Liputan6.com, Tel Aviv - Konflik perang Israel dan Hamas hingga saat ini masih berlangsung. Bahkan serangan antar kedua wilayah semakin 'panas' dan jumlah korban tewas dilaporkan mencapai lebih dari seribu orang. Di Israel saja dilaporkan mencapai 1.300 orang meninggal.
Korban perang Israel vs Hamas ini tak hanya dari sisi anggota militer bersenjata tetapi juga warga sipil.
Baca Juga
Salah satu warga sipil yang turut menjadi korban dari perang Hamas dengan Israel adalah pasangan muda warga Israel --yang kabarnya dibunuh oleh Hamas di rumah mereka di Israel.
Advertisement
Pasangan muda di Israel Itay dan Hadar Berdichevsky terkejut ketika mendengar suara orang-orang bersenjata tengah mencoba mendobrak pintu rumah mereka. Suami istri tersebut hanya memiliki waktu sepersekian detik untuk berupaya menyelamatkan buah hati tercinta.
Meski diliputi rasa panik dan ketakutan, Itay dan Hadar Berdichevsky, menempatkan kedua bayi mereka di tempat perlindungan tersembunyi di dalam rumah.
"Kedua orang tua yang ketakutan tersebut dengan panik memasukkan kedua bayi mereka ke tempat perlindungan tersembunyi beberapa sesaat sebelum teroris Hamas menyerbu ke rumah mereka," ungkap duta besar (dubes) Israel untuk Kolombia Gali Dagan dikutip dari Daily Mail pada Sabtu, (14/10/2023).
Itay dan Hadar Berdichevsky tewas, namun keduanya berhasil menyelamatkan bayi kembar mereka yang berusia 10 bulan dari nasib tragis.
Bayi kembar berusia 10 bulan buah hati Itay dan Hadar Berdichevsky dikabarkan selamat, setelah disembunyikan berjam-jam di tempat tersembunyi di rumah mereka tatkala perang Israel-Hamas merangsek ke wilayah mereka tinggal.
"Kedua bayi mereka ditemukan dan diselamatkan oleh tentara Israel setelah ditinggalkan sendirian selama lebih dari 12 jam," kata Dagan seraya memuji pasangan tersebut sebagai 'pahlawan' yang melakukan 'apa pun yang mereka bisa untuk menyelamatkan anak-anak mereka'.
Bayi Kembar Tersebut Selamat Setelah Disembunyikan Selama 12 Jam Lebih
Dubes Dagan mengatakan bahwa pasangan Itay dan Hadar dari Israel berhasil menyelamatkan buah hati mereka dari takdir buruk.
"Mereka menyembunyikan anak kembar yang berusia 10 bulan di tempat perlindungan sementara teroris menyusup ke rumah mereka," tulis Dagan di X.
Sementara itu, Itay dan Hadar dibunuh secara brutal setelah dengan berani melawan teroris.
Dubes Dagan bahkan memuji aksi orang tua bayi tersebut, yang rela melakukan segala cara untuk menyelamatkan nyawa buah hati mereka.
"Bayi-bayi itu ditinggalkan sendirian selama lebih dari 12 jam sampai mereka diselamatkan. Bayangkan kengeriannya. Dua orang tua yang ketakutan melakukan segala cara untuk menyelamatkan anak-anak mereka, yang kini menjadi yatim piatu. Terberkatilah kenangan para pahlawan ini," tulis Gali Dagan di akun X miliknya.
Itay dan Hadar kini menjadi bagian dari lebih dari 1.300 warga Israel yang gugur dalam serangan mendadak Hamas kepada Israel sejak akhir pekan lalu.
Advertisement
Aksi Saling Gempur Antara Hamas dan Israel
Kelompok bersenjata Hamas dikabarkan telah melakukan penyerangan melalui darat dan udara. Mereka bahkan menghancurkan kawat dan tembok untuk dapat memasuki wilayah Israel.
Melalui rekaman video, terlihat Hamas menyerang tentara Israel dengan menembak mati, memukuli untuk lalu diikat dan dibawa pergi dengan mobil maupun truk jenis pikap.
Tak hanya menyasar tentara, Hamas juga dikabarkan menyerang warga sipil dengan mengikat dan turut membawanya pergi.
Tak tinggal diam, Israel merespons dengan menggempur Jalur Gaza via berbagai serangan.
Dampak dari serangan tersebut yang mengakibatkan angka warga Israel tewas terus meningkat, Pasukan Pertahanan Israel lalu menyebutkan bahwa pihaknya sepenuhnya ingin mencabut kekuasaan Hamas di Palestina.
Aksi saling menggempur antara Hamas dan Israel ini melibatkan sejumlah besar personil militer dan juga amunisi senjata. Besarnya skala serangan tersebut membuat ratusan warga sipil menjadi korban.
Kondisi Warga Sipil dan Serangan dari Israel
Seiring memanasnya konflik, banyak keluarga di Israel memilih untuk meninggalkan rumah mereka di pagi hari. Masyarakat juga menerima pesan audio dari petugas keamanan Israel yang memerintahkan agar mereka meninggalkan wilayah tersebut.
Sedangkan beberapa keluarga di Palestina tengah khawatir akan pasokan makanan di tengah-tengah serangan ini. Meskipun disebutkan bahwa ada jaminan dari pihak Hamas, mereka tetap menimbun makanan sebab khawatir persediaan akan habis.
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, memperingatkan kondisi yang akan dirasakan oleh Gaza akan menciptakan perubahan dari generasi ke generasi.
Adapun kabarnya Israel memberlakukan blokade total dengan melarang impor makanan dan bahan bakar. Langkah ini menghadirkan ancaman kelaparan bagi jutaan warga Palestina di tengah kepungan Israel.
Sementara itu, di perbatasan utara dari Lebanon, tentara Israel yang didukung oleh helikopter membunuh dua pria bersenjata yang melintasi perbatasan.
Para pejabat militer sebelumnya mengatakan bahwa fokus mereka adalah mengamankan sisi perbatasan Israel sebelum melakukan peningkatan besar-besaran serangan balasan di Gaza.
"Kami memegang kendali penuh terhadap masyarakat," kata juru bicara militer, Daniel Hagari.
Tak hanya di perbatasan, pertempuran juga terjadi di beberapa lokasi di Israel karena dikabarkan sejumlah tentara Hamas masih bersembunyi.
"Kami sekarang melakukan pencarian di seluruh komunitas dan membersihkan daerah tersebut,”"katanya Daniel Hagari.
Setelah digempur Hamas pada 7 Oktober, tak berapa lama kemudian Perdana Menteri Benjamin Netanyahu secara resmi menyatakan perang, berjanji untuk menghancurkan kemampuan militer dan pemerintahan Hamas.
Advertisement