Perang Hamas Vs Israel: Satu per Satu Rumah Sakit di Gaza Berhenti Beroperasi, Total Kematian Belum Ada Update

PBB mengatakan bahwa 1,5 juta orang di Gaza menjadi pengungsi internal selama perang Hamas Vs Israel terbaru yang dimulai pada 7 Oktober 2023.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 13 Nov 2023, 18:40 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2023, 09:54 WIB
Para pengungsi Palestina mencari perlindungan di halaman Rumah Sakit Al-Nasser Gaza
Warga Palestina yang mengungsi dari Jalur Gaza, mencari tempat yang aman untuk tidur di tangga sementara yang lain berkemah di halaman rumah sakit al-Nasser di Khan Yunis di Jalur Gaza selatan, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, Kamis (9/11/2023). (Mahmud HAMS / AFP)

Liputan6.com, Gaza - Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (UNOCHA) di wilayah pendudukan Palestina menyebutkan bahwa tiga perawat di Rumah Sakit al-Shifa tewas.

"Pengeboman dan bentrokan bersenjata di sekitar Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza meningkat sejak sore pada 11 November. Infrastruktur penting, termasuk tempat pengisian ulang oksigen, tangki air dan sumur, fasilitas kardiovaskular, serta bangsal bersalin rusak, sementara tiga perawat tewas," sebut UNOCHA dalam laporan hariannya pada Minggu (12/11/2023) malam, seperti dilansir The Guardian, Senin (13/11).

Al-Shifa merupakan rumah sakit terbesar di Gaza.

Sementara itu, Badan PBB untuk Urusan Pengungsi Palestina (UNRWA) disebutkan menampung 618.000 orang di 97 fasilitas di Gaza selatan. Tiga di antaranya dibuka baru-baru ini di Rafah.

PBB mengatakan bahwa 1,5 juta orang di Gaza menjadi pengungsi internal.

Dalam laporan terpisah, Sekretaris Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (Sekjen WHO) Tedros Ghebreyesus menyatakan bahwa al-Shifa sudah tidak berfungsi sebagai rumah sakit.

"@WHO telah berhasil menghubungi profesional kesehatan di Rumah Sakit al-Shifa di #Gaza. Situasinya mengerikan dan berbahaya. Sudah 3 hari tanpa listrik, tanpa air dan internet yang sangat buruk sangat memengaruhi kemampuan kami untuk memberikan layanan penting.

Tembakan dan pengeboman yang terus-menerus di area tersebut telah memperburuk keadaan yang sudah kritis. Tragisnya, jumlah kematian pasien meningkat signifikan. Sayangnya, rumah sakit tersebut sudah tidak berfungsi sebagai rumah sakit lagi. Dunia tidak bisa tinggal diam ketika rumah sakit, yang seharusnya menjadi tempat berlindung yang aman, berubah menjadi tempat kematian, kehancuran, dan keputusasaan. Gencatan senjata. SEKARANG," tulis Sekjen WHO Ghebreyesus.

Jumlah Korban Tewas di Gaza Belum Update

Kondisi Rumah Sakit di Gaza Pasca Pemboman
Orang-orang mencari di antara puing-puing di luar lokasi rumah sakit Ahli Arab di pusat kota Gaza pada tanggal 18 Oktober 2023. (MAHMUD HAMS/AFP)

Direktur Jenderal Rumah Sakit di Gaza Muhammed Zaqout menuturkan pada Minggu bahwa otoritas kesehatan Gaza tidak dapat memperbarui jumlah korban tewas sejak Jumat 10 November karena petugas medis tidak mampu menjangkau daerah yang terkena pengeboman Israel.

UNOCHA mengonfirmasi hal ini pada Minggu, dengan menulis, "Pada 12 November, untuk hari kedua berturut-turut, setelah terputusnya layanan dan komunikasi di rumah sakit di wilayah utara, otoritas kesehatan di Gaza tidak memperbarui angka korban jiwa."

Update terakhir menyebutkan total 11.078 warga Palestina di Gaza tewas akibat serangan bertubi-tubi Israel, di mana 4.506 di antaranya adalah anak-anak dan 3.027 adalah perempuan.

"Sekitar 2.700 lainnya, termasuk sekitar 1.500 anak-anak, dilaporkan hilang ... Sebanyak 27.490 warga Palestina lainnya dilaporkan terluka," sebut PBB.

Rumah Sakit Kamal Adwan Juga Berhenti Beroperasi

Duka dan kehancuran pada minggu kedua perang Israel-Hamas
Warga Palestina yang terluka duduk di Rumah Sakit Shifa di Kota Gaza, Jalur Gaza tengah, setelah tiba dari Rumah Sakit al-Ahli menyusul ledakan di sana, Selasa, 17 Oktober 2023. (AP Photo/Abed Khaled)

Di Gaza Utara, kepala Rumah Sakit Kamal Adwan mengakui kepada Al Jazeera bahwa pihaknya telah kehabisan bahan bakar.

"Ahmed al-Kahlout, kepala Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera bahwa generator utama di fasilitas tersebut telah kehabisan bahan bakar, memaksa rumah sakit tersebut menutup operasinya," sebut Al Jazeera.

Mengutip al-Kahlout, lebih dari 5.000 orang berlindung di Rumah Sakit Kamal Adwan selain pasien.

Kamal Adwan adalah rumah sakit terbaru yang berhenti berfungsi, setelah WHO mengatakan Rumah Sakit al-Shifa kehabisan bahan bakar dan Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina mengumumkan bahwa Rumah Sakit al-Quds tidak berfungsi dan tidak lagi beroperasi, juga karena kekurangan bahan bakar yang dibutuhkan untuk menggerakkan generator.

Infografis Tragedi Kemanusiaan 3.000 Lebih Anak Meninggal di Gaza. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Tragedi Kemanusiaan 3.000 Lebih Anak Meninggal di Gaza. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya