Al Qaeda Punya `Inspire`, Geng Yakuza Jepang Terbitkan Majalah

Yamaguchi-gumi Shinpo menampilkan apapun, dari puisi tradisional atau haiku, tips-tips, hingga laporan memancing.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 16 Jul 2013, 13:31 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2013, 13:31 WIB
yakuza-koran-130716b.jpg
Al Qaeda sudah melakukannya, kini giliran kelompok mafia besar di Jepang, Yakuza, menerbitkan majalah untuk meningkatkan semangat para anggota.

Sebuah kelompok Yakuza telah menerbitkan majalah untuk para anggotanya, menampilkan apapun, dari puisi tradisional atau haiku, tips-tips, hingga laporan memancing para gangster. Demikian dilaporkan Tokyo Times, seperti dilansir News.com.au, Selasa (16/7/2013).

Namanya Yamaguchi-gumi Shinpo. Majalah itu tak dijual untuk umum namun dipublikasikan internal di antara 27.700 anggota geng Yamaguchi-gumi.

Yamaguchi-gumi, yang berkantor pusat di kota pelabuhan barat Kobe, masih menjadi kelompok Yakuza terbesar dan paling ditakuti, meski jumlah anggotanya menyusut  3.300 orang dari tahun lalu.

Halaman depan majalah, yang diproduksi secara profesional menampilkan logo geng berbentuk berlian. yang kerap dibawa oleh sang bos, Kenichi Shinoda -- yang  menginstruksikan anggota mudanya untuk mempelajari nilai-nilai Yakuza tradisional, termasuk loyalitas dan disiplin.

Publikasi ini dipandang sebagai langkah untuk memperkuat hubungan di dalam kelompok. Di tengah laporan kesulitan yang dihadapi Yakuza untuk mengumpulkan uang dan mendapatkan rasa hormat dari masyarakat. Nama mereka sudah terlanjur tercoreng.

"Dengan majalah itu, Yamaguchi-gumi berusaha menunjukkan pada publik bahwa ia adalah organisasi lama yang menjunjung tinggi nilai-nilai tradisional Jepang. Bahwa anggota mereka bukan sekelompok preman yang kerap berbuat kekerasan seperti yang terjadi di Kyushu," kata Jake Adelstein, ahli Yakuza dan penulis buku Tokyo Vice -- memoarnya sebagai reporter kriminal di Tokyo, seperti dimuat Guardian.

Sudah jadi rahasia umum, Yakuza terkenal karena kiprahnya dalam dunia hitam, termasuk perjudian, perdagangan narkoba, prostitusi, dan pemerasan dengan dalih memberi perlindungan.

Namun, catatan Badan Kepolisian Nasional Jepang menunjukkan, jumlah anggotanya terus menurun hingga ribuan dalam beberapa tahun terakhir.

"Mereka mungkin merasa kesulitan di bawah peraturan anti-mafia yang melarang mereka membuka rekening bank baru dan menandatangani kontrak real estate'' demikian ujar sumber kepada Tokyo Times.

Yakuza bukan yang pertama menerbitkan media. Sebelumnya Al Qaeda menerbitkan majalah "Inspire" versi online, yang menampilkan banyak artikel, termasuk cara membuat bom dan bagaimana melakukan serangan. (Ein/Yus)





Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya