14 September 2015: Gempar Anak Laki-laki Muslim Ditangkap Gegara Bawa Jam ke Sekolah

Apa yang dialami anak laki-laki ini mengundang respons Barack Obama dan Mark Zuckerberg.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 14 Sep 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2024, 06:00 WIB
Ilustrasi jam.
Ilustrasi jam. (Dok. Srikanta H. U/Unsplash)

Liputan6.com, Washington, DC - Kreatif berujung petaka bagi seorang anak laki-laki muslim bernama Ahmed Mohamed. Bagaimana tidak, jam rakitannya malah dikira bom.

Hari itu, Senin 14 September 2015, Ahmed ditangkap di sekolah menengahnya di Irving, Texas, Amerika Serikat (AS) lantaran membawa sebuah jam digital yang telah dirakit ulang di rumah menggunakan kotak pensil. Gurunya mengira itu adalah bom. Demikian seperti dilansir History, Sabtu (14/9).

Ahmed kemudian diinterogasi oleh polisi, ditahan dan dibawa ke pusat penahanan remaja. Dia diskors dari sekolah selama tiga hari atas apa yang disebut oleh pihak berwenang sebagai "bom tipuan", namun sebenarnya itu adalah jam buatan sendiri.

Penangkapan Ahmed memicu badai karena banyak yang melihat insiden itu sebagai contoh diskriminasi rasial. Ahmed sendiri dijuluki "Clock Boy," dan tagar #IStandWithAhmed muncul di media sosial saat itu.

"Jamnya keren, Ahmed," tulis Barack Obama, yang menjabat sebagai presiden AS masa itu, di platform media sosial Twitter atau yang kini Bernama X.

"Maukah membawanya ke Gedung Putih? Kita harus menginspirasi lebih banyak anak seperti kamu untuk menyukai sains. Itulah yang membuat AS hebat."

Ahmed pun menyambut tawaran Obama. Keduanya bertemu pada Oktober 2015 selama malam astronomi yang diselenggarakan di Halaman Selatan Gedung Putih.

Pendiri Facebook Mark Zuckerberg juga ikut menimpali kasus Ahmed. Dia menulis, "Anda mungkin pernah melihat cerita tentang Ahmed, siswa berusia 14 tahun di Texas yang membuat jam dan ditangkap saat membawanya ke sekolah. Memiliki keterampilan dan ambisi untuk membuat sesuatu yang keren seharusnya menghasilkan tepuk tangan, bukan penangkapan. Masa depan adalah milik orang-orang seperti Ahmed. Ahmed, jika Anda ingin datang ke Facebook, saya ingin sekali bertemu dengan Anda. Teruslah berkarya."

Keluarga Ahmed kemudian mengajukan gugatan terhadap Distrik Sekolah Independen Irving dan Kepala Sekolah Menengah Atas McArthur Daniel Cummings karena diskriminasi, namun gugatan itu ditolak. Ahmed pun tidak kembali ke sekolah itu dan keluarganya pindah ke Qatar.

Kecelakaan Merenggut Nyawa Putri Monako

Grace Kelly dan Pangeran Rainier III
Grace Kelly dan Pangeran Rainier III (AP Photo)

Momen 14 September juga menorehkan catatan sedih bagi negara Monako. Tepatnya pada tahun 1982, Grace Kelly mantan artis Hollywood yang menikah dengan Pangeran Rainier III meninggal dalam sebuah kecelakaan tragis.

Kala itu, Grace Kelly yang sedang dalam perjalanan pulang ke istana bersama anaknya, Putri Stephanie, terserang stroke. Mobil British Rover 3500 yang dikendarainya jatuh ke jurang sedalam 37 meter di jalanan berkelok di Cap-d'Ail, Cote d'Azur. Lokasi kecelakaan tak jauh dari istana.

Mobil itu terbakar. Grace Kelly menderita beberapa patah tulang, termasuk di paha, tulang selangka dan tulang rusuk. Sementara, Putri Stephanie, yang kala itu berusia 17 tahun, hanya menderita luka ringan.

Para dokter berusaha menyelamatkan sang putri. Namun gagal. Pada malam berikutnya, Pangeran Rainier III setuju untuk mematikan alat pendukung kehidupan. Perempuan bergelar Her Serene Highness Princess Grace of Monaco itu pun dinyatakan meninggal dunia pada usia 52 tahun.

"Pada akhirnya semua kemungkinan pengobatan telah terlampaui," demikian pengumuman yang disampaikan Pemerintah Monako, seperti dikutip dari New York Times.

Kabar kematian Grace Kelly sampai ke tanah kelahirannya, Philadelphia, AS. Presiden Ronald Reagan mengenang Grace Kelly sebagai perempuan yang penuh welas asih dan lembut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya