Leste sebagai anggota ASEAN yang ke-11," bunyi pernyataan tersebut.

Batas Darat dan Maritim RI-Timor Leste

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyambut hangat Perdana Menteri Republik Demokratik Timor Leste, Taur Matan Ruak di Istana Kepresidenan Bogor pada Senin (13/2/2023).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyambut hangat Perdana Menteri Republik Demokratik Timor Leste, Taur Matan Ruak di Istana Kepresidenan Bogor pada Senin (13/2/2023). (Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga memastikan, Indonesia terus berkomitmen untuk mengintensifkan pembahasan mengenai pengembangan kawasan ekonomi di perbatasan antara Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Oikuse di Timor Leste.

Menurut Jokowi, hal itu penting untuk dapat terus mendukung kerja sama ekonomi khususnya pengembangan kawasan ekonomi di wilayah perbatasan kedua negara. 

"Kita sepakat untuk mendorong dimulainya perundingan pembentukan bilateral investment treaty," kata Jokowi usai pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Taur Matan Ruak.

Jokowi menambahkan, Indonesia juga menyambut baik peningkatan konektivitas darat antara lain peluncuran perdana trayek rute Kupang-Dili dengan moda transportasi dan secara khusus saya juga mendorong agar biaya logistik transportasi laut untuk kegiatan bisnis dapat diturunkan.

Soal pengelolaan kawasan perbatasan, lanjut Jokowi, Indonesia dan Timor Leste dipastikan telah menyepakati untuk segera menyelesaikan dua segmen perbatasan darat yang tersisa pada tahun ini. Pertama, segmen Noelbesi-Citrana dan segmen Vijaya Sunan-Open.

"Penyelesaian perundingan batas darat ini penting untuk dapat memulai perundingan maritim dan pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Polpoli," jelas Jokowi.

Infografis Yuk! Pakai Masker dan Segera Vaksin Covid-19
Infografis Yuk! Pakai Masker dan Segera Vaksin Covid-19 (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya