Liputan6.com, Jakarta Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada Yogyakarta mendukung "Gerakan Satu Juta Telur untuk Anak Indonesia" yang dicanangkan Ikatan Dokter Indonesia.
"Dukungan itu dalam bentuk penyerahan bantuan telur dan penyuluhan tentang tumbuh kembang anak," kata Ketua Komite Medis Rumah Sakit (RS) Universitas Gadjah Mada (UGM) Ristantio di Yogyakarta, ditulis Jumat (22/5/2015).
Baca Juga
Di sela peringatan Hari Bakti Dokter Indonesia (HBDI) 2015, ia mengatakan bantuan telur diserahkan oleh Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RS UGM Elisabeth Siti Herini kepada kader kesehatan dan seluruh pasien anak baik rawat jalan maupun rawat inap.
Advertisement
"Penyuluhan tentang tumbuh kembang anak dilakukan oleh dokter spesialis anak RS UGM Ade Febrina Lestari dengan sasaran seluruh pengunjung rumah sakit," katanya.
Dalam rangka memperingati HBDI 2015, kata dia, RS UGM juga mengadakan pelatihan pijat bayi untuk kader kesehatan.
"Sejak operasional rumah sakit dimulai pada 2012, RS UGM secara rutin mengadakan kegiatan pelatihan pijat bayi," katanya.
Menurut dia, pelatihan pada 2015 merupakan yang ke-4, dilaksanakan atas kerja sama RS UGM dengan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Melalui pelatihan itu diharapkan para kader kesehatan mampu meningkatkan keterampilan dalam mendampingi kegiatan pelayanan kesehatan di wilayahnya dan lebih berperan aktif dalam tindakan promotif dan preventif bagi kesehatan ibu dan anak.
"Kegiatan itu akan dilaksanakan dalam empat angkatan mulai 21 Mei sampai dengan 5 Juni 2015, masing-masing angkatan akan diikuti oleh 30 peserta yang merupakan perwakilan kader kesehatan kabupaten/kota di DIY," katanya.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) DIY Bambang Suryono mengatakan "Gerakan Satu Juta Telur Untuk Anak Indonesia" merupakan salah satu program yang dilaksanakan oleh IDI.
"Gerakan itu dilaksanakan mengingat masih kurangnya anak yang mendapat gizi cukup, dan telur diketahui sebagai salah satu sumber protein terbaik bagi anak," katanya.
Menurut dia, penyakit infeksi dan gangguan nutrisi di DIY harus mendapatkan perhatian serius khususnya oleh orang tua.
"Orang tua harus semakin sadar dalam memperhatikan nutrisi kepada anak. Anak-anak harus diperhatikan karena anak adalah investasi masa depan," katanya.