Liputan6.com, Manfalut - Setidaknya 50 orang, sebagian besar anak-anak, tewas di Mesir setelah kereta cepat menabrak bus sekolah yang mengangkut anak-anak ke taman kanak-kanak mereka. 17 orang lainnya terluka dalam kecelakaan pada hari Sabtu, 17 November 2012, ketika bus melintasi rel di dekat sebuah desa di distrik Manfalut di provinsi Assiut selatan, 300 km sebelah selatan Kairo.
60 penumpang di dalam bus sebagian besar adalah anak-anak berusia antara empat dan enam tahun.
Baca Juga
Melansir dari Al Jazeera, setelah insiden tersebut, Mohamed Rashad, menteri transportasi, dan kepala otoritas kereta api mengajukan pengunduran diri mereka.
Advertisement
Presiden Mesir Mohamed Morsi berjanji untuk meminta pertanggungjawaban dan memerintahkan perdana menteri, menteri pertahanan dan kesehatan, serta gubernur Assiut "untuk memberikan semua bantuan kepada keluarga korban," kata agensi berita resmi MENA.
Gubernur provinsi mengatakan seorang penjaga yang bertanggung jawab atas pemantauan perlintasan tertidur, membiarkan palang terbuka ketika seharusnya tertutup.
Pria tersebut dilaporkan telah ditahan.
Saksi mata mengonfirmasi bahwa palang di perlintasan terbuka ketika kereta menabrak bus dan mendorongnya sepanjang rel selama hampir satu kilometer.
Sherine Tadros dari Al Jazeera, melaporkan dari Kairo, dampak dari kecelakaan itu begitu kuat sehingga "hanya sekitar 22 mayat yang keluar utuh dan sisanya sudah dalam kondisi hancur.
"Itulah mengapa sulit bagi tim penyelamat untuk beroperasi di area tersebut."
Buku, tas sekolah, dan kaos kaki milik anak-anak berserakan di sepanjang rel dekat bus sekolah yang rusak parah.
Orang tua yang mencari tanda-tanda anak-anak mereka menangis karena kehilangan.
Dua petugas rumah sakit mengatakan bahwa yang terluka sedang dirawat di dua fasilitas berbeda, banyak di antaranya dengan anggota tubuh terputus.
Sistem kereta api Mesir memiliki catatan keselamatan yang buruk, sebagian besar disalahkan pada peralatan yang kurang terawat, manajemen yang buruk, dan pengemudi yang ceroboh.
Bus Masuk Jurang di Nikaragua Tewaskan 16 Orang
Kecelakaan bus yang menewaskan banyak orang tak hanya pernah terjadi di Mesir, pada tahun 2022 juga pernah terjadi di Nikaragua.
Kecelakaan bus Nikaragua menyebabkan 16 orang tewas, sebagian besar warga Venezuela.
"Kecelakaan lalu lintas di Nikaragua utara telah menewaskan 16 orang, termasuk 13 warga Venezuela yang diyakini sebagai migran," kata polisi, Kamis, mengutip AFP, Jumat (29/7/2022).
Kecelakaan bus itu--yang menyebabkan 47 orang lainnya cedera--terjadi Rabu, 27 Juli malam di persimpangan berbahaya di Pan-American Highway di Departemen Esteli.
"16 orang tewas, di antaranya lima wanita dan 11 pria--13 warga negara Venezuela, seorang Nikaragua dan dua lainnya belum diidentifikasi," kata polisi nasional dalam sebuah pernyataan, menggambarkan kecelakaan itu sebagai "bencana total."
Petugas meyakini insiden itu terjadi ketika sebuah bus yang melaju kencang menabrak dua mobil.
"Akibat tabrakan dan kecepatan berlebih, sopir bus kehilangan kendali dan (bus) jatuh ke jurang," kata keterangan polisi.
Pada Kamis 28 Juli, bus yang dalam kondisi terbalik masih berada di jurang sedalam sekitar 80 meter (260 kaki), kata seorang reporter AFP di tempat kejadian.
"Ada banyak yang terluka, terdengar tangisan orang, beberapa memanggil teman mereka, anak-anak - itu menyakitkan," kata penduduk setempat Mario Jose Rugama.
"Orang-orang malang itu, ketika mereka berteriak - mereka keluar dengan patah tulang, berlumuran minyak karena bus terbalik .... jadi orang-orang tersiram dengan minyak panas."
Seperti diketahui, banyak migran yang berusaha mencapai Amerika Serikat melewati Nikaragua dan negara-negara lain di Amerika Tengah.
Advertisement
10 Orang Tewas dalam Kecelakaan Bus di Australia
Di belahan dunia lainnya pada pertengahan tahun 2023, kecelakaan bus juga pernah terjadi di benua Australia.
Sedikitnya 10 orang tewas dan 25 lainnya dirawat di rumah sakit setelah sebuah bus yang mengangkut tamu pernikahan mengalami kecelakaan di Australia.
Para penumpang dilaporkan baru kembali dari pesta pernikahan di kilang anggur pada Minggu (11/6/2023) malam, ketika bus yang mereka tumpangi terbalik di Wine County Drive dekat Greta di Hunter Valley, New South Wales (NSW).
Polisi mengatakan bahwa mereka sedang menyelidiki keadaan di sekitar lokasi kecelakaan. Sementara itu, pengemudi bus, pria usia 58 tahun, telah ditangkap.
Penjabat Asisten Komisaris Polisi NSW Tracy Chapman mengatakan bahwa kecelakaan bus terjadi sekitar pukul 23.30 waktu setempat. Menurut Chapman, ada informasi yang cukup bagi polisi untuk menuntut sopir bus.
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengatakan "sangat kejam, sangat sedih, dan tidak adil" pada "hari yang menyenangkan di tempat yang indah seperti itu berakhir dengan hilangnya nyawa dalam tragedi yang begitu mengerikan".
"Orang-orang menyewa bus untuk pernikahan agar tamu mereka tetap aman dan itu menambah sifat tak terbayangkan dari tragedi ini," kata PM Albanese dalam konferensi pers di Canberra, seperti dilansir BBC, Senin (12/6).
Lebih lanjut, Albanese menuturkan bahwa beberapa penumpang yang terluka berada di Rumah Sakit John Hunter, tetapi banyak yang telah diterbangkan ke Sydney.
Perdana Menteri NSW Chris Minns mengungkapkan hilangnya begitu banyak nyawa dalam kecelakaan bus "sangat memilukan". Dia menambahkan, "Kecelakaan mengerikan ini terjadi pada hari yang seharusnya dipenuhi dengan cinta dan kebahagiaan, fakta tersebut hanya menambah kesedihan."
"Untuk satu hari penuh kegembiraan berakhir dengan kehilangan yang menghancurkan seperti itu memang kejam. Empati kami juga untuk mereka yang terluka,” katanya.
Bus Jatuh dari Flyover dan Terbakar di Venesia, 21 Orang Tewas
Yang baru-baru ini terjadi, pada Oktober 2023, sedikitnya 21 orang tewas setelah sebuah bus terjun bebas dari jalan layang di dekat Kota Venesia, Italia, dan terbakar. Dua di antara korban jiwa adalah anak-anak.
Bus dilaporkan menerobos penghalang dan jatuh di dekat rel kereta di Distrik Mestre, yang terhubung ke Venesia melalui sebuah jembatan.
Otoritas setempat menyatakan bahwa di antara korban tewas kecelakaan bus adalah lima warga Ukraina, satu warga Jerman, dan pengemudinya yang merupakan warga Italia. Demikian seperti dilansir BBC, Rabu (4/10/2023).
Wali Kota Venesia Luigi Brugnaro merespons peristiwa tersebut dengan mengatakan, "Adegan apokaliptik, tidak dapat berkata-kata."
Bus tersebut diperkirakan disewa untuk membawa wisatawan antara Venesia dan lokasi perkemahan di Distrik Marghera.
Insiden kecelakaan sendiri terjadi pada Selasa sekitar pukul 19.45 waktu setempat, ketika bus dilaporkan membawa wisatawan kembali ke lokasi perkemahan.
Beberapa laporan mengatakan bus tersebut menggunakan bahan bakar gas metana dan jatuh mengenai kabel listrik serta terbakar.
Advertisement