Mengenal Blue Moon yang Akan Muncul pada 19 Agustus 2024

Blue Moon terjadi ketika Bulan berada pada sisi Bumi yang berlawanan dengan Matahari di mana posisi yang dicapainya setiap 29,5 hari.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 07 Agu 2024, 01:00 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2024, 01:00 WIB
Fenomena Blue Moon di Jakarta
Super Blue Moon 30 Agustus ini menjadi supermoon paling terang sepanjang 2023. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Blue Moon atau bulan purnama biru akan salah satu fenomena langit pada Agustus 2024. Dikutip dari Space pada Selasa (06/08/2024), Blue Moon merupakan istilah yang digunakan untuk menamai bulan purnama kedua yang terjadi dalam satu bulan.

Hal ini disebabkan karena siklus bulan membutuhkan waktu 29,5 hari untuk menyelesaikan satu siklusnya. Oleh karena itu, secara teknis, ada 12,4 bulan purnama setiap 365 hari.

Artinya, setiap 2,8 tahun rata-rata ada 13 fenomena bulan purnama dalam 12 bulan. Fenomena Blue Moon terakhir terjadi pada 30 Agustus 2023.

Fenomena bulan purnama biru berikutnya akan terjadi pada 19 Agustus 2024. Blue Moon terjadi ketika Bulan berada pada sisi Bumi yang berlawanan dengan Matahari di mana posisi yang dicapainya setiap 29,5 hari.

Secara teknis, garis bujur langitnya adalah 180 derajat dari matahari di langit. Orbit bulan miring sekitar lima derajat dari bidang orbit bumi, jadi meskipun bulan berada "di belakang" bumi, bulan tidak berada dalam bayangan bumi setiap kali mengelilingi planet kita.

Saat melewati bayangan bumi, kita melihat gerhana bulan, tetapi kali ini hal itu tidak terjadi. Waktu fase bulan bergantung pada zona waktu seseorang, karena bergantung pada posisi bulan relatif terhadap bumi, bukan pada posisi seseorang di bumi.

 

Permukaan Bulan

Melansir laman NASA pada Selasa (06/08/2024), permukaan bulan akan sepenuhnya diterangi oleh matahari saat Blue Moon terjadi. Blue moon termasuk salah satu fenomena luar angkasa yang cukup langka dan unik, karena tidak pasti setiap tahun terjadi.

Penggunaan istilah blue moon pertama kali tercatat dalam Bahasa Inggris pada 1528. Hal ini disampaikan Gordon Johnston dari NASA dalam tulisan panduan bulan purnama untuk bulan Agustus dan September.

Bulan purnama ini dikenal oleh suku-suku asli Amerika awal sebagai Bulan Sturgeon karena ikan sturgeon besar di Great Lakes dan danau-danau besar lainnya lebih mudah ditangkap pada waktu tahun ini. Blue Moon juga dikenal sebagai Bulan Jagung Hijau (Green Corn Moon) dan Bulan Gandum (Grain Moon).

Secara umum, ada dua jenis blue moon yaitu seasonal blue moon atau bulan biru musiman dan monthly blue moon atau bulan biru bulanan. Seasonal blue moon (bulan biru musiman) yaitu fenomena bulan purnama ketiga dari satu musim astronomis yang di dalamnya terjadi empat kali Bulan purnama.

Sedangkan, monthly blue moon (bulan biru bulanan) yaitu bulan purnama kedua dari satu bulan di dalam kalender masehi yang di dalamnya terjadi dua kali bulan purnama.

 

Fenomena Langit Agustus 2024

Selain fenomena Blue Moon, Hujan Meteor Perseid juga akan terjadi pada Agustus 2024. Hujan Meteor Perseid yang akan terjadi 12 hingga 13 Agustus 2024.

Hujan Meteor Perseids mencapai puncaknya pada pertengahan Agustus. Menurut NASA pada Selasa (06/08/2024), Perseids akan menjadi hujan meteor terbaik pada 2024 ini.

Dengan meteor yang cepat dan terang, Perseids sering meninggalkan jejak cahaya dan warna yang panjang di belakangnya saat melesat melalui atmosfer bumi. Perseids adalah salah satu hujan meteor yang paling banyak jumlahnya.

Saat mencapai puncaknya, Hujan Meteor Perseids mencapai 50 hingga 100 meteor terlihat per jam. Hujan Meteor Perseids dihasilkan oleh komet Swift-Tuttle yang ditemukan pada 1862.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya