Liputan6.com, Jakarta Panggilan hati seseorang itu berbeda-beda. Bagi seorang dokter ada yang memilih menjalankan kariernya di kota, tapi tidak sedikit pula yang memilih mengabdi pada masyarakat desa. Yang kedua itu jadi pilihan dokter gigi Denie Candra Asmara.
Pria yang biasa disapa dokter Denie ini memilih bekerja di sebuah puskesmas yang berjarak sekitar 270 km dari ibukota Sumatera Selatan, Palembang. Tepatnya, ia bertugas di Puskesmas Pajar Bulan, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.
Baca Juga
Menurut pria lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, kehadirannya sebagai dokter gigi lebih dibutuhkan di sini dibandingkan di kota.
Advertisement
"Di sini masyarakatnya lebih membutuhkan dokter gigi. Berbeda dengan di kota. Sehingga di sini saya senang bisa membantu mereka yang membutuhkan," kata Dokter Denie saat dihubungi Health-Liputan6.com ditulis Selasa (18/10/2016).
Sebelum kehadirannya pada 2013 lalu, tidak ada dokter gigi di puskesmas ini. Memang dulu pernah ada, namun entah beberapa tahun sebelumnya. "Entah kapan, saya juga tidak sempat bertemu dengan dokter gigi sebelumnya," tutur Denie.
Denie pun akhirnya mantap untuk bekerja mengabdi menjadi dokter gigi bagi 18 ribu warga yang masuk dalam wilayah kerja Puskemas Pajar Bulan. Keramahan warga serta sejuknya udara pegunungan di wilayahnya bekerja membuatnya makin betah bertugas di sana.
Sejak awal bertugas, Denie pun memberikan porsi lebih mengenai tindakan preventif dalam menjaga kesehatan gigi. Ia pun memberikan porsi besar tentang pencegahan pada anak-anak usia Sekolah Dasar (SD).
Gerakkan siswa SD jadi kader kesehatan
Gerakkan siswa SD jadi kader kesehatan
Menjaga kesehatan gigi baiknya dimulai sejak usia dini. Untuk menanamkan kebiasaan menjaga kesehatan gigi dan mulut pun baiknya diberikan sedari kecil.
Terkait hal tersebut, Denie mencetuskan ide agar siswa SD aktif terlibat sebagai perpanjangan tangan dari petugas medis puskesmas, khususnya kesehatan gigi dan mulut lewat program 'Kader Gigi Sehat'. Program ini dimulai dari SDN 4 Semende Darat Ulu pada Maret 2016.
"Kalau mendidik anak-anak itu kan masih fresh. Masih bisa mudah 'memasukkan' informasi-informasi. Sehingga anak-anak merupakan masa terbaik mengenai pentingnya jaga kesehatan gigi dan mulut," tutur pria yang gemar membaca buku ini.
Denie pun memilih siswa berprestasi kelas 1-5 SD untuk menjadi Kader Gigi Sehat. Namun kader yang dipilih tidak sembarangan. Kader Gigi Sehat harus masuk peringkat lima besar di sekolah dan memiliki jiwa kepimpinan.
"Kader yang dipilih itu harus pintar, paling tidak masuk lima besar karena memang dipilih yang memiliki daya tangkap materi mengenai kesehatan gigi. Lalu, kedua harus punya jiwa kepimpinan karena anak ini nantinya akan bekerja memimpin dan mengawasi saat menjadi Kader Gigi Sehat," tutur Denie.
Akhirnya terpilihlah 23 siswa berprestasi menjadi Kader Gigi Sehat. Mereka pun kemudian mendapatkan pelatihan mengenai cara menggosok gigi yang benar, mengenali lubang gigi, serta cara mengedukasi teman-teman dan keluarga tentang pentingnya menjaga gigi sehat.
Tugas para Kader Gigi Sehat diantaranya mencatat dan melaporkan kepada pembina UKS sekolah jika ada siswa yang sakit gigi dan mulutnya. Lalu memastikan seluruh murid di kelas sudah sikat gigi pagi hari serta mampu menjaga kesehatan gigi dan mulut, serta mengetahui cara menggosok gigi yang benar.
Advertisement
Tanda kesuksesan Kader Gigi Sehat
Tanda kesuksesan Kader Gigi Sehat
Salah satu hal yang menarik lewat program Kader Gigi Sehat ini adalah ketertarikan siswa-siswa SD saat Denie dan tim medis datang untuk melakukan pencabutan gigi susu pada April lalu. Para siswa bukan takut malah antusias giginya dicabut.
"Pada saat kami datang bukannya lari menjauh, tapi kami dikerubuti. Mereka antusias sekali. Lalu pada saat pencabutan tidak ada yang nangis," cerita Denie.
Menurut Denie, para siswa tidak ada yang menangis saat cabut gigi. Semua itu berkat para kader yang bercerita tentang tidak sakit kala gigi dicabut. Dan rupanya cara itu sukses.
Melihat hasil positif di SDN 4 Semende Darat Ulu, rencananya Denie akan menjalankan program serupa ke SD-SD lainnya yang masuk wilayah kerja Puskesmas Pajar Bulan.Â
Berkat inovasi program Kader Gigi Sehat ini juga sukses mengantar pria kelahiran Kulon Progo, 17 September 1985 ini menjadi salah satu dari 216 Tenaga Kesehatan Teladan 2016 dari Kementerian Kesehatan. Penghargaan ini membawanya terbang ke Jakarta pada Agustus lalu.Â
Tak cuma menunggu pasien
Tak cuma menunggu pasien
Dalam menjalankan tugas sebagai dokter gigi, jangan bayangkan Denie hanya duduk di klinik gigi di puskesmas menunggu pasien datang. Tidak seperti itu. Denie aktif memberikan penyuluhan mengenai tindakan promotif menjaga kesehatan gigi dan mulut.
"Saya banyak di lapangan karena penting juga melakukan upaya promotif ke sekolah-sekolah ataupun masyarakat. Kan memang program yang sekarang berjalan lebih menekankan upaya promotif," tutur pria yang juga menyukai jalan-jalan ini.
Dengan aktif menjalankan program penyuluhan di sekolah-sekolah diharapkan mampu meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut. Harapannya nanti semakin sedikit masalah pada gigi dan mulut.
"Semakin sedikit pasien semakin bagus. Lalu, tanpa perlu menunggu sakit tapi rutin memeriksakan gigi ke dokter gigi," harap Denie.
Advertisement