Menhan AS Lloyd Austin Tekankan Pentingnya Pendanaan bagi Ukraina

AS akan minta sekutu untuk terus menjembatani kesenjangan di Ukraina.

oleh Tim Global diperbarui 25 Jan 2024, 18:00 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2024, 18:00 WIB
Joe Biden tunjuk Lloyd Austin sebagai menteri pertahanan (menhan) AS. Ia adalah jenderal kulit hitam pertama yang akan memimpin Pentagon.
Joe Biden tunjuk Lloyd Austin sebagai menteri pertahanan (menhan) AS. Ia adalah jenderal kulit hitam pertama yang akan memimpin Pentagon. Dok: AP Photo/Pablo Martinez Monsivais

Liputan6.com, Washington, DC - Untuk pertama kalinya sejak Menteri Pertahanan Lloyd Austin membentuk kelompok internasional untuk mendukung Ukraina pada April 2022, Amerika Serikat menjadi tuan rumah pertemuan bulanan sekitar 50 negara yang kini kehabisan uang, dan oleh karena itu tidak mampu mengirimkan amunisi dan rudal yang dibutuhkan Ukraina untuk menangkis serangan Rusia.

Sambil menunggu Kongres meloloskan anggaran dan kemungkinan menyetujui lebih banyak dana untuk perjuangan Ukraina, Amerika Serikat akan minta sekutu untuk terus menjembatani kesenjangan tersebut.

“Jadi saya mendesak kelompok ini untuk menggali lebih dalam untuk memberi Ukraina sistem pertahanan udara dan pencegat rudal berbasis darat yang lebih bisa menyelamatkan nyawa. Dan Ukraina telah menjawab kekejaman Putin dengan keberanian dan perlawanan yang gigih,” ujar Austin dalam sambutan pembukaan yang disiarkan dari rumahnya, di mana ia masih dalam masa pemulihan setelah operasi kanker prostat.

Pernyataan pembukaan melalui video itu merupakan penampilan publik pertama Austin, 70, yang tampil agak kurus. Austin dirawat di rumah sakit selama dua minggu setelah komplikasi dari operasi, dikutip dari VOA Indonesia, Kamis (25/1/2024).

Pada hari Selasa (23/1) di Brussel, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengumumkan kontrak bersama baru senilai US$1,2 miliar untuk membeli lebih dari 222.000 butir amunisi kaliber 155 mm.

Amunisi jenis itu paling banyak digunakan dalam konflik yang sedang mengisi kembali amunisi sekutu yang telah mengirimkan cadangannya ke Kyiv.

Presiden Ukraina Khawatir Jika Donald Trump Menang Pilpres AS 2024

Volodymyr Zelenskyy Temui Joe Biden di Gedung Putih
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berbicara setelah memberikan hadiah kepada Presiden Amerika Serikat Joe Biden saat mereka bertemu di Oval Office Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, 21 Desember 2022. Kunjungan ke AS adalah perjalanan pertama Zelenskyy ke luar negaranya sejak invasi Rusia pada Februari. (AP Photo/Patrick Semansky)

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan dia khawatir dengan prospek kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih dan mencap klaim Trump bahwa dia dapat menghentikan perang Ukraina dalam 24 jam sebagai sangat berbahaya.

Dalam wawancara dengan Channel 4 News yang disiarkan pada Jumat (19/1/2024), Zelenskyy mengundang mantan presiden sekaligus calon presiden dari Partai Republik itu untuk mengunjungi Kyiv, namun dengan syarat.

"Donald Trump, saya mengundang Anda ke Ukraina, ke Kyiv. Jika Anda dapat menghentikan perang dalam waktu 24 jam, saya pikir itu sudah cukup," kata Zelenskyy, seperti dilansir AP, Minggu (21/1).

Pemimpin Ukraina itu juga menyampaikan keprihatinannya mengenai langkah Amerika Serikat (AS) yang mengambil tindakan sepihak yang gagal mempertimbangkan perspektif Ukraina dan menekankan kurangnya rincian mengenai rencana perdamaiam Trump.

Zelenskyy menggambarkan retorika Trump sangat berbahaya dan dia disebut khawatir bahwa gagasan Trump mengenai solusi negosiasi mungkin akan membuat Ukraina memberikan konsesi besar kepada Rusia.

"(Trump) akan mengambil keputusan sendiri ... tanpa kedua belah pihak," kata Zelenskyy. "Jika dia mengatakan ini secara terbuka, itu sedikit menakutkan ... Karena meskipun idenya (untuk mengakhiri perang) – yang belum pernah didengar oleh siapa pun – tidak berhasil bagi kami, bagi rakyat kami, dia akan melakukan apa pun untuk mengimplementasikan idenya. Dan ini sedikit membuat saya khawatir."

Trump: Putin Politikus Cerdas

Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (Dok. AFP)
Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (Dok. AFP)

Trump telah berulang kali menegaskan bahwa dia berada dalam posisi yang baik untuk bernegosiasi demi mengakhiri perang Ukraina yang telah berlangsung selama hampir dua tahun. Trump mengaku memiliki hubungan yang baik dengan para pemimpin Rusia dan Ukraina.

Sepanjang karier politiknya, Trump sering memuji Presiden Vladimir Putin, termasuk setelah invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.

Dalam kampanyenya di Georgia, Trump menggambarkan Putin sebagai pemain politik yang cerdas. Dia menyatakan kekagumannya atas pengambilalihan cepat Rusia atas sebidang tanah yang luas dengan risiko yang relatif kecil.

Catatan Buruk Hubungan Trump-Zelenskyy

Donald Trump tanggapi hasil Pilpres AS
Presiden Donald Trump berbicara tentang hasil pemilihan presiden AS 2020 di Gedung Putih, Kamis (5/11/2020). Hingga saat ini proses penghitungan suara pemilihan presiden Amerika masih berlangsung, namun perolehan suara Donald Trump maupun Joe Biden masih bersaing ketat. (AP Photo/Evan Vucci)

Dewan Perwakilan Rakyat AS pernah memakzulkan Trump ketika dia menjadi presiden, dengan tuduhan dia menekan Zelenskyy untuk melakukan penyelidikan bermotif politik yang dapat merugikan peluang Joe Biden memenangkan Pilpres AS 2020 dan menahan bantuan militer sebesar USD 400 juta yang disetujui Kongres untuk membantu Ukraina menghadapi separatis yang didukung Rusia di wilayah timur negara itu.

Namun, Senat membebaskan Trump dari tuduhan pemakzulan.

Infografis Presiden Ukraina Geram Ditolak NATO
Infografis Presiden Ukraina Geram Ditolak NATO (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya