China dan Rusia Patroli di Dekat Alaska, AS Kirim 4 Kapal Perang Plus 1 Poseidon P-8

Patroli angkatan laut gabungan China dan Rusia pekan lalu, menurut ahli, merupakan armada terbesar yang pernah mendekati wilayah AS.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 07 Agu 2023, 16:03 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2023, 16:03 WIB
Bendera AS dan China berkibar berdampingan (AP/Andy Wong)
Bendera AS dan China berkibar berdampingan (AP/Andy Wong)

Liputan6.com, Washington - Amerika Serikat (AS) mengirim empat kapal perang serta sebuah pesawat pengintai setelah sejumlah kapal militer China dan Rusia melakukan patroli angkatan laut bersama di dekat Alaska pada pekan lalu.

Patroli angkatan laut gabungan, yang pertama kali dilaporkan Wall Street Journal, menurut ahli merupakan armada terbesar yang pernah mendekati wilayah AS.

"Ini sejarah pertama," ungkap Brent Sadler, seorang pensiunan kapten Angkatan Laut dan peneliti senior di Heritage Foundation kepada Journal seperti dilansir The Guardian, Senin (7/8/2023).

Dia juga mengatakan bahwa kedekatan patroli China dan Rusia dengan Alaska adalah manuver yang sangat provokatif, mengingat perang Ukraina yang sedang berlangsung dan ketegangan politik antara AS dan China atas Taiwan.

Armada China dan Rusia itu sendiri telah pergi.

Komando Utara AS mengonfirmasi patroli angkatan laut gabungan China dan Rusia.

"Aset udara dan maritim di bawah komando kami melakukan operasi untuk memastikan pertahanan AS dan Kanada. Patroli tetap berada di perairan internasional dan tidak dianggap ancaman," ungkap Komando Utara AS.

Komando Utara AS tidak merinci jumlah kapal China dan Rusia yang melakukan patroli, lokasi, dan waktu persisnya. Namun, senator AS dari Alaska mengatakan bahwa armada tersebut terdiri dari 11 kapal perang China dan Rusia di dekat Kepulauan Aleutian.

Sementara AS mengirimkan empat kapal perusak dan pesawat patroli Poseidon P-8.

China: Patroli Tidak Menargetkan Pihak Manapun

Ilustrasi Bendera China (AFP/STR)
Ilustrasi Bendera China (AFP/STR)

Dalam pernyatannya kepada Journal, juru bicara Kedutaan Besar China di Washington DC Liu Pengyu menuturkan bahwa patroli tersebut tidak menargetkan pihak manapun.

"Menurut rencana kerja sama tahunan antara militer China dan Rusia, kapal angkatan laut kedua negara baru-baru ini melakukan patroli maritim bersama di perairan yang relevan di Samudra Pasifik barat dan utara," ungkap Liu Pengyu. "Tindakan ini tidak menargetkan pihak ketiga manapun serta tidak ada hubungannya dengan situasi internasional dan regional saat ini."

The Journal melaporkan bahwa kapal perusak yang dikirim sebagai respons AS antara lain adalah USS John S McCain, USS Benfold, USS John Finn dan USS Chung-Hoon.

Senator Alaska Lisa Murkowski dan Dan Sullivan mengatakan bahwa mereka memantau situasi dengan cermat.

"Ini adalah pengingat nyata akan kedekatan Alaska dengan China dan Rusia, serta peran penting yang dimainkan negara (bagian) kita dalam pertahanan nasional dan kedaulatan teritorial AS," ungkap Murkowski.

Sementara itu, Sullivan mengatakan, "Serbuan oleh 11 kapal perang China dan Rusia yang beroperasi bersama -di lepas pantai Alaska- adalah satu pengingat lagi bahwa kita memasuki era baru agresi otoriter yang dipimpin oleh para diktator di Beijing dan Moskow."

Sullivan membandingkan situasi pekan lalu dengan September 2022, ketika seorang penjaga pantai AS melihat total tujuh kapal Angkatan Laut China dan Rusia di dekat Alaska.

"Musim panas lalu Angkatan Laut China dan Rusia melakukan operasi serupa di lepas pantai Alaska," terang Sullivan. "Saya sangat mendorong para pemimpin militer senior untuk siap dengan tanggapan yang jauh lebih kuat jika operasi gabungan angkatan laut China-Rusia terjadi di lepas pantai kami."

"Untuk alasan itu, saya senang melihat serangan terakhir ini bertemu dengan empat kapal perusak Angkatan Laut AS, yang mengirimkan pesan kuat … bahwa AS tidak akan ragu untuk melindungi dan mempertahankan kepentingan vital nasional kami di Alaska."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya