Liputan6.com, Jakarta - Planet Mars merupakan salah satu objek luar angkasa yang sering dieksplorasi oleh para astronom. Bahkan kini, para ilmuwan tengah mengembangkan misi untuk bermukim di planet tersebut.
Dikutip dari laman NASA pada Jumat (16/08/2024), penjelajahan NASA mengungkap bukti bawah Mars jauh lebih basah dan hangat dengan atmosfer yang lebih tebal dari miliaran tahun yang lalu. Terlebih, para ilmuwan menemukan bukti nyata keberadaan air di Planet Mars.
Planet Mars memiliki inti padat di pusatnya dengan radius antara 1.500 hingga 2.100 kilometer. Inti tetangga bumi ini terbuat dari besi, nikel, dan belerang.
Advertisement
Baca Juga
Di sekeliling inti, terdapat mantel berbatu. Sementara, kerak Planet Mars terbuat dari besi, magnesium, aluminium, kalsium, dan kalium.
Nama Planet Mars diambil dari nama dewa perang dalam mitologi Romawi. Mars adalah dewa militer yang sangat dihormati oleh legiun Romawi.
Alasan utama pemilihan nama ini adalah warna permukaan Mars yang khas kemerahan. Warna merah ini sering dikaitkan dengan darah dan peperangan, sehingga sangat cocok dengan karakter dewa Mars.
Dikutip dari laman Space pada Jumat (16/08/2024), astronom China kuno menyebut planet ini sebagai bintang api. Orang Mesir menyebutnya Her Desher, yang berarti si merah.
Bahkan saat ini, Mars sering disebut sebagai Planet Merah. Lalu, mengapa Planet Mars Berwarna Merah?
Â
Alasan Kenapa Mars Berwarna Merah
Mars dikenal sebagai The Red Planet karena tanah dan atmosfer dari planet keempat di tata surya ini berwarna merah. Kondisi tersebut disebabkan oleh mineral besi di tanah Mars yang teroksidasi atau berkarat sehingga menyebabkan warnanya tampak merah.
Planet Mars berwarna merah adalah akibat regolit atau material permukaannya, mengandung banyak oksida besi. Hal ini adalah senyawa yang sama yang memberi corak warna pada darah dan juga besi karat.
Mineral oksida besi di permukaan Planet Mars memiliki sejarah yang panjang. Semuanya dimulai 4,5 miliar tahun yang lalu, ketika tata surya terbentuk.
Ada banyak planet yang mengandung sejumlah besi. Unsur berat tersebut berputar-putar di dalam awan gas dan debu yang runtuh karena gravitasi untuk membentuk matahari dan planet-planet.
Sementara sebagian besar besi bumi tenggelam ke intinya ketika planet ini masih muda dan mencair. Sementara, ukuran Mars yang lebih kecil dan gravitasi yang lebih lemah menyebabkan planet tersebut kurang terdiferensiasi.
Planet Mars memang memiliki inti besi, namun terdapat banyak zat besi di lapisan atasnya juga. Para ilmuwan percaya warna Mars yang serupa karat ini terbentuk akibat pelapukan secara bertahap.
Fenomena ini membuat besi di Mars menjadi berkarat. Senyawa besi(III) oksida di permukaan Mars juga tampak berwarna merah karena ia menyerap panjang gelombang biru dan hijau dari spektrum cahaya sekaligus memantulkan panjang gelombang merah.
(Tifani)
Advertisement