Liputan6.com, Jakarta Kanker, menjadi salah satu penyakit yang paling mengerikan bagi seluruh umat manusia di mana pun. Kanker bisa mengenai siapapun tanpa pandang bulu. Sayangnya, kanker kerap kali tidak memberikan tanda-tanda apabila telah terserang.
Akibatnya, angka kematian yang disebabkan oleh kanker pun meningkat dalam. Bahkan, diprediksi peningkatan penderita kanker akan mencapai dua kali lipat dalam 20 tahun. Lantas, bagaimana cara mengatasi dampak buruk ini?
“Pencegahan kanker terbagi dua, primer dan sekunder. Apabila Anda dekat dengan faktor-faktor risiko yang sulit dihindari, seperti usia semakin menua, genetik, dan kerentanan genetik, mulai hindari risiko lainnya,” ujar dalam Prof. DR. Dr. Soehartati Gondhowiardjo, Dp. Rad (K) Onk. Rad pada Seminar Awam bertema 'Hidup Sehat Hindari Kanker' di Gedung Kementerian Kesehatan RI, Kuningan - Jakarta pada Sabtu (7/2/2015).
Advertisement
Menghindari konsumsi tembakau, panganan berpengawet, pewarna, radiasi, hingga virus dapat membantu Anda terhindar dari kanker. Kunci dari pencegahan primer ini tentunya adalah hidup sehat.
Hidup sehat bisa didapat dengan tidak menjadi perokok aktif maupun pasif, berolahraga, mengkonsumsi makanan tinggi serat dan rendah lemak, menghindari makanan berpengawet, dan juga konsumsi alkohol.
Sementara itu, pencegahan sekunder dilakukan dengan cara skrinning dan juga deteksi dini. Deteksi dini berguna untuk mencegah pemberian kesempatan bagi kanker untuk tumbuh subur. Proses tumbuh kembang kanker cukup lama sehingga apabila dilakukan deteksi dini, keberhasilan pengobatan akan meningkat tajam.
“Deteksi dini bisa dilakukan dengan pemeriksaan sendiri, radiologi, laboraturium, dan endoskopik. Pemeriksaan ini dilakukan secara berkala, seperti pemeriksaan pada payudara yang baiknya dilakukan pada saat masa menstruasi berakhir,” Terang Prof. Dr. Abdul Muthalib, Sp. PD-KHOM.
Apabila pencegahan tidak berhasil dan saat dideteksi, ternyata kanker sudah menjangkit maka jangan menolak untuk melakukan pengobatan.
“Pengobatan kanker itu multidisiplin, tidak bisa berdiri sendiri. Terapi satu bisa bergandengan dengan terapi lain, dan tentunya obat, ,” kata DR. Dr. Marlinda Adham, Sp.THT-KL(K).
Pengobatan kanker banyak macamnya, namun yang sudah teruji adalah operasi atau terapi bedah, radiotherapy atau terapi radiasi, kemoterapi, terapi hormonal, dan terapi target. Terapi ini telah terbukti kebenaran berdasarkan medis. Keberhasilan juga dipengaruhi dengan adanya terapi suportif dari orang terdekat.
“Banyak orang yang takut dengan pengobatan kanker. Seperti biopsi, yang gunanya untuk mengambil contoh jaringan kanker untuk diteliti. Bilangnya tidak mau, tapi nanti akhirnya datang kembali dengan stadium yang lebih lanjut”, lanjut Dokter Marlinda Adham.
Kerontokan pada seluruh rambut merupakan salah satu ketakutan yang kerap melanda para penderita kanker. Ini merupakan efek samping dari kemoterapi. Tak perlu khawatir, setelah sekitar 6 bulan, rambut akan tumbuh baru kembali layaknya rambut bayi.
Begitu juga dengan kulit yang menghitam akibat paparan radiasi, tumbuh sariawan, atau kesulitan menelan perlahan akan sedikit demi sedikit menghilang. Dokter pun akan memberikan obat atau krim apabila hal-hal tidak menyenangkan tersebut muncul. Jadi, mari mulai tingkatkan sadar akan kanker dengan pola hidup sehat!