2 Demonstran Inggris Copot Bendera Israel di Balai Kota Sheffield, Diganti dengan Palestina

Pengunjuk rasa di balai kota Sheffield menurunkan bendera Israel dari selama aksi unjuk rasa yang menyuarakan pro-Palestina di kota tersebut.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 13 Okt 2023, 16:04 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2023, 16:04 WIB
Ilustrasi Bendera Palestina
Ilustrasi Bendera Palestina (AP Photo/Khalil Hamra)

Liputan6.com, Jakarta - Pengunjuk rasa di balai kota Sheffield menurunkan bendera Israel dari selama aksi unjuk rasa yang menyuarakan pro-Palestina di kota tersebut.

Rekaman yang diposting di media sosial menunjukkan dua orang memanjat gedung setinggi 60 meter (200 kaki) saat demonstrasi berlangsung.

Bendera tersebut terlihat dilempar dari bangunan bersejarah bergaya Victoria dan diganti dengan bendera Palestina, dikutip dari laman Guardian, Jumat (13/10/2023).

Aksi ini lantas disambut sorak-sorai dari orang-orang yang berkumpul di area tersebut.

Pemimpin dewan kota Sheffield Tom Hunt, mengatakan: “Setiap orang mempunyai hak atas protes yang aman dan damai tetapi kami tidak bisa menerima peristiwa yang terjadi selama protes di luar balai kota Sheffield, Inggris."

"Para pengunjuk rasa menempatkan diri mereka sendiri dan orang lain dalam hal yang berbahaya dan serius. Kami ini kota yang melindungi dan bukan ini yang kami perjuangkan."

Hunt menambahkan: "Ada perasaan kuat mengenai situasi di Israel dan Palestina namun kami meminta semua orang untuk menunjukkan rasa hormat dan toleransi saat ini. Duka kami tertuju pada semua pihak yang terkena dampak, termasuk di Inggris."

"Aksi terorisme tidak pernah bisa dibenarkan. Kami menyerukan perdamaian dan diakhirinya serangan terhadap pria, wanita dan anak-anak yang tidak bersalah di Israel dan Palestina."

Polisi South Yorkshire telah meminta bantuan untuk mengidentifikasi dua pria yang terlibat dalam insiden tersebut.

Polisi mengatakan, kedua tersangka melarikan diri dari tempat kejadian ketika petugas berusaha membubarkan massa.

Sekjen PBB Minta Konflik di Timur Tengah Tidak Menyebar ke Wilayah Lain

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) António Guterres. (AFP)
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) António Guterres. (AFP)

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyampaikan permintaannya terutama pada pihak-pihak di Timur Tengah untuk mencegah meluasnya konflik.

Hal ini ia sampaikan bertepatan dengan konflik Israel-Palestina, dikutip dari laman VOA Indonesia, Jumat (12/10/2023).

“Saya prihatin akan baku tembak baru-baru ini di sepanjang Garis Biru dan laporan serangan baru-baru ini dari Lebanon selatan,” kata Guterres kepada wartawan di markas besar PBB. Garis Biru adalah garis demarkasi antara Israel dan Lebanon, yang dijaga oleh pasukan penjaga perdamaian PBB.

“Saya mengimbau semua pihak – dan mereka yang memiliki pengaruh terhadap partai-partai di sana, untuk menghindari eskalasi dan penyebaran yang lebih luas,” tambahnya.

Kelompok militan Lebanon yang didukung Iran, Hizbullah, menguasai wilayah Lebanon selatan. Terdapat kekhawatiran bahwa mereka akan terlibat dalam konflik untuk mendukung Hamas. Pada tahun 2006, Israel dan Hizbullah terlibat perang berdarah selama 33 hari di Lebanon.

Juru bicara Sekjen PBB, Stephane Dujarric, mengatakan kepada wartawan bahwa Guterres menerima rangkaian telepon sejak Hamas melancarkan serangan brutal terhadap warga sipil dan tentara Israel pada hari Sabtu (7/10). Serangan itu menewaskan lebih dari 1.000 warga Israel dan beberapa warga negara asing.

Gaza adalah rumah bagi lebih dari 2,2 juta warga Palestina. Para pejabat PBB meminta adanya koridor kemanusiaan untuk menyalurkan pasokan penting bagi warga sipil yang tinggal di wilayah itu.

“Kita membutuhkan akses kemanusiaan yang cepat dan tanpa hambatan saat ini,” kata Guterres. Ia menegaskan “akses yang segera.”

Dia berterima kasih kepada Mesir atas kesediaannya untuk meyediakan akses kemanusiaan melalui penyeberangan perbatasan Rafah, yang berbagi dengan Gaza.

Banyak Warga Terjebak dan Tak Punya Akses Makanan serta Listrik

Pemukiman Warga Palestina Hancur
Warga Palestina memeriksa kehancuran besar-besaran akibat serangan udara Israel di distrik al-Rimal, Kota Gaza, pada 10 Oktober 2023. (MAHMUD HAMS/AFP)

Krisis kemanusiaan dengan cepat terjadi di Gaza. Pasalnya, banyak warga yang terjebak, banyak akses yang terputus dari makanan dan listrik. Ditambah lagi mereka harus menghadapi serangan udara Israel sebagai tanggapan atas serangan mematikan Hamas.

Sejauh ini, serangan Hamas ke Israel telah menewaskan sedikitnya 1.200 orang dan menyandera hingga 150 orang, dikutip dari laman CNN.

Nadine Abdul Latif (13) dari Al Rimal di Kota Gaza, mengatakan dia dan keluarganya diberitahu oleh tetangga dan kerabatnya untuk pergi setelah Israel mengatakan akan menargetkan daerah tersebut.

Namun mereka memutuskan untuk tetap tinggal karena “kami tidak memiliki tempat yang aman untuk dikunjungi,” katanya.

Ayahnya, Nihad hilang sejak Sabtu (7/10). Dia telah bekerja di Israel, tetapi setelah serangan Hamas pada hari itu, keluarganya kehilangan kontak dengannya.

 

Gaza Ada di Wilayah Pesisir

Israel Bombardir Gaza Palestina
Jumlah korban jiwa peperangan Hamas dan Israel menembus lebih dari 1.500 orang. Sebagian besar korban berasal dari pihak Israel. (MAHMUD HAMS/AFP)

Jalur Gaza yang merupakan wilayah pesisir yang dikuasai Hamas dihantam oleh serangan udara sejak Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant memerintahkan “pengepungan total” terhadap wilayah tersebut.

Termasuk menghentikan pasokan listrik, makanan, air dan bahan bakar ke wilayah tersebut.

"Kami memerangi orang-orang barbar dan akan meresponsnya dengan tepat," kata Gallant.

Jet tempur Israel menyerang lebih dari 200 sasaran di Gaza semalam, kata Pasukan Pertahanan Israel dalam sebuah pernyataan.

Korban tewas di Gaza kini mencapai lebih dari 900 orang menurut Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza.

Kementerian dalam negeri Palestina mengatakan, sebagian besar sasarannya adalah “menara bangunan tempat tinggal, fasilitas sipil dan layanan, dan banyak masjid.”

Hamas membantah bahwa mereka menggunakan salah satu menara yang ditargetkan.

Infografis Perang Hamas Vs Israel Kembali Berkecamuk. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis Perang Hamas Vs Israel Kembali Berkecamuk. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya