Liputan6.com, Wina - Protes anti-Pakistan terjadi depan Kedutaan Besar Pakistan di Wina oleh Asosiasi Kebudayaan Afghanistan (AKIS) dan Pashtun Tahafuz Pergerakan (PTM) di Wina.
Protes tersebut diadakan setelah terjadi penangkapan ilegal kepala dan salah satu pendiri Gerakan Tahafuz, Manzoor Ahmed Pashteen dan deportasi paksa pengungsi Afghanistan dari Pakistan.
Baca Juga
Sekitar 25 orang dari komunitas Afghanistan berpartisipasi dalam protes yang berlangsung mulai pukul 12:00 hingga 14:00 waktu setempat, dikutip dari laman Time of India, Selasa (23/1/2024).
Advertisement
Satori Khan, ketua sayap PTM di Austria, mengatakan tidak ada keadilan bagi Pashtun di Pakistan.
Pashtun dianiaya di Pakistan karena etnis mereka dan sekarang dideportasi secara paksa.
Ghossudin Mir, ketua Asosiasi Kebudayaan Afghanistan di Wina mengatakan tentara Pakistan dan ISI bertanggung jawab atas pembersihan etnis di Afghanistan dan Pakistan.
Dia menyebutkan bahwa Pakistan selalu bertindak bertentangan dengan kepentingan rakyat Afghanistan.Para pengunjuk rasa mengangkat slogan dan membentangkan poster menentang pemerintah Pakistan.
Sebelumnya, pada Desember 2023 anggota PTM Fazal-ur-Rehman Afridi mengecam hal tersebut.
Kelompok militer Pakistan yang mencoba mengekang kebebasan berekspresi dan hak berkumpul secara damai dan menegaskan bahwa mereka tidak dapat mengekang kebebasan mereka di seluruh dunia.
Dalam wawancara dengan ANI tanggal 11 Desember 2023, Fazal-ur-Rehman Afridi mengatakan aktivis PTI di seluruh dunia telah mengorganisir protes pasca penangkapan Manzoor Ahmed Pashteen.
Â
Tak Percaya Pengadilan Pakistan
Dia mengatakan bahwa PTM tidak percaya pada pengadilan Pakistan dan ia klaim sudah berkompromi dengan pihak militer Pakistan.
Fazal-ur-Rehman Afridi mengatakan, "Setelah penangkapan Manzoor Ahmed Pashteen, para aktivis PTM di seluruh dunia mengorganisir protes global.
Manzoor Pashteen ditangkap dan diajukan ke pengadilan Kanguru Pakistan. Manzoor Pashteen ditangkap pada 4 Desember 2023.
PTM menduga kendaraan Pashteen ditembaki aparat penegak hukum (LEAS) saat dia dalam perjalanan dari Chaman ke Turbat.
Advertisement
Pejabat Kemhan Afghanistan Kritik Pemerintah Pakistan Terkait Kebijakan Pengusiran Pengungsi
Seorang penjabat di Kementerian Pertahanan Afghanistan bernama Mawlawi Mohammad Yaqoob Mujahid mengkritik perlakuan pemerintah sementara Pakistan terhadap pengungsi.
Dikutip dari laman Tolo News, ia mengatakan bahwa keputusan untuk mengusir warga Afghanistan diambil secara sepihak dan Pakistan harus mempertimbangkan konsekuensi dari tindakan tersebut.
Dalam sebuah rekaman suara, Mujahid meminta rezim di Pakistan untuk tidak bersikap kejam terhadap warga Afghanistan, tidak menyita properti dan aset pribadi mereka.
"Mereka tidak dapat melakukannya berdasarkan hukum atau aturan apa pun. Tindakan seperti itu akan dipertanyakan," ujarnya.
"Kami akan berusaha sekuat tenaga untuk mencegahnya dan tidak akan membiarkan siapa pun menyita dan mencuri properti pribadi saudara-saudara kami di Afghanistan."
Ia juga mendesak masyarakat internasional, PBB dan organisasi-organisasi lain untuk menekan Pakistan agar mengakhiri situasi yang terjadi saat ini terhadap para pengungsi.
"Meskipun mereka mengirim pengungsi ke negara mereka, mereka [pengungsi] harus dikirim ke Afghanistan dengan bermartabat," katanya.
Yaqoob memperingatkan bahwa situasi yang sedang terjadi saat ini sangat merusak hubungan antara Afghanistan dan Pakistan.
"Jadi, rezim Pakistan harus memikirkan konsekuensi dari apa pun yang dilakukannya. Harus menanam sebanyak-banyaknya yang bisa dituai," ujarnya.
Dia juga menyebut keputusan Pakistan mengenai pengungsi Afghanistan adalah sepihak, dan mengatakan bahwa "kami tidak menerima sama sekali."
Penangkapan Imigran Afghanistan di Pakistan Semakin Intensif
Sebelumnya, penangkapan dan penahanan imigran Afghanistan di Pakistan dilaporkan sangat intensif seiring dengan semakin dekatnya batas waktu pemerintah terkait upaya pengusiran migran pada tanggal 1 November 2023.
Konsulat Afghanistan di Karachi, Pakistan mengatakan sejak awal bulan ini lebih dari 120.000 migran Afghanistan meninggalkan Pakistan.
Sementara itu, para migran Afghanistan mengatakan bahwa dengan semakin dekatnya tenggat waktu yang ditetapkan Pakistan, jumlah penahanan migran Afghanistan di negara tersebut semakin meningkat.
Advertisement