Pejabat China: Pernyataan NATO Penuh Retorika Perang dan Kebohongan

China pernyataan yang direncanakan NATO di Washington penuh dengan retorika perang dan konten yang terkait dengan Tiongkok mengandung provokasi dan kebohongan.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 12 Jul 2024, 16:10 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2024, 16:10 WIB
KTT para pemimpin negara-negara anggota NATO di Hotel "The Grove" Watford, Inggris, 4 Desember 2019.
KTT para pemimpin negara-negara anggota NATO di Hotel "The Grove" Watford, Inggris, 4 Desember 2019. (Source: AP)

Liputan6.com, Beijing - Juru Bicara untuk Misi China di Uni Eropa mengatakan bahwa pernyataan yang direncanakan NATO di Washington penuh dengan retorika perang dan konten yang terkait dengan Tiongkok mengandung provokasi dan kebohongan.

Rancangan komunike tersebut mengatakan, Tiongkok telah menjadi pendukung yang menentukan bagi upaya perang Rusia di Ukraina dan Beijing terus menimbulkan tantangan sistemik bagi Eropa dan keamanan.

"Seperti yang kita semua tahu, Tiongkok bukanlah pencipta krisis di Ukraina," kata juru bicara tersebut, menurut pernyataan yang dirilis oleh Misi Tiongkok di UE pada Kamis (11/7/2024).

"Deklarasi KTT NATO di Washington penuh dengan mentalitas Perang Dingin dan retorika perang, dan konten yang terkait dengan Tiongkok penuh dengan provokasi, kebohongan, hasutan, dan fitnah," kata juru bicara tersebut menanggapi pertanyaan wartawan, dikutip dari laman Japan Today, Jumat (12/7).

Para pemimpin negara NATO menekankan janji keanggotaan bagi Ukraina, mengambil sikap yang lebih tegas terhadap dukungan Tiongkok bagi Rusia, dan deklarasi tersebut memperkuat pernyataan NATO sebelumnya tentang Tiongkok.

"Posisi inti Tiongkok dalam masalah Ukraina adalah untuk mempromosikan perundingan damai dan penyelesaian politik, yang telah diakui dan diapresiasi secara luas oleh masyarakat internasional," kata juru bicara tersebut.

Beijing mengajukan makalah berisi 12 poin lebih dari setahun yang lalu yang menetapkan prinsip-prinsip umum untuk mengakhiri perang, tetapi tidak membahas secara spesifik.

Makalah tersebut mendapat sambutan hangat pada saat itu baik di Rusia maupun Ukraina.

 

Kritik China untuk NATO

Ilustrasi Bendera China (AFP/STR)
Ilustrasi Bendera China (AFP/STR)

Sementara itu, Tiongkok telah berulang kali mengecam kritik NATO dan telah memperingatkan agar tidak melakukan ekspansi ke kawasan Asia-Pasifik.

Para pemimpin Jepang, Korea Selatan, Selandia Baru, dan Australia, yang hadir di NATO, telah menjalin hubungan yang lebih kuat dengan aliansi keamanan tersebut di tengah meningkatnya kekhawatiran atas agresi Tiongkok di Laut China Selatan.

Pada Rabu (10/7), juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan: "Kami dengan tegas menentang NATO yang bertindak melampaui karakternya sebagai aliansi pertahanan regional, ikut campur di kawasan Asia-Pasifik untuk memicu konfrontasi dan persaingan, serta mengganggu kemakmuran dan stabilitas di kawasan ini."

Infografis Presiden Ukraina Geram Ditolak NATO
Infografis Presiden Ukraina Geram Ditolak NATO (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya