Vaksin BCG Masih Dipakai Walau Tak Maksimal Halau TB

Vaksin BCG belum efektif menurunkan prevalensi TB, tapi masih direkomendasikan.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 31 Mar 2015, 21:00 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2015, 21:00 WIB
WHO: Kasus Tuberkulosis di Eropa Terus Menurun
Foto kuman penyakit tuberkulosis, Mycobacterium tuberculosis (Foto:bpssoutheast.com)

Liputan6.com, Jakarta - Meski sudah sejak tahun 1960 vaksin BCG pencegah Tuberkulosis (TB) sudah digunakan, efektivitasnya dinilai sudah tidak lagi maksimal dan optimal.

"Karena sejumlah alasan dan penelitian, vaksin ini masih direkomendasikan untuk digunakan," kata Spesialis Paru Rumah Sakit Umum Pemerintah (RSUP) Persahabatan, DR. Dr. Erlina Burhan, MSc, SpP(K) dalam diskusi bertajuk Indonesia Bebas TB: Inovasi Dalam Pengobatan Multi Drug Resistant TB ditulis Selasa (31/3/2015)

Vaksin BCG, menurut Erlina masih tetap digunakan karena sejumlah alasan. Pertama, meski pada penelitian pertama pada 1960-an, BCG tidak sepenuhnya melindungi seseorang dari virus TB. Pada penelitian kedua, vaksin ini berhasil membentengi seseorang dari infeksi bakteri 'Mycobacterium tuberculosis' penyebab TB.

"Untuk itu, WHO melakukan penelitian ketiga dengan jumlah responden yang lebih besar. Hasilnya, WHO masih merekomendasikan vaksin BCG sebagai salah satu langkah pencegahan TB," katanya.

Dunia kedokteran, kata Erlina masih terus mengembangkan vaksin TB baru. Saat ini, ada 11 vaksin yang dikembangkan dengan 1 vaksin belum efektifyang ditemukan pada 2013.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya