Liputan6.com, Jakarta - Teleskop luar angkasa James Webb (JWST) berhasil menangkap citra dari sebuah bintang muda yang sedang memancarkan energi ke luar angkasa. Citra menakjubkan ini menampilkan cakram protoplanet yang bercahaya.
Para ilmuwan memperkirakan, bintang baru ini berpotensi menjadi cikal bakal sistem tata surya baru. Penemuan ini telah dipublikasikan dalam jurnal The Astrophysical Journal pada 3 Februari 2025.
Melansir laman Live Science pada Senin (10/02/2025), bintang muda yang berhasil diamati teleskop James Webb baru-baru ini diberi nama resmi sebagai HH 30. HH30 termasuk dalam kategori objek Herbig-Haro atau simpul gas terang yang terbentuk akibat aliran gas dari protobintang muda yang bertabrakan dengan materi di sekitarnya, menciptakan gelombang kejut.
Advertisement
Baca Juga
Bintang muda ini berjarak sekitar 450 tahun cahaya dari bumi dan terletak di dalam awan gelap LDN 1551 di Gugus Molekular Taurus. Para astronom sedang meneliti objek gas ini untuk memahami lebih jauh bagaimana butiran debu di dalamnya dapat berinteraksi dengan aliran gas besar guna membentuk planet.
Untuk mengamati cakram HH 30 dari sudut yang hampir sejajar dengan bidangnya, para ilmuwan menggabungkan data inframerah dari teleskop James Webb dengan pengamatan berbasis gelombang panjang dari teleskop Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA) serta Teleskop Luar Angkasa Hubble.
Dengan kombinasi data dari dua wahana antariksa ini, para ilmuwan dapat mengamati pergerakan butiran debu di dalam cakram HH 30 dengan sangat detail. Mereka menemukan bahwa debu di dalam cakram ini sedang bermigrasi dan mengendap dalam lapisan padat, sehingga berpotensi membentuk cikal bakal planet.
Selain debu, terdapat juga beberapa lapisan gas yang berperan dalam pembentukan planet. Salah satu lapisan ini berasal dari pancaran jet gas yang dikeluarkan oleh bintang.
Sementara itu, lapisan lainnya berasal dari aliran berbentuk kerucut yang dikelilingi oleh nebula yang memantulkan cahaya bintang. Penelitian ini mengungkapkan bahwa HH 30 merupakan lingkungan yang sangat dinamis, di mana butiran debu kecil dan semburan gas besar memiliki peran penting dalam pembentukan planet baru.
Temuan ini memberikan wawasan berharga tentang bagaimana sistem tata surya terbentuk dari cakram protoplanet yang mengelilingi bintang muda. Para peneliti menemukan bahwa butiran debu di dalam cakram ini memiliki ukuran yang sangat kecil, hanya sekitar satu per sejuta meter atau seukuran bakteri.
Butiran debu yang lebih besar cenderung terkonsentrasi di bagian cakram yang lebih padat. Sementara itu, butiran yang lebih kecil tersebar lebih luas.
Secara umum, sistem bintang membutuhkan waktu puluhan juta tahun untuk terbentuk. Proses ini dimulai dari awan debu dan gas yang padat dan bergejolak.
Kemudian berkembang menjadi protobintang yang bersinar redup, sebelum akhirnya menjadi bola plasma raksasa yang menjalankan reaksi fusi, seperti Matahari kita saat ini. Para ilmuwan percaya bahwa planet terbentuk di sekitar bintang muda ketika partikel debu dan gas bertabrakan dan saling menempel.
Proses ini berlangsung selama jutaan tahun hingga membentuk planet yang utuh.
(Tifani)