Liputan6.com, Manila - Sebastian Duterte, putra mantan presiden Filipina Rodrigo Duterte mendesak pemimpin saat ini, Ferdinand Marcos Jr, pada Minggu (28/1/2024) untuk resign alias mengundurkan diri dan menyebutnya malas serta kurang kasih sayang.Â
"Kamu malas dan kurang kasih sayang. Itu sebabnya kami tidak bahagia," kata Sebastian Duterte.
Baca Juga
Dilansir CNA, Senin (29/1/2024), sebelumnya Marcos Jr berpasangan dengan putri Duterte, Sara, sebagai calon presiden dan calon wakil presiden pada pemilu 2022. Namun, keretakan kedua keluarga muncul ketika Duterte mulai menyimpang dari kebijakan anti-narkoba dan kebijakan luar negeri pendahulunya.
Advertisement
Sebastian Duterte, wali kota kota terpadat ketiga di Filipina, Davao, mengatakan telah terjadi peningkatan kejahatan setelah kampanye garis keras ayahnya dilonggarkan. Pada forum kepemimpinan, ia juga menuduh Marcos Jr membahayakan warga Filipina yang tidak bersalah dengan mengizinkan orang Amerika masuk, sebuah referensi untuk memperluas akses AS ke pangkalan militer, termasuk beberapa pangkalan yang dekat dengan Taiwan. Adapun Rodrigo Duterte telah menjalin hubungan yang lebih dekat dengan Tiongkok.
Sebastian Duterte juga menentang keputusan Marcos Jr untuk memulai kembali perundingan perdamaian dengan pemberontak komunis, dengan mengatakan bahwa dia tidak tahu apa-apa tentang penderitaan masyarakat yang tinggal di daerah yang dulunya merupakan basis pemberontak.
Memburuknya Hubungan Kedua Keluarga
Kritik dari Sebastian Duterte disampaikan tepat sebelum Marcos Jr naik panggung pada rapat umum yang dipimpin pemerintah di ibu kota untuk menggalang dukungan bagi kampanye "Bagong Pilipinas (Filipina Baru)", di mana ia berjanji untuk meningkatkan pelayanan negara dan transparansi anggaran.
Aliansi Marcos dengan Duterte sangat penting bagi kemenangan presidennya, sehingga memburuknya hubungan mereka dapat berdampak pada upayanya untuk memperkuat basis dukungan menjelang pemilihan sela Senat dan kongres tahun depan.
Sara Duterte, yang menjabat sebagai Menteri Pendidikan, turut menghadiri rapat umum presiden sebelum terbang ke Davao untuk bergabung dengan ayah dan saudara-saudaranya dalam rapat umum doa menentang upaya untuk mengamandemen konstitusi Filipina, yang didukung Marcos.
Advertisement
Penentang Perubahan Kontitusi Pemerintah
Beberapa penentang perubahan konstitusi, termasuk keluarga Duterte, mengatakan hal ini didorong oleh agenda untuk mengubah sistem politik dan menghapus batasan masa jabatan, termasuk batasan masa jabatan presiden, yang saat ini hanya dapat menjabat satu kali masa jabatan selama enam tahun.
"Dia mengutamakan politik, menjaga diri mereka sendiri… Daripada berfokus pada pekerjaan," kata Sebastian Duterte.
"Pak Presiden, jika tidak ada rasa cinta dan cita-cita terhadap bangsa, mundurlah," lanjut dia.
Seperti kakaknya, Sara Duterte secara terbuka menentang beberapa kebijakan Marcos Jr, termasuk perundingan damai dengan pemberontak komunis yang menurutnya merupakan "kesepakatan dengan setan".
Sejauh ini belum ada komentar langsung dari kantor Marcos atau wakil presiden mengenai pernyataan Sebastian Duterte.