Isak tangis seorang bayi mewarnai suasana posko pengungsian sementara di Bandara Militer Cebu. Tampak seorang wanita paruh baya bernama Marria Corjudylyn sedang memberi air susu ibu (ASI) untuk bayinya yang terus menangis.
Bayi bernama Elcorj Riezha ini adalah salah satu saksi hidup bencana topan Haiyan pada 8 November 2013 lalu. Saat itu, usia Elcorj masih sangat dini. Baru berumur 1 minggu.
Marria menceritakan saat topan dan ombak tinggi menerjang rumahnya. Ia bersama keluarga, termasuk bayinya, Elcorj, berhasil menyelamatkan diri.
"Saat kejadian saya memeluk Elcorj dan berlindung di bawah kolong tempat tidur rumah nenek kami. Sedangkan 3 anak saya dilindungi suami saya," kata Marria saat dievakuasi ke dalam pesawat hercules TNI AU dari Tacloban ke Cebu kepada Liputan6.com, Kamis 21 November 2013, waktu setempat.
Dia menjelaskan, saat bersembunyi, tiba-tiba air mulai naik dan masuk ke dalam rumah. Bersama keluarganya, ibu berusia sekitar 35 tahun itu pindah ke rumah tetangganya yang lebih tinggi.
"Saat itu cuaca sangat ekstrem. Saya pindah bersama keluarga ke rumah tetangga yang terdapat 2 rumah di sebelah kiri rumah kami," kenang Marria.
"Perjalanan itu sangat menyeramkan. Setelah tiba di rumah tetangga, kami memilih menetap di situ," imbuh dia.
Setelah topan, badai dan ombak berlalu, warga Marabut Provinsi Western Samar itu pindah ke pusat evakuasi di tengah kota, bersama keluarganya. Di situ, ia diberi pengobatan dan barang-barang kebutuhan untuk bayinya.
"Kami mendapat makanan, dan pengobatan di tempat evakuasi," ujarnya.
Marria memilih dievakuasi ke Bandara Cebu bersama TNI AU demi menolong sang bayi yang masih kecil. Setelah dari Cebu, ia akan pindah ke Bais City, Provinsi Negros Oriental untuk tinggal bersama bibinya.
"Sampai sekarang kita belum memiliki tempat tinggal tetap di Samar. Rumah saya hancur. Saya lebih memilih mengungsi membawa anak-anak saya ke rumah bibi di Bais City," ucap Marria.
Ditemani kakaknya, Marria mengungsi bersama 4 anaknya. Saat ini, ia dan keluarga masih berada di posko pengungsian sementara di Cebu sambil menunggu diantar militer Filipina ke rumah bibinya. [Baca juga: Cerita Pilu Anna, Pengungsi Tacloban yang Mencari Suaminya] (Riz/Sss)
Kisah Bayi 1 Minggu Diterjang Topan `Monster` Haiyan
Marria menceritakan saat topan dan ombak tinggi menerjang rumahnya. Ia bersama keluarga, termasuk bayinya berhasil menyelamatkan diri.
Diperbarui 22 Nov 2013, 08:23 WIBDiterbitkan 22 Nov 2013, 08:23 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Produksi Liputan6.com
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Cara Menghilangkan Jerawat di Dagu: Panduan Lengkap dan Efektif
Manchester United Siapkan Rp 1 Triliun untuk Rebut Pemain Bertahan Incaran Real Madrid
Lebih Untung Investasi Emas atau Berlian? Simak Jawabannya di Sini
Pemerintah Prediksi Puncak Arus Mudik Lebaran 26-28 Maret, Arus Balik 6-7 April 2025
Militer Sudan Rebut Kembali Istana Kepresidenan Usai Dua Tahun Perang Saudara
Perda PBG Disahkan, Bupati Bandung: Jangan Ada Rumah Membelakangi Sungai
Air Canada Ganti Peta dalam Pesawat Setelah Hapus Israel Sebagai Wilayah Palestina
7 Potret Tina Bleszynski Keponakan Tamara Bleszynski, Rintis Karier di Hollywood
Inara Rusli Santai Tanggapi Kabar Virgoun Dekat dengan Luna Alhamdy: Fokus Kerja dan Anak
Top 3 Islami: Umat Nabi SAW Pasti Mendapat Malam Lailatul Qadar, Cara Sholat Taubat 10 Hari Terakhir Ramadhan, Gus Baha - Buya Yahya
Aura Misterius, Ini 7 Zodiak yang Memikat dengan Keunikannya
Cuaca Hari Ini Sabtu 22 Maret 2025: Pagi Jabodetabek Diprakirakan Berawan