Liputan6.com, Jakarta - Sebelum membahas karakteristik kepribadian yang meningkatkan risiko depresi, mari memahami perbedaan antara "mood sedih" biasa dan depresi klinis.Â
Mood sedih adalah pengalaman umum yang dialami oleh banyak orang dan biasanya bersifat sementara.Â
Baca Juga
Namun, ketika perasaan sedih ini mengganggu fungsi sehari-hari dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama, kita berbicara tentang depresi klinis.Â
Advertisement
Depresi klinis dapat menyebabkan berbagai gejala dan berdampak signifikan pada kehidupan seseorang.
Ada dua jenis depresi utama: melankolia dan depresi situasional.Â
Melankolia, yang seringkali memiliki faktor genetik, menyebabkan gejala psikomotor yang khas seperti pergerakan lambat, kekurangan energi, dan hilangnya kemampuan merasakan kesenangan dalam hidup.Â
Depresi situasional, di sisi lain, dipicu oleh stres sosial atau lingkungan, dan seringkali memiliki dasar psikologis atau kepribadian.
Sekarang, mari fokus pada karakteristik kepribadian yang dapat meningkatkan risiko depresi.Â
Merangkum penjelasan Gordon Parker, seorang ahli dalam gangguan suasana hati (mood), pendiri Black Dog Institute, dan Profesor Scientia di Universitas New South Wales, dari inverse.com, Selasa (12/9/2023).
Ia mengungkapkan bahwa ada 6 karakteristik kepribadian yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami depresi:
1. Kecemasan Secara Umum
Orang dengan tingkat kecemasan umum yang tinggi rentan terhadap depresi karena mereka cenderung khawatir, membesar-besarkan masalah, dan menerima segala sesuatu secara pribadi atau "dimasukkan ke hati." Atau dalam makna lain, gampang tersinggung.
2. Pemalu/Menutup DiriÂ
Individu yang cenderung pendiam, seringkali karena pernah diintimidasi atau dihina, mereka menganggap interaksi sosial sebagai ancaman dibandingkan berada sendirian.
3. Hipersensitif Terhadap Penilaian Orang Lain
Mereka yang merasa sangat terpengaruh oleh penilaian orang lain, baik itu pujian atau perasaan ditolak, memiliki risiko lebih tinggi mengalami depresi. Orang-orang ini sering merespons perasaan ini dengan tidur lebih banyak dan menginginkan makanan tertentu yang dapat mengatasi disfungsi emosional mereka.
4. Narsis dan Egois
Orang yang cenderung egois, mudah marah kepada orang lain, dan sering menyalahkan orang lain saat sesuatu tidak berjalan dengan baik, dapat lebih rentan terhadap depresi.
5. Masa Muda yang Kurang Beruntung
Individu yang diabaikan atau dianiaya pada masa muda dan memiliki harga diri rendah, cenderung mengulang siklus kekurangan dan penyalahgunaan ini dalam hubungan dewasa mereka, meningkatkan risiko depresi.
6. Perfeksionis
Orang yang rentan terhadap kritik, kehilangan rasa bangga, dan memiliki sedikit strategi adaptif terhadap stres, juga dapat berisiko mengalami depresi.
Semua ini dapat mempengaruhi cara seseorang menangani stres dan tekanan dalam kehidupan mereka.
Sementara karakteristik ini dapat meningkatkan risiko depresi, penting untuk diingat bahwa depresi adalah kondisi yang kompleks dan multifaktorial.Â
Ini dapat dipicu oleh kombinasi faktor biologis, psikologis, dan sosial.Â
Oleh karena itu, penting untuk mendekati setiap kasus depresi dengan perhatian khusus dan perawatan yang sesuai.Â
Dengan memahami karakteristik kepribadian yang berkontribusi pada risiko depresi, kita dapat lebih baik memahami dan mengatasi tantangan ini dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan mental kita sendiri dan orang lain.
Advertisement