Liputan6.com, Kyiv - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Kamis (13/2/2025) memperingatkan agar tidak mempercayai klaim Vladimir Putin, sementara Donald Trump bersikeras yakin presiden Rusia ingin perdamaian.
Pernyataan mengejutkan Trump yang mengungkapkan niatnya untuk memulai pembicaraan dengan Putin guna mengakhiri perang mengejutkan Ukraina dan sekutu-sekutu Eropa — beberapa di antaranya mempertanyakan strategi tersebut dan memperingatkan Amerika Serikat (AS) agar tidak membuat kesepakatan tanpa melibatkan mereka.
Advertisement
Baca Juga
Dalam pertemuan dengan mitra NATO, Menteri Pertahanan (Menhan) AS Pete Hegseth membantah bahwa panggilan telepon Trump yang berlangsung 90 menit dengan Putin pada Rabu (12/2) berarti pengkhianatan terhadap upaya perang Ukraina yang telah berlangsung hampir tiga tahun.
Advertisement
Zelenskyy — yang dijadwalkan bertemu Wakil Presiden AS JD Vance di Konferensi Keamanan Munich pada Jumat (14/2) — mengatakan dia tidak terlalu senang dengan keputusan Trump yang menghubungi Putin sebelum berbicara dengannya.
Dalam unggahan di media sosial setelah berbicara dengan Perdana Menteri Polandia Donald Tusk, Zelenskyy memperingatkan para pemimpin dunia agar tidak mempercayai klaim Putin yang siap mengakhiri perang.
Pemimpin Ukraina itu menegaskan dia ingin AS menyepakati "rencana untuk menghentikan Putin" sebelum melakukan negosiasi lebih lanjut.
Trump sendiri menyatakan dia berharap dapat bertemu dengan Putin di Arab Saudi "dalam waktu yang tidak terlalu lama" – yang memicu kekhawatiran Ukraina akan tersingkir dari pembicaraan.
Namun, pada Kamis, Trump menggarisbawahi bahwa Ukraina akan "terlibat" dalam negosiasi dan dia yakin Putin menginginkan perdamaian.
"Saya rasa dia akan memberi tahu saya jika dia tidak menginginkannya," tambah Trump seperti dikutip dari CNA.
Pesan Tegas Uni Eropa
Kremlin menyatakan bahwa Ukraina akan terlibat dalam pembicaraan segera, namun juga menekankan akan ada "jalur bilateral antara Rusia dan AS."
Kanselir Jerman Olaf Scholz menolak segala bentuk perdamaian yang dipaksakan, dengan berargumen, "Kemenangan Rusia atau keruntuhan Ukraina tidak akan membawa perdamaian, justru sebaliknya."
"Ini akan membahayakan perdamaian dan stabilitas di Eropa, jauh melampaui Ukraina," ujarnya.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Kaja Kallas menegaskan bahwa tidak ada kesepakatan yang bisa diterima "tanpa melibatkan kami". Dia menilai Washington melunak terhadap Rusia.
"Kita tidak seharusnya menutup opsi apapun sebelum negosiasi dimulai karena ini akan menguntungkan Rusia dan itulah yang mereka inginkan," ungkap Kallas.
Pernyataan ini muncul setelah pemerintahan Trump meredam tujuan Ukraina untuk merebut kembali seluruh wilayahnya dan bergabung dengan NATO.
Hegseth menyatakan Eropa kini harus memberikan sebagian besar bantuan untuk Ukraina, sementara AS tidak akan mengirim pasukan dalam kesepakatan apapun.
"Tidak ada pengkhianatan di sini. Ini adalah pengakuan bahwa seluruh dunia dan AS memiliki kepentingan dalam perdamaian," kata Menhan AS itu. "Negosiasi akan membutuhkan pengakuan dari kedua pihak terhadap hal-hal yang tidak mereka inginkan."
Dia membantah Trump telah memberikan keuntungan lebih kepada Putin dan menegaskan bahwa negosiasi akan melibatkan kedua belah pihak.
Di lain sisi, Menteri Pertahanan Ukraina Rustem Umerov meyakinkan sekutu NATO dengan mengatakan, "Kami akan terus berjuang, kami kuat, kami mampu, kami akan berhasil."
Pertemuan Zelenskyy dengan Vance di Munich akan menjadi pertemuan tingkat tinggi lainnya bagi pejabat tinggi pemerintahan Trump.
Sebelumnya, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengadakan pembicaraan di Kyiv mengenai akses AS ke deposit mineral Ukraina sebagai imbalan atas dukungan keamanan.
Dalam wawancara radio pada Kamis, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menuturkan dia mengharapkan Ukraina menandatangani kesepakatan akses mineral yang akan mengembalikan "dana miliaran dolar yang telah dikeluarkan oleh pembayar pajak AS di sana."
Advertisement
Tawaran Ukraina
Pendekatan Trump terhadap Putin sudah diperkirakan, namun kecepatan dorongan terhadap perdamaian yang dia ajukan mengejutkan banyak pihak setelah tiga tahun dukungan kuat Barat untuk Ukraina.
Trump menyatakan dia akan "senang" menyambut Rusia kembali ke dalam G7. Rusia dikeluarkan dari grup itu setelah mencaplok Semenanjung Krimea pada 2014.
"Saya rasa itu adalah kesalahan untuk mengeluarkannya," ujar Trump merujuk pada Putin.
Sekutu-sekutu Eropa khawatir Trump dapat memaksa Ukraina menerima kesepakatan perdamaian yang akan menghadapkan mereka pada Putin yang semakin percaya diri, sementara mereka tetap menanggung sebagian besar biaya keamanan pasca-perang.
Menteri Angkatan Bersenjata Prancis Sebastien Lecornu menyatakan keresahannya bahwa pemerintahan AS mengalah pada semua tuntutan Rusia.
Adapun Menhan AS menilai bahwa pasukan Eropa dapat memberikan jaminan keamanan bagi Ukraina.
Zelenskyy telah mengusulkan kemungkinan menukar wilayah Rusia yang dikuasai Ukraina dengan wilayah Ukraina yang diduduki Rusia. Namun, kendali Ukraina atas wilayah Kursk di Rusia telah tergerus, dengan Ukraina menyatakan hanya menguasai sepertiga dari wilayah tersebut yang mulai mereka kuasai tahun lalu.
"Setiap solusi yang terburu-buru adalah kesepakatan yang merugikan," imbuh Zelenskyy.
Â
Â
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)