Benarkah Menyusui Bisa Turunkan Berat Badan?

Apa yang membuat ibu baru langsing?

oleh Fitri Syarifah diperbarui 31 Okt 2016, 16:00 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2016, 16:00 WIB
Sedang Menyusui Kok Hamil, Harus Bagaimana?
Kaum ibu yang memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif kerap tak menyadari dirinya tengah berbadan dua lagi. Akibatnya, sang ibu kewalahan.

Liputan6.com, Jakarta Meski banyak wanita tidak percaya menyusui bisa menurunkan berat badan, namun sejumlah wanita nyatanya memperlihatkan bukti. Model Alessandra Ambrosio misalnya, setelah memiliki anak keduanya pada Mei 2012, bobot tubuhnya menyusut seperti semula. Rahasianya? pilates, surfing dan menyusui.

Memang belum ada penelitian yang membuktikan secara pasti apakah menyusui benar-benar bisa menurunkan berat badan atau tidak. Namun menurut penulis The F-Factor Diet, Tanya Zuckerbrot, M.S., R.D, menyusui bukan satu-satunya cara menurunkan berat badan.

"Kenapa ada wanita yang menyusui berat badannya turun? karena menyusui memang membakar 300-500 kalori per hari. Tapi ingat, wanita menyusui juga membutuhkan energi untuk membuat ASI," katanya, seperti dilansir Womenshealthmag, Senin (31/10/2016).

Menurut Zuckerbrot, jika seorang wanita menyusui kehilangan berat badan dengan cepat, itu biasanya karena dia tidak mengonsumsi makanan yang memiliki kalori ekstra.

Lantas, apa lagi yang membuat ibu baru langsing? Zuckerbrot mengatakan, wanita yang mudah langsing itu menjaga berat tubuhnya selama kehamilan. Tak heran, sebab dokter juga menyarankan wanita hamil untuk naik berat badan tak lebih dari 15 kilogram. Dan setelah melahirkan, ibu akan kehilangan sekitar enam kilogram karena berat bayi, plasenta darah dan cairan.

"Bisa dipahami bila wanita perlu banyak menurunkan berat badannya hingga cukup muat skinny jeans mereka. Tapi wanita perlu ingat untuk menurunkan berat badan dengan cara yang sehat," ujarnya.

Selebihnya, wanita bisa menjaga berat badan selama kehamilan mengingat risiko diabetes gestasional, berat badan bayi berlebih hingga komplikasi persalinan dan pre-eklampsia.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya