Perut Buncit Bikin Ibu Hamil di Desa Pao Malu ke Puskesmas

Kebanyakan ibu hamil di desa Pao menolak untuk periksakan kehamilannya di puskesmas terdekat.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 13 Jul 2017, 08:30 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2017, 08:30 WIB
Ibu Hamil
Ibu hamil yang tinggal di gunung tidak mau pergi ke puskesmas terdekat.

Liputan6.com, Jakarta Ibu hamil perlu melakukan cek kehamilan secara teratur. Hal ini bertujuan agar janin yang dikandung dalam keadaan sehat. Kondisi ibu hamil pun perlu dicek, apakah ibu hamil sudah tercukupi kebutuhan gizi atau tidak.

Pengecekan kesehatan ini sebelumnya tidak dilakukan ibu hamil yang tinggal di gunung, salah satunya di Desa Pao, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Desa Pao termasuk desa yang berada di gunung dan terpencil.

Untuk mencapai puskesmas terdekat, perlu menempuh 4-5 kilometer dengan jalan kaki. Waktu tempuh sekitar 1-2 jam. Kondisi jalan pun tidak dapat dilalui kendaraan, baik kendaraan bermotor maupun beroda empat.

Tak ayal, ibu hamil kesulitan menuju puskesmas karena akses jalan yang tidak memadai dan jarak tempuh yang lama.

Ada juga alasan lain yang sering dilontarkan ibu hamil, yang membuat mereka tidak mau pergi ke puskesmas.

"Mereka bilang malu karena kehamilannya--perutnya yang membesar. Apalagi masuk usia 7 bulan atau 9 bulan. Malu dilihat orang-orang," ungkap Rohani Dg Te'ne, penerima penghargaan Heroines of Health 2017 dari GE Healthcare tatkala ditemui di Hotel Fairmont, Jakarta pada Rabu (12/7/2017).

Kini, ibu hamil di Desa Pao sudah mau memeriksakan kehamilan di puskesmas. Hal ini berkat bantuan Rohani, 48 tahun, yang mengajak sekaligus mengantar ibu hamil ke puskesmas. Rohani, yang juga berasal dari Desa Pao ikut mengantar ibu hamil ke puskesmas menggunakan tandu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya