Pria Peru Ditangkap Usai Kirim Ratusan Teror Bom Palsu ke Sekolah hingga Sinagoge di AS

Kementerian Kehakiman AS menyatakan bahwa pihak berwenang Peru menangkap Eddie Manuel Nunez Santos (33) di Lima pada Selasa (26/9/2023). Nunez Santos mengirimkan ancaman-ancamannya itu antara 15 - 21 September 2023.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 29 Sep 2023, 18:35 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2023, 18:35 WIB
Ilustrasi bom. (Unsplash/Zeferli)
Ilustrasi bom. (Unsplash/Zeferli)

Liputan6.com, Washington - Seorang pria Peru ditangkap karena mengirimkan lebih dari 150 ancaman bom palsu ke sekolah, bandara, rumah sakit, pusat perbelanjaan hingga sinagoge di Amerika Serikat (AS), setelah gadis-gadis remaja menolak mengiriminya gambar-gambar eksplisit.

Gambar eksplisit merujuk pada gambar telanjang atau seseorang yang melakukan tindakan seksual.

Kementerian Kehakiman AS menyatakan bahwa pihak berwenang Peru menangkap Eddie Manuel Nunez Santos (33) di Lima pada Selasa (26/9/2023). Nunez Santos mengirimkan ancaman-ancamannya itu antara 15 - 21 September 2023.

Ancaman bom palsu yang dikirim Nunez Santos memicu evakuasi dan sejumlah gangguan lainnya.

Menurut penyelidik Nunez Santos yang merupakan seorang pengembang situs web menyamar sebagai remaja laki-laki bernama Lucas saat berkomunikasi dengan remaja perempuan di platform game online.

Jaksa mengatakan bahwa dia meminta setidaknya dua dari remaja perempuan, termasuk seorang anak berusia 15 tahun, untuk menunjukkan gambar eksplisit dan mengancam akan mengebom sekolah mereka jika mereka menolak.

Pada 15 September, FBI mulai menerima laporan teror bom palsu melalui email terhadap berbagai bangunan publik di New York, Pennsylvania, Connecticut, Arizona, dan Alaska.

Ancaman termasuk dikirim ke setidaknya tiga sinagoge di wilayah New York selama Rosh Hashana, hari libur Tahun Baru Yahudi. Ada yang menyatakan bahwa bom pipa di gedung itu "akan meledak dalam beberapa jam" dan "banyak orang tak bersalah akan mati".

Dua hari kemudian, sekolah-sekolah di Pennsylvania juga mulai menerima ancaman. Salah satunya mengakibatkan evakuasi lebih dari 1.100 siswa di 20 sekolah berbeda.

Akibat email tersebut, kata jaksa, polisi dikerahkan, sekolah dievakuasi dan ditutup, penerbangan ditunda, dan rumah sakit ditutup.

Memicu Ketakutan

Ilustrasi Pengadilan
Ilustrasi Pengadilan. (Freepik/Jcomp)

Penyelidik kemudian dapat melacak keterkaitan email, nomor telepon, dan IP addresses ancaman bom dengan email kantor Nunez Santos.

"Kampanye ancaman bom palsu yang tiada henti dari terdakwa menyebabkan mobilisasi segera oleh otoritas federal dan negara bagian, mengalihkan sumber daya penting penegakan hukum dan keselamatan publik, dan menyebabkan ketakutan di ratusan komunitas di seluruh negeri ini," kata Jaksa AS Damian Williams.

"Terdakwa diduga terlibat dalam tindakan tercela dan merusak sosial ini sebagai upaya balas dendam terhadap gadis remaja yang menolak permintaan foto telanjang dan seksual eksplisit."

Lima dakwaan terhadap Nunez Santos dibuka pada Kamis (28/9), termasuk mengirimkan pesan ancaman dan hoaks, percobaan eksploitasi seksual terhadap anak, dan percobaan penerimaan pornografi anak.

Dokumen pengadilan tidak mencantumkan pengacara Nunez Santos, yang tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya