Liputan6.com, Jakarta Meski menampung banyak sumber ilmu pengetahuan yakni buku, perpustakaan sempat menjadi tempat yang sepi dari kunjungan. Namun, generasi milenial menghidupkan kembali perpustakaan di Amerika Serikat.
Di 2016, paling tidak lebih dari setengah generasi milenial di Negara Paman Sam (berusia 18-35) mendatangi perpustakaan publik. Tak heran bila generasi ini menjadi yang paling banyak pergi ke perpustakaan dibandingkan generasi X (36-51 tahun) yaitu sebanyak 45 persen, sedangkan baby boomer (52-70) sebanyak 43 persen berdasarkan riset Pew Research Center.
Baca Juga
Melihat data ini, praktisi dari University of Washington Information School, Susan Hildret mengungkapkan generasi milenial menganggap perpustakaan sebagai tempat menarik bagi mereka.
Advertisement
"Fleksibilitas pada perpustakaan itu menarik bagi kaum milenial," kata Hildret kepada ATTN mengutip Jumat (28/7/2017).
Lalu, generasi milenial juga tidak menganggap perpustakaan sebagai tempat bagi anak-anak atau orang tua saja. Aneka tambahan fasilitas pada perpustakaan publik membuat generasi milenial menyukai tempat ini.
"Perpustakaan banyak berubah. Bukan hanya buku yang mereka cari saat di perpustakaan, tapi fasilitas lain seperti internet dengan kecepatan tinggi, video program pendidikan, atau menjadikannya sebagai tempat pembuatan hal-hal kreatif," kata staf Los Angeles Public Library, Eva Mitnick.
Â
Saksikan juga video menarik berikut:
Â
Kunjungan perpustakaan tinggi, potensi kematian industri lain
Generasi yang hemat
Melihat kunjungan generasi milenial yang tinggi, penulis buku Promote Yourself, Dan Schwabel melihat dari aspek perekonomian. Schwabel melihat tingginya generasi milenial ke perpustakaan sebagai salah satu bentuk berhemat. Pergi ke perpustakaan bisa menghemat pengeluaran membeli buku dan kuota internet.
"Generasi muda cenderung menggunakan layanan perpustakaan karena mereka memiliki pinjaman uang sehingga ingin menghemat uang," katanya
Kecintaan generasi milenial ke perpustakaan bisa berpengaruh ke kematian industri lain. Salah satunya percetakan buku.
"Tingginya peminjaman buku di perpustakaan adalah hal buruk bagi industri percetakan buku," kata Schwabel.
Advertisement