Israel Pasca Serangan Rudal Iran: Siapapun yang Serang Kami, Kami Serang Balik

Ini merupakan kali kedua sepanjang tahun 2024, Iran melancarkan serangan langsung ke Israel.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 02 Okt 2024, 09:00 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2024, 08:42 WIB
Rudal yang diluncurkan dari Iran menuju Israel melesat di langit malam seperti yang terlihat dari Deir al-Balah, Jalur Gaza, Selasa (1/10/2024).
Rudal yang diluncurkan dari Iran menuju Israel melesat di langit malam seperti yang terlihat dari Deir al-Balah, Jalur Gaza, Selasa (1/10/2024). (Dok. AP/Abdel Kareem Hana)

Liputan6.com, Tel Aviv - Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berjanji bahwa musuh bebuyutannya, Iran, akan membayar serangan rudalnya terhadap Israel pada hari Selasa (1/10/2024), sementara Teheran mengatakan setiap pembalasan akan dibalas dengan "kehancuran besar".

"Iran membuat kesalahan besar malam ini - dan akan membayarnya," kata Netanyahu beberapa jam setelah serangan seperti dilansir CNA, Rabu (2/10).

Dia memperingatkan, "Siapa pun yang menyerang kami, kami akan menyerang mereka."

Dalam pernyataan terpisah, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, yang berada di pusat komando dan kendali yang memantau intersepsi rudal Iran, juga berjanji akan menghukum Iran atas serangannya.

"Iran belum belajar dari pelajaran sederhana, mereka yang menyerang negara Israel akan membayar harga mahal," ungkap Gallant.

Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) menyebutkan serangan itu merupakan balasan atas pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh, Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah, Komandan IRGC Abbas Nilforoshan, agresi Israel ke Lebanon dan Jalur Gaza.

Dalam serangan pada hari Selasa, Israel mengklaim Iran menembakkan lebih dari 180 rudal balistik. Alarm berbunyi di seluruh Israel dan ledakan dapat terdengar di Yerusalem dan lembah Sungai Yordan. Warga Israel menumpuk di tempat perlindungan bom.

Menurut IRGC, Iran menggunakan rudal hipersonik Fattah untuk pertama kalinya dan 90 persen rudalnya berhasil mengenai sasaran mereka di Israel.

Namun, juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Laksamana Muda Israel Daniel Hagari mengaku bahwa sebagian besar rudal berhasil dicegat oleh Israel dan koalisi pertahanan yang dipimpin Amerika Serikat (AS).

"Serangan Iran merupakan eskalasi yang parah dan berbahaya," ujar Hagari, seraya menambahkan bahwa serangan Iran mengenai Israel tengah dan selatan.

Saling Janjikan Serangan Balasan

Warga Israel berlindung saat proyektil yang diluncurkan dari Iran dicegat di langit Rosh HaAyin, Israel, Selasa (1/10/2024).
Warga Israel berlindung saat proyektil yang diluncurkan dari Iran dicegat di langit Rosh HaAyin, Israel, Selasa (1/10/2024). (Dok. AP/Maya Alleruzzo)

Di PBB, perwakilan Israel juga bersumpah akan memberikan konsekuensi atas serangan Iran.

"Kami akan bertindak. Iran akan segera merasakan konsekuensi dari tindakan mereka. Responsnya akan menyakitkan," kata Duta Besar Israel untuk PBB Danny Danon.

Gedung Putih menjanjikan pula "konsekuensi berat" bagi Iran dan juru bicara Jake Sullivan mengatakan dalam pengarahan di Washington bahwa AS akan "bekerja sama dengan Israel untuk mewujudkannya".

Sullivan tidak merinci apa saja konsekuensinya, namun dia tidak mendesak Israel untuk menahan diri seperti yang dilakukan AS pada bulan April ketika Iran melakukan serangan drone dan rudal terhadap Israel.

Pentagon mengonfirmasi serangan udara hari Selasa sekitar dua kali lebih besar dari serangan bulan April.

Adapun Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Republik Islam Iran Mohammad Bagheri menegaskan setiap respons Israel terhadap serangan rudal hari Selasa akan disambut dengan "kehancuran besar-besaran" infrastruktur Israel. Dia berjanji pula menargetkan aset regional dari sekutu Israel mana pun yang terlibat.

Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan operasinya bersifat defensif dan hanya ditujukan pada fasilitas militer dan keamanan Israel. Sebelumnya, kantor berita negara Iran menuturkan Teheran menargetkan tiga pangkalan militer Israel.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya