Analis Intelijen Angkatan Darat AS Mengaku Bersalah Usai Jual Informasi Rahasia Militer ke China

Pelaku disebut telah berkonspirasi untuk mengungkapkan informasi pertahanan nasional dengan mengekspor artikel-artikel pertahanan dan data teknis tanpa izin,

oleh Tim Global diperbarui 15 Agu 2024, 11:05 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2024, 11:05 WIB
Bendera Amerika Serikat (AP PHOTO)
Bendera Amerika Serikat (AP PHOTO)

Liputan6.com, Washington D.C - Seorang analis intelijen Angkatan Darat Amerika Serikat Korbein Schultz pada Selasa (13/8/2024), mengaku bersalah atas tuduhan berkonspirasi untuk menjual rahasia militer ke China, kata Departemen Kehakiman AS.

Korbein Schultz didakwa pada Maret lalu lantaran berkonspirasi untuk mengungkapkan informasi pertahanan nasional dengan mengekspor artikel-artikel pertahanan dan data teknis tanpa izin, dan melakukan penyuapan terhadap pejabat publik, dikutip dari VOA Indonesia, Kamis (15/8).

Schultz, yang memiliki otoritas untuk mengakses rahasia tingkat tinggi, berkonspirasi dengan seseorang yang tinggal di Hong Kong, yang ia duga terkait dengan pemerintah China, untuk mengumpulkan informasi pertahanan nasional.

Termasuk informasi rahasia dan data teknis terkait sistem-sistem senjata militer AS, dengan imbalan uang, menurut dokumen-dokumen dakwaan dan pengakuan.

"Pemerintah seperti China secara agresif menarget personel militer dan informasi keamanan nasional kami dan kami akan melakukan segala daya kami untuk memastikan bahwa informasi dilindungi dari pemerintah asing yang menjadi musuh," kata Asisten Direktur Eksekutif FBI, Robert Wells dalam sebuah pernyataan.

Sebelum dia ditangkap, Schultz mengirimkan puluhan dokumen militer yang sensitif dan terbatas, namun tidak rahasia, kata Departemen Kehakiman.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Taktik Militer China

Ilsutrasi bendera China dan Amerika Serikat (AP/Andy Wong)
Ilsutrasi bendera China dan Amerika Serikat (AP/Andy Wong)

Sebuah dokumen yang membahas pembelajaran Angkatan Darat dari perang Rusia-Ukraina yang akan diterapkan dalam pertahanan Taiwan, dokumen yang berkaitan dengan taktik militer China, dan dokumen yang berkaitan dengan satelit militer AS termasuk di antara barang-barang yang dikumpulkan dan dikirim oleh Schultz.

Schultz dibayar sekitar USD 42,000 untuk sejumlah informasi tersebut, menurut departemen kehakiman.

"Dengan bersekongkol untuk mengirimkan informasi pertahanan nasional kepada seseorang yang tinggal di luar Amerika Serikat, terdakwa ini tanpa perasaan membahayakan keamanan nasional kita, dengan memanfaatkan kepercayaan yang diberikan militer kita kepadanya," kata Asisten Jaksa Agung, Matthew G. Olsen.

Schultz dijadwalkan akan dijatuhi hukuman pada 23 Januari 2025.

Infografis Amerika Serikat dan China Terancam Perang Dingin? (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Amerika Serikat dan China Terancam Perang Dingin? (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya