Fantasi Seks, Seberapa Perlu?

Fantasi seks setiap individu berbeda-beda

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 31 Okt 2014, 21:30 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2014, 21:30 WIB
50 Shades of Grey Pamer Adegan Seks Menyimpang di Trailer Perdana
Belum lama ini, sebuah trailer perdana 50 Shades of Grey resmi dirilis Universal Pictures melalui situs video YouTube.

Liputan6.com, Jakarta Sejumlah orang berpendapat bahwa fantasi seks merupakan sejenis mekanisme untuk bertahan hidup atau suatu cara untuk memainkan situasi yang mungkin saja tidak bermoral, berbahaya, atau melanggar hukum.

Namun, satu yang pasti, pada dasarnya setiap individu memiliki fantasi seks yang hanya perlu dinikmati, daripada membaca terlalu banyak untuk mencari tahu artinya.

Scott Hays dalam buku berjudul `Built for Sex: Terlatih untuk Bercinta` yang dikutip Health-Liputan6.com, Jumat (31/10/2014) mengatakan bahwa cara sederhana dalam menikmati fantasi seks adalah melakukan apa yang sudah kita lakukan dan menggunakannya sebagai umpan ketika masturbasi.

"Akan terasa mengasyikkan kalau kita bisa mewujudkannya secara aman dengan cara berakting bersama pasangan," kata Scott. Dan halangan terbesar untuk melakukan itu adalah rasa malu.

Ketika praktik, segelintir wanita merasa bodoh dan konyol bila harus berdandan seksi ala pelayan Prancis, hanya untuk memenuhi fantasi seks pasangannya, atau mungkin dirinya sendiri. Tapi, jika pasangannya dapat membantu dia mengatasi kendala itu, yang seringkali memulai permaianan terlebih dulu, kemungkinan besar wanita tersebut bersedia ikut serta.

"Saat berbagi fantasi, gunakan akal sehat," kata dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya