Liputan6.com, Nikaragua - Josy Cornelius tercatat sebagai seorang wanita yang melahirkan putranya dalam keadaan sangat tidak biasa; pada pukul 02.00 pagi di lautan tanpa bantuan medis sama sekali.Â
Seperti dilansir dari The Mirror, Rabu (27/3/2024), bayi bernama Maui lahir di Laut Karabia, Nikaragua, setelah ibunya tinggal di sana selama dua bulan hanya untuk melahirkannya.
Ini merupakan pengalaman kedua kalinya bagi perempuan yang berusia 38 tahun itu melahirkan di laut, ia kini dianugrahi lima anak. Cornelius sangat percaya pada konsep kontroversial 'free birth' (kelahiran bebas), yang menyambut kelahiran tanpa bantuan tenaga medis.
Advertisement
Keyakinan kuatnya akan cara seorang anak seharusnya dilahirkan, telah mendorongnya untuk melakukan langkah esktrem dengan memindahkan keluarganya ke lokasi yang cukup jauh agar dapat melahirkan sesuai dengan keinginannya.
"Perempuan seharusnya merencanakan kehamilan dan kelahiran mereka dengan cara yang sama seperti merencanakan pernikahan impian mereka, yaitu tidak ada jarak terlalu jauh, tidak ada anggaran terlalu ketat, tidak ada ide yang terlalu spesifik. Ini merupakan prasyarat terbaik untuk kelahiran impian," ujar Cornelius.
Maui lahir sekitar pukul 02.00 waktu setempat pada 11 September 2023. Ia bergabung dengan kakak perempuannya yang berusia 11 tahun serta tiga kakak laki-laki masing-masing berusia tujuh, tiga, dan dua tahun.
Dalam video yang telah viral, dengan sekitar 19.000 kali ditonton dan lebih dari 900 disukai, Cornelius membagikan cuplikan yang dianggapnya "sangat istimewa" dari kelahiran putra bungsunya di laut melalui akun Instagram miliknya.
Cornelius terlihat mendekap Maui sambil masih berada di laut. Dalam foto lain, ia tersenyum bersama suaminya Benni, 43 tahun, dan bermain air bersama.
Sudah Direncanakan dari Dulu
Ibu dari lima anak tersebut mengungkapkan bahwa ia sudah lama merencanakan persalinan ini.
"Saya merencanakan kelahiran terakhir ini dengan cermat. Persiapan itu memakan waktu lebih dari 70 minggu. Saat bayi pertama kami yang lahir di laut baru berusia lima hari, saya sudah membayangkan bahwa bayi berikutnya akan lahir di Laut Karibia," ungkap Cornelius.
Setelah memutuskan untuk menyambut anak bungsunya di Laut Karibia, Cornelius dan keluarganya pindah ke sebuah pulau dua bulan sebelum tanggal kelahiran.
"Ada banyak persiapan yang harus dilakukan. Kami sampai meminta seseorang untuk menjaga peternakan kami, kemudian kami pergi berlibur selama delapan minggu," kata Cornelius.
Cornelius juga mengungkapkan bahwa rencananya ini tidak mengganggu pekerjaannya, "Karena saya bekerja secara daring, semua ini tidak menjadi masalah. Saya juga bisa mengurus klien saya dari Karibia. Tidak ada pengorbanan yang terlalu besar untuk membuat momen tak terlupakan ini menjadi kenyataan bagi kami."
"Kami menghabiskan waktu dua bulan di sana selama masa persalinan dan masa nifas, serta dalam rangka persiapan. Laut Karibia memiliki pesona sendiri, ombaknya lembut, warnanya cerah, dan terdapat banyak pantai yang masih alami dan penuh privasi. Semua yang kami rencanakan berjalan dengan baik, satu-satunya hal yang tidak kami duga adalah bayi kami yang lahir tengah malam," tambahnya.
Advertisement
Tuai Ragam Komentar Negatif
Keputusan Cornelius untuk melahirkan secara "bebas" akhirnya menuai komentar kontra yang beberapa orang tidak yakin bahwa kelahiran di laut aman.
Setelah Cornelius membagikan video pertama kelahiran bebasnya pada tahun 2022, ia mendapatkan komentar negatif di medsos dari orang-orang yang tidak setuju dengan keputusannya untuk melahirkan secara alami di air.
Salah satu netizen yang prihatin berkomentar, "Apakah ini higienis? Ada banyak bakteri di laut," lalu ada pengguna medsos lain yang menambahkan, "Betapa kagetnya bayi itu, dari rahim hangat ke lautan yang dingin."
Namun, Cornelius menghiraukan segala komentar negatif tersebut, "Saya tidak terlalu membalas kebencian karena saya tahu itu hanya menunjukkan seberapa kurang informasinya masyarakat. Saya memahami kebingungan setelah kelahiran laut pertama saya, bahwa dunia belum siap dengan cara berpikir baru tentang kelahiran. Orang-orang tidak tahu. Itu hanya membuktikan kepada saya bahwa saya harus terus maju."
Memiliki Latar Belakang Medis
Banyak orang yang tidak menyadari bahwa bidan juga menambahkan garam ke air selama kelahiran di rumah maupun rumah sakit. Air garam dipercaya menawarkan banyak manfaat. Kontraksi di air juga jauh berbeda dari yang di darat.
"Tubuh tidak membutuhkan banyak kontraksi dalam interval yang begitu singkat, sebagian besar dokter kandungan pasti tahu itu. Persalinan telah dipandang sebagai ancaman dan diperlakukan secara medis seolah-olah itu penyakit fatal. Seperti banyak freebirthers lainnya, saya membuktikan sebaliknya. Kita harus menyingkirkan rasa takut kolektif akan persalinan," jelas Cornelius.
Ia memang memiliki beberapa pengalaman kerja medis setelah bekerja di teknologi medis selama beberapa tahun, fokus pada kardiologi. Cornelius kemudian menjadi relawan di sebuah klinik anak dengan fokus pada kelahiran prematur yang berisiko tinggi, lalu menyelesaikan pelatihan lanjutan di unit perawatan intensif.
Sekarang, Cornelius membantu wanita lain sebagai pendamping kehamilan (doula) dengan nama @OceanBirthMom di Instagram. Ia telah bekerja dengan 119 orang tua pada tahun 2023 dan yakin bahwa kelahiran alami memberikan keselamatan terbesar bagi ibu dan anak.
"Saya memiliki lima anak, lahir dari lima wilayah dunia yang berbeda. Saya tidak bisa lebih merasa diberkati. Tiga anak terakhir saya lahir dalam tiga tahun terakhir," ucap Cornelius.
Advertisement