Erdogan Yakin Netanyahu Sang Penjagal Gaza Akan Diadili Sebagai Penjahat Perang

Erdogan menegaskan bahwa negara-negara Barat yang mendukung Israel memberikan sokongan tanpa syarat untuk membunuh bayi dan terlibat dalam kejahatan Netanyahu.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 05 Des 2023, 14:33 WIB
Diterbitkan 05 Des 2023, 14:32 WIB
Recep Tayyip Erdogan
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (Dok. AP/Yasin Bulbul)

Liputan6.com, Ankara - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada Senin (4/12/2023), Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada akhirnya akan diadili sebagai penjahat perang atas serangan Israel yang sedang berlangsung terhadap Jalur Gaza. Dia turut mengecam negara-negara Barat yang mendukung Israel.

Turki, yang mendukung solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung puluhan tahun, mengkritik tajam Israel atas serangan mereka di Jalur Gaza. Setidaknya 15.899 warga Palestina di Gaza tewas sejak 7 Oktober akibat serangan Israel.

Dalam pidatonya di pertemuan komite Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Istanbul, Erdogan mengungkapkan bahwa negara-negara Barat yang mendukung Israel memberikan sokongan tanpa syarat untuk membunuh bayi dan terlibat dalam kejahatan Netanyahu.

"Selain menjadi penjahat perang, Netanyahu yang saat ini menjadi tukang jagal Gaza akan diadili, sebagaimana (Slobodan) Milosevic," ungkap Erdogan, seperti dilansir CNA, merujuk pada mantan presiden Yugoslavia Slobodan Milosevic yang diadili atas genosida, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan kejahatan perang di pengadilang di Den Haag.

"Mereka yang mencoba mengabaikan kematian orang-orang tak berdosa dengan menggunakan alasan Hamas, tidak punya kemanusiaan," tambahnya, mengacu pada kekuatan Barat, yang menurutnya buta dan tuli.

Evaluasi Dewan HAM PBB dan ICC

Recep Tayyip Erdogan
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (Dok. AP Photo/Burhan Ozbilici)

Tidak seperti kebanyakan sekutu Barat-nya dan beberapa negara Teluk, Turki yang merupakan anggota NATO, tidak memandang Hamas sebagai kelompok teroris. Bahkan, negara ini menjadi tuan rumah bagi beberapa anggotanya.

Erdogan, yang partai berkuasanya memiliki akar Islam, mengatakan kelompok kontak negara-negara muslim yang dibentuk oleh OKI dan Liga Arab bulan lalu untuk mengadakan pembicaraan mengenai Gaza dengan negara-negara Barat, akan melanjutkan diskusi sampai pertempuran di Gaza berhenti, namun masih banyak lagi yang harus dilakukan.

"Kita harus benar-benar mengevaluasi Dewan Hak Asasi Manusia PBB dan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) dalam kerangka ini," ujar Erdogan, sambil menambahkan persenjataan nuklir Israel tidak boleh diabaikan.

Kritik Barat

Keakraban Erdogan, Putin, Rouhani Saat Bahas Perdamaian Suriah
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berbicara dalam menggelar pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Iran Hassan Rouhani terkait perdamaian Suriah di Ankara, Turki, Rabu (4/4). (AFP PHOTO/ADEM ALTAN)

Erdogan, yang telah lama menyerukan agar Dewan Keamanan PBB direformasi menjadi lebih inklusif, juga mengatakan bahwa PBB telah gagal di Gaza dan menyerukan reformasi yang mendesak, seraya mengulangi pernyataan bahwa lima anggota tetap Dewan Keamanan – Amerika Serikat, Rusia, Cina, Inggris dan Perancis - tidak mewakili dunia.

"Upaya tulus Sekretaris Jenderal (Antonio) Guterres disabotase oleh anggota Dewan Keamanan PBB," tegas Erdogan. "Tidak seorang pun dari kita harus menerima sistem ini."

"Struktur seperti itu tidak mungkin membawa perdamaian atau harapan bagi umat manusia."

INFOGRAFIS_Jalur Gaza terbagi atas lima kegubernuran
INFOGRAFIS_Jalur Gaza terbagi atas lima kegubernuran (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya