KBRI Beirut Keluarkan Imbauan Agar WNI Tinggalkan Lebanon

KBRI Beirut juga mengimbau WNI yang memiliki rencana berkunjung ke Lebanon untuk menunda perjalanannya.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 01 Agu 2024, 18:00 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2024, 18:00 WIB
Penerbangan Rute Lebanon Dihentikan, Kekhawatiran Perang Meningkat
Grup maskapai penerbangan asal Jerman, Luthfansa Group, pada hari Senin (29/7) mengatakan tiga maskapai mereka – Lufthansa, Swiss, dan Eurowings – memutuskan untuk menghentikan sementara penerbangan dari dan ke Beirut hingga setidaknya 5 Agustus mendatang. (AP Photo/Hassan Ammar)

Liputan6.com, Jakarta - KBRI Beirut mengimbau Warga Negara Indonesia (WNI) untuk meninggalkan wilayah Lebanon, merujuk pada kondisi yang kian memanas di kawasan tersebut.

"Kami mengimbau seluruh WNI di Lebanon untuk sudah memproses Lapor Diri kepada KBRI Beirut dan mempertimbangkan untuk dapat keluar dari Lebanon untuk sementara waktu secara mandiri selama layanan penerbangan komersial masih tersedia," bunyi pernyataan KBRI Beirut di akun Instagram resmi @indonesiainlebanon, Kamis (1/8/2024).

WNI diimbau untuk berwaspada, meningkatkan kehati-hatian dan mempersuapjan diri jika terjadi eskalasi konflik.

Selain itu, KBRI Beirut juga mengimbau WNI yang memiliki rencana berkunjung ke Lebanon untuk menunda perjalanannya.

WNI yang menetap di Lebanon Selatan juga diimbau untuk waspada dan berlindung di KBRI.

"Dengan mempertimbangkan buruknya kondisi keamanan di Lebanon Selatan (Saida, Hasbaya, Nabatiyeh, Marjeyoun, Tyre dan Altaroun), telah ditetapkan Status Siaga I di wilayah tersebut sejak Oktober 2023. Dalam kaitan ini, kami mengimbau seluruh WNI di Lebanon Selatan untuk berlindung di KBRI Beirut (safe house)," lanjut pernyataan itu.

Perwakilan Indonesia itu juga mengingatkan agar seluruh WNI agar: menghindari kawasan rawan, bersikap waspada atas perkembangan keamanan dan situasi, menyimpan barang dan dokumen berharga, hingga menjaga barang berharga.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Penyebab Eskalasi Konflik

Pengamanan Usai Kedubes AS di Lebanon Dihujani Tembakan
Kedutaan besar AS di Beirut mengatakan bahwa staf dan fasilitasnya dalam keadaan aman setelah muncul laporan mengenai tembakan di dekat pintu masuk kedutaan. (AP Photo/Bilal Hussein)

Penyebab eskalasi konflik terbaru terjadi pada Sabtu (27/7) sore, setelah sebuah roket menghantam lapangan bola di Majdal Shams, sebuah kota di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel. Tragedi itu membunuh 12 anak dan melukai 44 orang lainnya.

Menurut Israel, serangan dilakukan oleh roket Falaq-1 buatan Iran dengan hulu ledak seberat 45 kg dan hanya Hizbullahyang memiliki roket semacam itu di Lebanon. Israel pun menjanjikan pembalasan bahwa Hizbullah akan membayar dengan harga mahal.

Namun, Hizbullah telah membantah terlibat. 

"Perlawanan Islam di Lebanon dengan tegas membantah tuduhan yang dilaporkan oleh beberapa media Israel dan berbagai platform media lainnya tentang penargetan wilayah Majdal Shams. Hizbullah menegaskan bahwa kami tidak memiliki hubungan apa pun dengan insiden tersebut dan dengan tegas membantah semua klaim palsu dalam hal ini," demikian pernyataan yang dikeluarkan Hizbullah pada Sabtu malam, seperti dikutip dari Mehr News.

Dikutip dari Axios, pejabat Hizbullah mengaku kepada PBB bahwa apa yang terjadi pada Sabtu disebabkan oleh rudal pencegat Israel sendiri. Namun, Israel membantahnya.

Infografis Dahsyatnya Ledakan di Beirut Lebanon
Infografis Dahsyatnya Ledakan di Beirut Lebanon (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya