Liputan6.com, Jakarta Dampak yang sama juga dirasakan oleh orang-orang yang melihat Gerhana Matahari Total (GMT) dengan cara selfie. Meski tidak melihat langsung, kedua mata tetap terpapar sinar yang begitu kuat dari kamera yang ada di gawai.
"Yang dikhawatirkan ketika melihat Gerhana Matahari Total ini adalah retinopati mata menjadi rusak. Mau selfie atau tidak, kedua mata kita fokusnya memang ke arah situ," kata Sub Spesialis Vitreoretina di Eka Hospital Pekanbaru, Riau, Dr Surya Utama, SpM kepada Health Liputan6.com, Senin (7/3/2016).
Baca Juga
Baca Juga
Bahkan, sekali pun kita tidak berada di titik utama yang menjadi pusat untuk melihat GMT seperti di Jembatan Ampera di Palembang, tetap saja tidak boleh selfie atau dengan mata telanjang.
Advertisement
"Memang ada tempat-tempat tertentu kita dapat melihat jelas Gerhana Matahari Total. Tapi selama kita berada di kota itu, dampaknya akan sama saja. Karena sinarnya menyebar ke seluruh tempat," kata Surya menambahkan.
Ketika Gerhana Matahari terjadi, suasana akan menjadi gelap selama beberapa saat yang membuat kelopak mata kita terbuka selebar-lebarnya. Pupil juga membesar dan iris terbuka lebar karena membutuhkan cahaya.
Maka itu, Surya menganjurkan untuk menggunakan kacamata atau teropong dengan filter perak. Jika mau lebih aman lagi, lihat saja Gerhana Matahari Total di rumah melalui televisi.