Terapi Koyo Tak Bantu Wanita Hamil Berhenti Merokok

Terapi mengganti rokok dengan patch nikotin atau koyo nikotin menurut penelitian tidak membantu para wanita hamil berhenti merokok.

oleh Kusmiyati diperbarui 19 Mar 2014, 16:00 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2014, 16:00 WIB
Hamil Sakit Punggung
(Foto: Boldsky.com)

Liputan6.com, Jakarta Para ibu hamil yang juga perokok mungkin sedang mencari cara untuk berhenti merokok guna menjaga kesehatan calon bayi. Salah satu cara yang dipilih yakni menggunakan koyo nikotin (patch nikotin). Namun sayang menurut penelitian hal tersebut tidak dapat membantu perokok untuk menghentikan kebiasaan menghisap nikotin.

Penelitian ini melibatkan 402 wanita hamil di Perancis yang merokok setidaknya lima batang sehari. Di usia kandungan mereka sekitar 12 minggu mereka diberikan patch nikotin.

Sebagai pembanding di usia kandungan 20 minggu mereka diminta menggunakan koyo plasebo. Selain diberi kedua produk tersebut, para wanita hamil itu juga mendapatkan konseling untuk membantu mereka berhenti merokok.

Hasil penelitian menunjukkan, hanya 5,5 persen wanita yang menggunakan koyo nikotin bisa berhenti merokok, dikutip Health, Selasa (18/3/2014). Sedangkan dengan menggunakan plasebo hanya 5,1 persen yang bisa berhenti merokok. Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal BMJ pada 11 Maret.

Hasil penelitian tersebut membuktikan terapi penggantian nikotin pada perokok hamil perlu banyak pertimbangan salah satunya tekanan darah.

"Hasil penelitian ini mengecewakan karena sulitnya membuat para pecandu rokok yang sedang hamil untuk membuat mereka berhenti. Harus ada upaya baru untuk mengevaluasi mereka dengan pendekatan yang lebih baik lagi," kata Peneliti, dr Ivan Berlin dari Hopital Pitie Salpetriere Universite di Paris.

Mneurut Ivan, perilaku para ibu hamil dapat membantu mereka untuk berhenti. "Kami terus berupaya mengidentifikasi dan menguji pengganti rokok lain agar pecandu tidak merugikan kesehatan janin," kata Ivan.

Psikiater, Leonie Brose dari Institute of Psychiatry di King College London ikut menanggapi hasil penelitian ini. "Bimbingan konseling yang rutin mungkin akan lebih membantu mereka mengubah kebiasaan merokoknya," kata Leonie.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya