Liputan6.com, London - Manusia melakukan hubungan seks dengan robot seks diprediksi akan terjadi pada 2050. Namun, pakar robotik mengingatkan bahwa berhubungan seks dengan robot bisa menyebabkan kecanduan.
Hubungan seks antara manusia dengan manusia tentu saja harus dengan kesepakatan kedua belah pihak. Karena itu tak jarang, ada kalanya pasangan enggan, sehingga tidak jadi bercinta. Berbeda halnya dengan robot seks yang mau kapan pun diajak bercinta.
Baca Juga
"Sexbot (robot seks) selalu ada dan tidak akan bilang tidak saat bercinta. Sehingga mudah menimbulkan kecanduan," kata Joel seperti mengutip laman Daily Mail, Kamis (22/12/2016).
Advertisement
Tak hanya membuat kecanduan, besar kemungkinan robot seks memiliki kemampuan bercinta lebih baik dari manusia. Sama seperti teknologi lain yang menggantikan manusia, robot seks bisa melampuai teknik yang bisa dilakukan manusia.
"Karena robot seks bisa diprogram, masing-masing robot seks bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu," kata Joel lagi.
Mendengar paparan Joel, kehadiran robot seks begitu mengerikan. Namun menurut terapis seks dari Relate, Gurpreet Singh, kehadiran robot seks baik bagi kehidupan seksual pasangan.
"Silakan menikmati robot seks. Benda ini akan sama seperti mainan seks lainnya dalam sebuah hubungan seksual. Jika Anda dan pasangan tidak masalah dengan kehadiran robot seks, saya melihat itu bukan masalah," kata Singh.
Meski begitu, Singh mengingatkan bila seseorang tak lagi bercinta dengan manusia dan memilih robot seks, itu menjadi masalah. "Suatu masalah bila robot seks digunakan dengan alasan karena orang tersebut takut keintiman dengan atau karena orang tersebut menarik diri dari hubungan sosial," kata Singh.
Di sisi lain, kehadiran robot seks dianggap memiliki nilai positif. Menurut dosen dari NUI Galway, John Danaher adanya robot seks mampu menggantikan pekerja seks komersial (PSK).