Minyak Goreng Menghitam dan Kurangnya Tenaga Medis Jadi Sorotan

Pada kunjungan kerjanya di Jawa Timur, rombongan anggota komisi IX DPR RI ‎bidang kesehatan menyoroti minyak goreng yang sudah menghitam

oleh Dian Kurniawan diperbarui 28 Agu 2015, 14:07 WIB
Diterbitkan 28 Agu 2015, 14:07 WIB
Minyak Goreng Menghitam dan Kurangnya Tenaga Medis Jadi Sorotan
Pada kunjungan kerjanya di Jawa Timur, rombongan anggota komisi IX DPR RI ‎bidang kesehatan menyoroti minyak goreng yang sudah menghitam

Liputan6.com, Jakarta Pada kunjungan kerjanya di Jawa Timur, rombongan anggota komisi IX DPR RI ‎bidang kesehatan menyoroti minyak goreng yang sudah menghitam dan kurangnya tenaga medis di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur. Rombongan tersebut di antaranya ‎adalah Ahmad Rizky Sadiq (PAN) Handayani (PKB), Sarmuji (Golkar), Abidin Fikri, Nihayatul Wafiroh (PKB) dan Gatot Sujito (Golkar)‎. ‎

Ahmad Rizky Sadiq mengatakan bahwa pengolahan makanan untuk jemaah calon haji harus sesuai dengan ketentuan pemenuhan kebutuhan gizi. "Kita tadi sama-sama melihat, termasuk wartawan, minyak yang dipakai menggoreng sudah sangat hitam. Itu tidak boleh lagi terjadi," kata Ahmad Rizky, Tim Pengawas Pemberangkatan Ibadah Haji, Bidang Kesehatan, Komisi IX DPR RI di Surabaya, Kamis (27/8/2015).

Ahmad menambahkan bahwa seharusnya untuk urusan makanan jamaah calon haji, tidak boleh mengacu tender untuk mencari pemenang dengan harga paling rendah. "Nilai menu makanan anggarannya Rp150 ribu, ketentuannya dua kali makan, dan dua kali snack. Jadi kedepan, jangan sampai ada seperti itu, minyak goreng yang menghitam karena dipakai berulang-ulang," imbuh Ahmad.‎

Selain menyoroti temuan minyak goreng yang menghitam karena telah dipakai berulang-ulang. Rombongan wakil rakyat dari Jakarta tersebut, juga menyoal keberadaan tenaga medis yang dinilai masih kurang. "Saat ini, ‎ada dua tenaga medis. Itu idealnya harus ada 5 tenaga medis untuk memberikan layanan keluhan kesehatan kepada jamaah calon haji," pungkas Ahmad. (Dian Kurniawan)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya