KTT G20 India, Jokowi Desak Hentikan Perang Demi Ciptakan Stabilitas Global

Indonesia, tegas Jokowi, berharap agar dunia menjadi satu keluarga besar yang saling membangun dan memiliki tujuan bersama untuk menciptakan kehidupan yang damai.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 10 Sep 2023, 13:19 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2023, 13:19 WIB
Kedatangan Presiden Jokowi di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 India disambut langsung oleh Perdana Menteri India (PM) Narendra Modi.
Kedatangan Presiden Jokowi di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 India disambut langsung oleh Perdana Menteri India (PM) Narendra Modi. (Dok. Instagram/@jokowi)

Liputan6.com, New Delhi - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menuturkan bahwa Indonesia berharap agar dunia menjadi satu keluarga besar yang saling membangun dan memiliki tujuan bersama untuk menciptakan kehidupan yang damai. Hal tersebut disampaikan Jokowi saat mengikuti sesi kedua KTT G20 India pada Sabtu (9/9/2023), yang mengangkat topik dengan tema "One Family".

"Saya setuju, jika dunia ini layaknya satu keluarga besar namun, keluarga yang Indonesia harapkan adalah keluarga yang saling membangun, saling peduli, dan memiliki satu tujuan bersama yaitu menciptakan kehidupan yang damai dan makmur," tutur Jokowi seperti dikutip dari pernyataan tertulis yang dirilis Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Minggu (10/9).

Menurut Jokowi, sejumlah hal harus dilakukan untuk mewujudkan tujuan itu, termasuk menciptakan stabilitas global dengan menghentikan perang.

"Kita harus hentikan perang, berpegang teguh pada hukum internasional, dan bahu-membahu wujudkan inklusifitas," kata Jokowi.

Lebih lanjut, Jokowi menegaskan bahwa saat ini Indonesia terus mendorong ASEAN untuk menjadi jangkar stabilitas kawasan di Indo-Pasifik. Hal itu dilakukan karena saat ini, ujar Jokowi, dunia membutuhkan safe house.

"Sebagai Ketua ASEAN, Indonesia terus mendorong ASEAN untuk jadi jangkar stabilitas kawasan yang memiliki habit of dialogue dan habit of cooperation di Indo-Pasifik karena dunia butuh penetral, butuh safe house," tegas Jokowi.

Hal lainnya yang dinilai dapat membantu mewujudkan kehidupan yang damai dan makmur adalah dengan menjaga solidaritas antarnegara. Jokowi menilai pengategorian negara yang terkesan mengotak-ngotakkan harus segera diakhiri.

"Kita perlu akhiri dikotomi yang mengotak-ngotakkan, utara dan selatan, maju dan berkembang, maupun timur dan barat," ungkap Jokowi. 

Kerja sama dan ruang dialog, sebut Jokowi, harus terbuka bagi semua pihak dan hak semua negara tidak boleh dikesampingkan, termasuk juga hak negara-negara berkembang. Oleh karenanya, Jokowi menyatakan bahwa Indonesia akan terus menyampaikan suara dan kepentingan negara-negara Kawasan Selatan Dunia (Global South).

"Indonesia akan terus menggaungkan suara dan kepentingan Global South, serta mendorong representasi kawasan yang lebih luas. Untuk itu, saya menyambut keikutsertaan Uni Afrika dalam G20 ini," jelasnya.

Kerja Sama yang Setara dan Inklusif

Presiden Jokowi hadiri KTT G20 di Bharat Mandapam, IECC, Pragati Maidan, New Delhi, India, pada Sabtu, 9 September 2023. (Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden)
Presiden Jokowi hadiri KTT G20 di Bharat Mandapam, IECC, Pragati Maidan, New Delhi, India, pada Sabtu, 9 September 2023. (Dok. Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden)

Tidak hanya itu, Jokowi juga turut menyampaikan bahwa solidaritas global dalam isu kesehatan juga harus terus diperkuat, salah satunya melalui mobilisasi pandemic fund.

"Melalui mobilisasi pandemic fund, komitmen USD 2 miliar perlu kita wujudkan," ujarnya.

Selanjutnya, Jokowi menyampaikan bahwa kesetaraan dapat pula membantu menciptakan dunia yang damai dan makmur, salah satunya melalui keadilan dalam reformasi dan transparansi global.

"Termasuk soal sistem perpajakan internasional, dengan pemenuhan akan hak pembangunan bagi semua, termasuk negara berkembang," kata presiden ke-7 Republik Indonesia tersebut.

Jokowi memberikan contoh salah satunya adalah dengan mendukung hilirisasi industri yang dilakukan oleh suatu negara dalam rangka melakukan lompatan pembangunan.

"Karena ini merupakan hak negara berkembang untuk lakukan lompatan pembangunan," tegasnya.

"G20 harus mendukung partisipasi negara berkembang dalam rantai pasok global serta mendorong ekosistem kerja sama yang setara dan inklusif."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya