Perdana Menteri (PM) Australia Tony Abbott menolak meminta maaf ke Indonesia atas isu penyadapan yang dilakukan Negeri Kanguru terhadap Presiden SBY dan sejumlah pejabat negara lainnya. Tapi tidak demikian dengan warga Australia. Sebagian besar warga Australia setuju PM Abbott harus minta maaf ke Indonesia.
Berdasarkan polling atau jajak pendapat yang dilakukan Sydney Morning Herald, Senin 18 November malam yang dilansir Liputan6.com, Rabu (20/11/2013), 59% dari 2.604 responden atau mayoritas warga Australia menginginkan negaranya untuk meminta maaf ke Indonesia. Sisanya 34% mengatakan Canberra tidak mesti meminta maaf ke Jakarta dan 7% tidak yakin dengan kedua pilihan tersebut.
Atas isu penyadapan ini, Indonesia menarik Duta Besar untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema. Dubes Nadjib kini telah berada di Indonesia untuk menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk membahas penyadapan tersebut.
Lewat akun Twitternya, SBY mengatakan, tindakan itu telah mencederai hubungan strategis dengan Indonesia, sebagai sesama negara demokrasi. Karenanya, pemerintah melancarkan protes dan meminta penjelasan Australia atas tindakan spionase tersebut.
"Sejak ada informasi penyadapan AS & Australia terhadap banyak negara, termasuk Indonesia, kita sudah protes keras. *SBY*," kicau SBY lewat akun Twitter resmi, @SBYudhoyono, Senin 18 November malam.
SBY menjelaskan, pemerintah RI telah melakukan langkah tegas, seperti menarik Duta Besar RI untuk Australia dan meninjau kembali sejumlah agenda kerjasama bilateral atas tindakan Australia yang SBY sebut menyakitkan.
"Kita juga akan meninjau kembali sejumlah agenda kerjasama bilateral, akibat perlakuan Australia yang menyakitkan itu. *SBY*," ujar SBY.
Namun PM Australia Tony Abbott menolak untuk meminta maaf dengan dalih setiap pemerintah memang mengumpulkan informasi asing, seperti negara lain.
"Yang penting, kami menggunakan semua sumber daya kami, termasuk informasi untuk membantu teman-teman dan sekutu kami, tidak untuk menyakiti mereka," kata Abbott dikutip ABC.
Abbott mengatakan pemerintah Australia tidak harus menjelaskan secara detil apapun usaha yang dilakukan untuk melindungi negaranya. Sebagaimana negara lain berusaha melindungi diri.
"Orang lain meminta kita untuk tidak melakukannya lagi kemudian mereka melakukan persiapan untuk melakukannya," tegasnya.
Menurut Abbott, penyadapan yang dilakukan intelijen Australia itu 'wajar' dilakukan. "Saya tidak yakin bahwa Australia harus meminta maaf atas operasi pengumpulan intelijen yang wajar, sama seperti saya tidak mengharapkan negara-negara atau pemerintah lain untuk meminta maaf atas operasi pengumpulan intelijen mereka yang wajar," tandas Abbott. (Riz/Mut)
Polling: Warga Australia Desak PM Abbott Minta Maaf ke Indonesia
Namun Perdana Menteri (PM) Australia Tony Abbott menolak meminta maaf ke Indonesia.
diperbarui 20 Nov 2013, 09:26 WIBDiterbitkan 20 Nov 2013, 09:26 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Masalah Terus Mendera, Sholat Tak Berdampak Positif jika Dilakukan Seperti Ini
Kekurangan Pengawas Madrasah, Kemenag Tak Segera Angkat Calon Yang Lulus Tes
Maruarar Sirait: Pemilih Nonmuslim Tinggalkan Pramono-Rano Karno karena Didukung Anies
Dikelola Kemenhut, TN Alas Purwo Dikenakan Tarif Nol Rupiah bagi Umat Hindu yang Beribadah di Pura Luhur Giri Salaka
Pengantin Menyesal Salah Pilih Vendor Dekorasi Pernikahan, Mengaku Tertipu Portofolio
Dugaan Korupsi di Bank Pemerintah, Kredit Modal Kerja Rp2 Miliar Digelapkan
Kisah Gus Maksum Sembuhkan Pemabuk Hanya dengan Sepucuk Surat, Karomah Wali
Semeru, Gunung Tertinggi Jawa yang Menyimpan Misteri
Tidak Melulu Putih Ini Warna-Warna Petir
Relawan Prabowo Dukung Isran Noor, Kode IKN Lanjut?
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Sabtu 23 November 2024
Melihat Desa Kecil di NTB yang Membangkitkan Harapan Hutan Bakau