Liputan6.com, Jakarta Sekarang, Indonesia sudah memiliki Hari Ayah Nasional, yang dirayakan pada hari ini, 12 November. Menyambut perayaan ini, para ayah bisa mengetahui cara berkualitas untuk menghabiskan waktu dengan anak.
Banyak para ayah nyatakan mereka sibuk bekerja demi memenuhi kebutuhan materi keluarga hingga tak sempat memberikan perhatian kepada sang buah hati. Padahal mengasuh anak merupakan tugas berdua, ayah dan ibu.
Baca Juga
"Padahal menurut teori apa saja, mengasuh anak itu ya harus berdua. Mau di manapun pengasuhan anak itu ya ayah dan ibu," terang penggagas komunitas Ayah untuk Semua, Irwan Rinaldi dalam seminar singkat Hari Ayah Nasional di Cilandak, Kamis (12/11/2015).
Advertisement
Â
Â
Bila anak-anak tidak mendapatkan perhatian ayah ia akan jadi father hunger, si anak 'lapar' akan kehadiran ayah. Hal ini membuat anak perempuan jadi memiliki masalah seksual karena bukan ayah yang jadi cinta pertamanya. Sehingga ia tak memiliki pengetahuan batasan ketika disentuh oleh lawan jenis.
Sementara bagi laki-laki, kurangnya kehadiran pengasuhan ayah lebih kepada karakter. Ia jadi sosok yang sulit menentukan sikap karena ayahnya tak memberikan ini saat kecil seperti dituturkan Irwan.
Jadi Ayah Sibuk yang Baik
Namun bagi para ayah yang sibuk, kualitas mengasuh yang baik dapat memberi arti dalam kehidupan anak. Berikut empat hal penting pengasuhan bagi ayah sibuk seperti dituturkan Irwan.
1. Berhati-hati dalam tutur dan kata saat anak bangun dan akan tidur
Saat anak bangun tidur, bangunkan ia secara dengan kalimat yang baik sambil diusap-usap. Kalimat pertama yang didengar anak baik bagi seharian kehidupannya.
Lalu, sebelum tidur jangan biarkan ia tidur di depan televisi. Sebaiknya ayah menghantarkan ia tidur sambil menanyakan kepadanya apa hal yang paling menarik hari tersebut. Anak biasanya akan menceritakan hal terburuk ataupun terbaik. Jika terburuk peran ayah bisa memberikan dukungan semangat di dalamnya, jika baik ayah bisa melontarkan apresiasi.
"Apa yang ia simpan terakhir akan disimpannya selama 10 tahun kemudian," terang Irwan.
2. Lakukan secara berkualitas
Jika waktu kurang lakukan secara berkualitas, ini artinya melakukan segala sesuatu bersama anak. Misalnya saat menceritakan dongeng di malam hari, libatkan ia sejak awal. Mulai dari keinginannya mendengarkan dongeng, cara ayah berdongeng, hingga menanyakan ke Si Kecil hal terkait cerita dongen yang pernah dialami dalam kehidupan nyata.
Misalnya begini "Dek, bapak ada buku bacaan baru mau tahu nggak?" lalu tunggu jawabannya "Lihat sampul depannya seperti ini nih dek, ada seorang nenek-nenek tua," biasanya ia ikut bercerita.
3. Pahami anak
Jangan sama ratakan kalau mengasuh anak. Setiap rentang usia memiliki pola pengasuhan yang berbeda. Anak usia 0-10 tahun orangtua lebih banyak berbicara (70 persen) dan mendengarkan (30 persen). "Pada saat ini anak sedang banyak-banyaknya menyimpan kosa kata," terang pria yang aktif di dunia parenting 20-an tahun ini.
Sementara bagi anak pra-remaja hingga remaja, perbanyak dengarkan (70 persen) dan berbicara (30 persen). Pada saat pra remaja mereka butuh apresiasi dari orangtua. Setiap hari berikanlah apresiasi atas prestasi baik apapun yang dibuatnya.
4. Cintai anak apa adanya
"Jangan hanya cintai anak saat raportnya bagus. Tapi apapun kondisinya cintai dia, baik sedang ingusan atau hal buruk lain," tutur Irwan
Advertisement