Studi Kembali Buktikan, Menyusui Turunkan Risiko Kanker Payudara

Menurut ilmuwan dari California, Amerika Serikat, menyusui bisa menurunkan risiko kanker payudara.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 30 Apr 2015, 18:30 WIB
Diterbitkan 30 Apr 2015, 18:30 WIB
Alasan Pemberian ASI Eksklusif Selama 6 Bulan Cegah Kanker
Di Inggris, ada 11.500 kematian akibat kanker payudara setiap tahun di Inggris. Sebab, hanya 23 persen ibu yang bertahan menyusui.

Liputan6.com, Jakarta Satu lagi penelitian yang menunjukkan manfaat menyusui. Menurut ilmuwan dari California, Amerika Serikat, menyusui bisa menurunkan risiko kanker payudara.

Seperti diberitakan Healthday, Kamis (30/4/2015) penelitian ini melibatkan 1.600 wanita dengan kanker payudara yang menyusui. Mereka mengalami penurunan risiko kanker hingga 30 persen. Dan wanita sehat yang terus menyusui mengalami penurunan risiko kanker payudara hingga 28 persen.

"Secara keseluruhan, penelitian kami menegaskan bahwa menyusui tidak hanya baik untuk bayi, tetapi juga memiliki manfaat kesehatan potensial untuk ibu," kata pemimpin studi, Marilyn Kwan.

Menurut studi yang dipublikasikan secara online dalam Journal of National Cancer Institute, efek perlindungan dari memberikan ASI juga dapat mencegah kekambuhan atau kematian akibat kanker payudara.

"Penelitian ini didasarkan pada bukti-bukti sebelumnya tentang hubungan antara menyusui dan kanker payudara," kata Dr Joanne Mortimer, direktur Program Kanker di City of Hope Cancer Center, di Duarte, California.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) sendiri merekomendasikan pemberian ASI eksklusif harus dilakukan selama enam bulan, diikuti dengan Makanan Pendamping ASI (MP ASI) sampai satu tahun atau lebih. Menyusui membantu bayi terlindungi dari penyakit seperti diabetes, infeksi dan obesitas. Ibu yang menyusui juga memiliki risiko lebih rendah terhadap kanker payudara dan ovarium.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya