Dua Kutub Ekstrem pada Gangguan Bipolar

Istilah bipolar disorder mendadak terkenal usai salah satu bintang sinetron dan penyanyi tanah air, Andriani Marshanda, mengaku menderitanya

oleh Benedikta Desideria diperbarui 15 Agu 2014, 21:00 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2014, 21:00 WIB
Ilustrasi Bipolar (2)
Ilustrasi Bipolar

Liputan6.com, Jakarta Istilah bipolar disorder mendadak terkenal usai salah satu bintang sinetron dan penyanyi tanah air, Andriani Marshanda, mengaku dirinya menderita gangguan bipolar tipe 2 oleh dokter ahli jiwa yang menanganinya.

"Kata dokter Richard saya menderita bipolar disorder tipe 2," terang Marshanda saat ditanyai host Alvin Adam apakah ia mengidap bipolar dalam program televisi Just Alvin di Metro TV pada Minggu (10/8/2014).

Bipolar disorder atau gangguan bipolar adalah salah satu jenis gangguan kejiwaan. Istilah bipolar sendiri mengacu pada adanya dua kutub yang melanda mood pasien bipolar secara bergantian, yaitu kutub manik dan kutub depresi.

"Manik adalah mood yang meningkat. Dia merasa gembira luar biasa. Dia punya tenaga luar biasa, tidak merasakan capai. Dia bisa berbicara banyak sehingga kita tidak bisa menyela perbincangannya. Idenya sangat banyak. Dia bisa punya percaya diri luar biasa. Dia bisa tidak tidur tanpa ada rasa lelah. Dan keinginan seksualnya pun tak terbendung," tutur dokter spesialis kejiwaan dari Departemen Psikiatri FKUI/RSCM DR. dr. Nurmiati Amir SpKJ(K) .

"Dia pun bisa melakukan tindakan menyerempet bahaya. Misalnya mengebut di jalan raya karena percaya diri luar biasa. Bisa juga pergi ke diskotik dan mencari ekstasi untuk menambah euforianya," terang dokter Nurmiati Amir dalam Diskusi Bulanan IDI di Jakarta (13/8/2014).

Seseorang dikatakan dalam episode manik ketika gejala-gejala yang sudah disebut berlangsung satu minggu, tambah Nurmiati.

Namun suatu saat ia akan merasakan perasaan depresi. Ia akan merasakan suasana hatinya sedih luar biasa sepanjang hari selama berhari-hari.

"Berkebalikan dengan manik, ia akan merasa murung, menangis terus menerus, merasa tidak ada tenaga sampai-sampai untuk mengangkat sendok dia tidak berdaya," terang Nurmiati.

Pada saat episode depresi, pasien bipolar tidak memiliki minat pada apa pun, termasuk terhadap sesuatu yang pada saat kondisi normal ia sukai. Lalu, ia pun merasa bersalah padahal tidak ada kesalahan yang ia buat.

"Misalkan ia hanya melakukan kesalahan kecil, namun ia merasakan kesalahan itu sangat luar biasa hingga berpikir untuk bunuh diri. Karena merasa hidup tidak ada guna lagi,"ujar Nurmiati.

Kondisi-kondisi inilah yang terjadi pada pasien bipolar disorder. Namun ada suatu ketika ia kembali pada keadaan normal seperti sebelum sakit. Sehingga ia bisa beraktivitas seperti biasa seperti biasa.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya