Liputan6.com, Kano - Sedikitnya 11 orang jamaah tewas dan puluhan lainnya terluka setelah seorang pria di Kano, Nigeria melakukan penyerangan ke sebuah masjid.
Seorang pria menyiram masjid tersebut dengan bensin dan mengunci pintunya dari luar sebelum akhirnya membakar tempat ibadah tersebut.
Baca Juga
Pihak kepolisian menyebut, ada sekitar 40 jamaah di dalam masjid, dikutip dari laman BBC, Sabtu (18/5/2024).
Advertisement
Penyerangan dipicu oleh rasa stresnya setelah terlibat perselisihan keluarga mengenai pembagian warisan. Polisi mengatakan, mereka telah menangkap seorang tersangka berusia 38 tahun.
Insiden itu terjadi ketika orang-orang sedang menghadiri salat subuh pada Rabu (15/5) di daerah Gezawa, negara bagian Kano.
Warga mengatakan, api melalap masjid dan para jamaah berusaha membuka pintu yang terkunci.
Setelah mendengar ledakan tersebut, para tetangga bergegas membantu mereka yang terjebak di dalam bangunan tersebut, demikian laporan media lokal di Nigeria.
Tim penyelamat termasuk ahli bom dari kota Kano dikerahkan untuk menanggapi serangan tersebut, kata pernyataan polisi.
Polisi kemudian memastikan bahwa bom tidak digunakan dalam serangan tersebut. Dinas Pemadam Kebakaran di Kano mengatakan, mereka tidak segera dipanggil setelah kebakaran terjadi, dan menambahkan bahwa mereka sebenarnya bisa mengendalikan situasi lebih cepat.
Juru bicara Dinas Pemadam Kebakaran Kano Saminu Yusuf mengatakan, mereka baru diberitahu setelah penduduk setempat berhasil memadamkan api.
“Dalam situasi seperti ini, masyarakat seharusnya menelepon kami tetapi kami tidak menerima panggilan apa pun dari lokasi sampai keadaan normal kembali,” kata Yusuf.
Pelaku Targetkan Anggota Keluarganya Sendiri
Polisi mengatakan, tersangka mengaku perbuatannya merupakan bagian dari sengketa warisan dan mengaku menyasar beberapa anggota keluarga yang berada di dalam masjid.
"Apa yang terjadi tidak ada kaitannya dengan aksi terorisme apa pun, melainkan bentrokan yang timbul akibat pembagian warisan," kata Umar Sanda, kepala polisi setempat, kepada wartawan seusai mengunjungi lokasi kejadian.
"Tersangka saat ini bersama kami dan memberikan informasi terkait pengakuannya," katanya Sanda.
Advertisement
Korban Termasuk Anak-anak
Laporan awal menyebutkan satu jamaah tewas akibat serangan itu, namun jumlah korban tewas kemudian bertambah setelah lebih banyak korban meninggal saat menerima perawatan di Rumah Sakit Spesialis Murtala Muhammad di Kano.
Lebih banyak korban, termasuk anak-anak, masih menerima perawatan di rumah sakit, menurut polisi.
Ulama Islam Sheik Dauda Sulaiman mengatakan, membunuh orang ketika mereka sedang berdoa adalah salah satu dosa terbesar dan selain bertobat kepada Tuhan, pelakunya harus membayar uang darah kepada keluarga orang yang meninggal.