Virus Berumur 30.000 Tahun Ditemukan di Siberia

Virus berukuran 0,6 mikron sedang dikembangkan peneliti Prancis untuk mengetahui sifatnya masih mampu menular atau tidak.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 10 Sep 2015, 12:30 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2015, 12:30 WIB
Virus Berumur 30.000 Tahun Ditemukan di Siberia
Ditemukan virus berumur ribuan tahun di bawah lapisan permafrost di Siberia. (Foto: Newsweek)

Liputan6.com, London - Para ilmuwan menemukan virus raksasa prasejarah berukuran 0,6 mikron terkubur di bawah lapisan dalam permafrost Siberia. Peneliti asal Prancis kini sedang dalam upaya menghidupkan kembali virus yang ada sejak 30.000 tahun lalu.

Virus yang bernama Mollivirus sibericum ini merupakan virus prasejarah keempat yang ditemukan sejak tahun 2003 seperti disampaikan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences.

Tim peneliti kini sedang mencoba menghidupkan kembali virus yang ditemukan di timur laut Rusia ini. Peneltian sebelumnya juga pernah menemyukan virus raksasa lain di lokasi yang sama di tahun 2014 bernama Pithovirus sibericum yang ternyata masih bisa menginfeksi amuba.

Berdasarkan fakta tersebut, tim peneliti asal Prancis memperingatkan bahwa perubahan iklam dan peningkatakn eksplorasi industri di Kutub Utara dan Sub Artik bisa meningkatkan kemungkinan virus yang belum ditemukan lain bisa menimbulkan ancaman bagi manusia.

"Jika kita dapat menghidupkan virus Mollivirus sibericum, yang ditemukan pada lapisan dalam dan usia tua, hal itu bisa saja virus lain juga mampu bertahan," ungkap Direktur Structural & Genomic Information Lab Aix-Marseille University yang juga peneliti utama, Jean-Michel Claverie.

Mungkin lapisan es belum akan mencair besok, namun aktivitas pertambangan di daerah tersebut lama-lama bisa menggali lapisan beku. Bisa saja sesuatu yang buruk bisa memengaruhi orang yang bekerja di sana seperti diungkapkan Claverie seperti dikutip laman News Week, Kamis (10/9/2015).

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya