Dosen UGM: Virus Zika Dulu Tidak Dianggap

Tahun lalu Indonesia memiliki catatan terkait virus Zika yang sedang menjadi perhatian.

oleh Yanuar H diperbarui 03 Feb 2016, 13:30 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2016, 13:30 WIB
Virus Zika
Nyamuk Aedes aegypti terlihat di tangan manusia (REUTERS/Jaime Saldarriaga)

Liputan6.com, Yogyakarta Tahun lalu Indonesia memiliki catatan terkait virus Zika yang sedang menjadi perhatian. Pasalnya dalam beberapa informasi menyebutkan jika virus tersebut dapat mengakibatkan kecacatan pada bayi. Ketua departemen mikrobiologi fakultas kedokteran Universitas Gajah Mada (UGM) Tri Wibawa mengatakan informasi virus yang menyerang ibu hamil dapat mengakibatkan kecacatan itu harus dibuktikan terlebih dahulu. Pasalnya jika hal itu dapat dibuktikan maka penyakit itu akan menjadi perhatian peneliti.

"Apakah betul data yang menunjukkan kecacatan pada anak berhubungan dengan anak perlu dibuktikan. Tidak ada informasi yang jelas," ujarnya di UGM, Selasa (2/2/2016).

Tri mengatakan virus zika ini sebelumnya virus yang tidak dianggap karena masih dianggap jenis penyakit tidak tergolong berat atau berbahaya seperti demam berdarah. Namun jika temuan virus Zika dapat mengakibatkan kecacatan pada bayi maka pemerintah harus segera bertindak cepat seperti membuat vaksin virus. Sementara membuat vaksin ini membutuhkan waktu yang lama yaitu 10 tahun.

"Kalo terbukti bahwa ada hubungan virus ini dengan kecacatan anak ada persoalan mengembangkan vaksin. Pasti harus mencoba pada ibu hamil kita tidak pernah trial pada ibu hamil. Karena Zika tidak pernah diperhatikan maka tidak ada yang mengembangkan vaksin. Kita mulai dari awal lagi," ujarnya.

Namun menurutnya pemerintah melalui Kemenkes sudah bertindak jika memang ditemukan ada potensi bahayanya virus Zika ini. Terkait temuan virus Zika di Jambi tahun lalu menurutnya harus dibuktikan lagi apakah virus tersebut sama dengan yang ada di Brasil. Pasalnya ada potensi virus ini berbeda dengan di Brasil dan cenderung sama dengan yang ada di Asia.

"Virusnya sama ngga dengan yang di sini dengan yang di Brazil. Kemungkinan ada potensi yang tidak sama dengan Amerika latin. Data yang dimunculkan membandingkan dengan di Sumatra, Asia dan Amerika Selatan. Cuma yang ditemukan di Jambi sama dekat dengan di Asia. Saya tidak tahu apakah yang di asia sama yang ada di Brazil," ujarnya.

Tri mengatakan masyarakat diharapkan mengikuti arahan dari pemerintah dan tidak perlu khawatir dengan virus Zika ini. Khusus di Yogyakarta belum ditemukan kasus virus Zika, namun sebaiknya warga dapat hidup bersih untuk menghindari penyebaran nyamuk. Walaupun disebutkan tidak ada korban yang meninggal dunia karena penyakit ini.

"Zika satu keluarga dengan virus dengue dan chikungunya. Virus yang ditularkan melalui nyamuk. Jadi harus bersih seperti 3 M itu. Hindari vektornya apa ya nyamuk itu. Kalo dari tanda tanda klinisnya itu seperti panas, persendian. Kemerahan. Mata merah. Kalo Zika itu matanya merah," ujarnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya