Liputan6.com, Manila - Sebuah hotel unik di Filipina berhasil memecahkan rekor dunia dari Guinness Book of World Records sebagai bangunan berbentuk ayam terbesar di dunia.
Hotel ini merupakan bagian dari Campuestohan Highland Resort, objek wisata lokal, di provinsi tengah Negros Occidental.
Advertisement
Baca Juga
Dilansir Straits Times, Selasa (12/11/2024), bangunan ini memiliki lebar 12 meter, panjang 28 meter, dan tinggi 35 meter. Ketinggiannya sekitar 13 lantai di blok Housing Board, dengan setiap lantai tingginya sekitar 2,6 meter.
Advertisement
Hotel baru tersebut merupakan gagasan pengusaha lokal Ricardo Tan, yang juga dikenal dengan julukan "Cano".
Dijuluki "Manok ni Cano Gwapo" ("Ayam Cano yang Ganteng" dalam bahasa Tagalog dan dialek Hiligaynon di wilayah tersebut), hotel ini memiliki 15 kamar ber-AC yang dilengkapi dengan perangkat televisi dan tempat tidur besar yang dapat menampung rombongan atau keluarga.
Hotel ini juga memiliki dek observasi, yang menawarkan pengunjung pemandangan sekitar dari atas.
Konseptualisasi dan perencanaan proyek bangunan itu memakan waktu kurang dari enam bulan.
Pembangunan yang dimulai pada 10 Juni 2023 dan selesai pada 8 September 2024, terhambat oleh sejumlah faktor seperti seringnya badai dan topan di wilayah tersebut.
Biaya menginap di hotel tersebut mulai dari 4.500 peso atau Rp1,2 juta per malam.
Ingin Mengejutkan Publik
Terletak di Kota Talisay, resor ini telah beroperasi sejak 2012 dan memiliki kolam ombak, tempat makan, dan akomodasi lainnya, termasuk pondok dan kabin kayu.
Menurut Guinness Book of World Records, pengusaha lokal Ricardo Tan memiliki visi "untuk membuat sesuatu dengan faktor wow yang benar-benar dapat meninggalkan jejak kekaguman bagi publik".
Tan juga menggambarkan dirinya sebagai seorang pemimpi dan mengatakan bahwa ia ingin menciptakan sesuatu yang tidak terpikirkan dalam sebuah artikel di situs Guinness Records.
Ketika ditanya mengapa ia memilih ayam jantan untuk desain bangunan, Tan mengatakan kepada Guinness Book of World Records bahwa itu adalah penghormatan kepada industri unggas buruan di Negros Occidental.
Menurut Tan, sosok ayam jantan yang tenang dan berwibawa mencerminkan sikap penduduk setempat.
Advertisement