Liputan6.com, Kyiv - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Senin (11/3/2024) menyampaikan rasa terima kasihnya kepada tim film "20 Days in Mariupol" yang memenangkan Oscar pada hari Minggu (10/3).
Film itu mendokumentasikan kengerian awal invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022.
Baca Juga
Dalam unggahan di X alias Twitter, Zelenskyy mengatakan bahwa penghargaan yang didambakan dalam kategori Dokumenter Terbaik itu penting bagi "seluruh negara kami".
Advertisement
"Kengerian Mariupol tidak boleh dilupakan. Seluruh dunia harus melihat dan mengingat dampak tidak manusiawi yang ditimbulkan oleh invasi Rusia terhadap rakyat kami," tulis Zelenskyy.
"Kota-kota dan desa-desa hancur, rumah-rumah dibakar, dan seluruh keluarga terbunuh oleh peluru Rusia dan dikuburkan di halaman belakang rumah mereka sendiri. Kami masih belum mengetahui secara pasti berapa jumlah korban jiwa di Mariupol. Namun, citra satelit menunjukkan kuburan di sekitar kota dengan beribu-ribu makam."Â
Disutradarai oleh pembuat film Ukraina Mstyslav Chernov, film dokumenter ini menceritakan serangan brutal Rusia dan pemboman tanpa henti terhadap Mariupol, kota pelabuhan selatan, pada hari-hari pertama invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022. Demikian seperti dilansir VOA Indonesia, Selasa (12/3).
Menggambarkan Kengerian
Setelah hampir satu dekade meliput konflik internasional, termasuk perang Rusia Vs Ukraina untuk kantor berita Associated Press, film pertama Chernov adalah film bersudut pandang orang pertama yang mengerikan. Sebuah produksi gabungan dari Associated Press dan "Frontline" PBS, film ini mengikuti Chernov, fotografer Evgeniy Maloletka, dan produser Vasilisa Stepanenko saat mereka merekam dari dalam kota yang terkepung.
Tim tiba di sana satu jam sebelum Rusia mulai melakukan pengeboman. Dua minggu kemudian, mereka adalah jurnalis terakhir yang bekerja untuk media internasional, mengirimkan berita penting ke dunia luar yang menunjukkan korban sipil dari segala usia, penggalian kuburan massal, pemboman rumah sakit bersalin, dan besarnya kehancuran yang terjadi.
"Kami melaporkan di dalam rumah sakit ketika orang-orang bersenjata mulai mengintai di koridor. Ahli bedah memberi kami pakaian berwarna putih untuk dipakai sebagai kamuflase," kata Chernov.
Chernov kelahiran Ukraina menarasikan film dokumenter tersebut. Dia dan timnya memenangkan Penghargaan Pulitzer 2023 untuk pelayanan publik.
Advertisement
Rusia Tolak Berkomentar
Ketika menerima penghargaan Oscar, Chernov yang terharu mengatakan, "Ini adalah Oscar pertama dalam sejarah Ukraina, dan saya merasa terhormat."
Dia melanjutkan, "Mungkin saya akan menjadi sutradara pertama di panggung ini yang mengatakan saya berharap saya tidak pernah membuat film ini. Saya ingin dapat menukarnya dengan Rusia yang tidak pernah menyerang Ukraina."
Chernov meminta Rusia menghentikan agresi di Ukraina.
"Saya berharap mereka melepaskan semua sandera, semua tentara yang melindungi tanah air mereka, semua warga sipil yang berada di penjara," ujarnya.
Kota Mariupol di Laut Azov hampir hancur total akibat serangan Rusia yang menurut Kyiv menewaskan puluhan ribu warga sipil.
Penghargaan Oscar diberikan ketika tentara Ukraina sedang berjuang untuk mengusir pasukan Rusia di garis depan dan paket bantuan Amerika Serikat (AS) senilai USD 60 miliar terhenti karena perselisihan politik di Kongres AS.
Zelenskyy berterima kasih kepada semua orang yang mengatakan kebenaran tentang kejahatan perang Rusia.
Ketika ditanya mengenai kesuksesan film tersebut, Kremlin menolak berkomentar. Rusia membantah telah menargetkan warga sipil di Ukraina.